CHAPTER THIRTEEN

23.8K 1.8K 10
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Tujuh tahun yang lalu.

Malam ini Cally tidak perlu pergi ke bar karena Evan memberinya libur hari ini. Ia menghabiskan waktunya dengan tidur seharian dan bangun pada saat langit mulai menggelap.

Melewatkan makan siang dan hanya makan malam dengan makanan kaleng yang ia temukan di dalam kulkasnya.

Cally tidak sempat berbelanja dan juga ia terlalu malas untuk melangkah keluar dari apartmentnya.

Cally tinggal sendirian sejak satu tahun yang lalu dan salah satu alasannya adalah ibunya yang pindah ke Miami bersama dengan ayah tirinya setelah pernikahan mereka dan sejak saat itu mereka menetap di sana.

Cally tidak pernah berkunjung dan juga ia tidak nyaman berada di sana. Beberapa hari sekali ibunya menelefon untuk menanyakan keadaannya dan juga mengirimi uang kepadanya.

Semua orangtua selalu berpikir bahwa anak mereka adalah anak yang baik meski pada kenyataannya sangat mengecewakan.

Ibunya mengira bahwa Cally melanjutkan sekolahnya dan berkumpul secara normal bersama teman-teman seusianya. Namun nyatanya tidak.

Ponsel Cally berbunyi pada saat ia mematikan microwave. Cally mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan alisnya terangkat melihat nama yang tertera di atas layar ponselnya.

Ibu jarinya menggeser tombol hijau kemudian menempelkan benda kecil itu di telinganya dan sebuah suara langsung menyapa Cally dari seberang sana.

"Kau tidak bekerja hari ini?"

Pertanyaan itu membuat Cally menaikan alisnya sedikit kemudian menjawab pertanyaan itu.

"Tidak, kenapa?" balas Cally.

"Aku mendatangi club dan kau tidak ada."

"Evan memberiku libur hari ini."

Cally menjepit ponselnya pada bahu dan telinganya sambil mengeluarkan makanannya dari dalam microwave kemudian memindahkannya ke dalam piring yang sudah ia siapkan.

"Lalu sekarang kau ada dimana?"

"Di apartmentku."

"Dimana apartmentmu?"

Pertanyaan itu membuat Cally mengerutkan keningnya tipis lalu ia membalas bertanya.

"Kenapa kau ingin tahu alamatku?"

"Aku akan datang ke sana."

"Untuk apa?"

"Kita berangkat bersama malam ini, California."

Well, seperti perjanjian sebelumnya.

Vaughn menunjukkan taringnya dengan menumbangkan empat orang pada malam itu dan mengembalikan lima kali lipat dari kerugian yang Cally tanggung karena kekalahan yang sebelumnya.

Cally tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang datang kepadanya. Itu adalah seorang petarung sungguhan yang tidak terkalahkan.

Tidak peduli berapa banyak musuh dan berapa ronde permainan, Vaughn selalu menang.

Mungkin pria itu adalah jelmaan monster atau apa pun itu dan Cally berakhir sangat dekat dengan Vaughn meski mengingat kenyataan bahwa mereka baru menjadi rekan dalam periode waktu yang masih kurang dari satu bulan.

Tidak banyak hal yang Cally ketahui tentang pria itu selain nama dan juga kemampuannya sebagai petarung karena menurut Cally ia menghargai privasi pria itu seperti Vaughn yang tidak pernah menanyakan apa pun tentangnya.

Lagi pula selebihnya tidak penting selama Vaughn bisa terus menjadi kartu andalannya.

"California, kau masih di sana?"

Pertanyaan itu menyentak Cally kembali dan wanita itu bergumam pelan menanggapi pertanyaan itu.

"Berikan aku alamatmu."

Dan tanpa berpikir panjang Cally memberikan alamat apartmentnya kepada Vaughn.

Setelahnya, pria itu mengatakan bahwa ia akan sampai dalam sekejap sementara Cally hanya bergumam singkat dan menutup panggilannya.

Cally baru menyelesaikan makannya pada saat bel apartmentnya berbunyi. Cally melangkah ke arah pintu apartmentnya dan mengintip dari celah kecil sebelum ia membuka pintunya.

Pria dengan tubuh kokoh dan besar itu berdiri di hadapannya, Cally belum sempat menyapa Vaughn karena pria itu langsung menerobos masuk ke dalam apartmentnya.


Vaughn masuk ke dalam apartmentnya melewati Cally yang ada di depan pintu begitu saja tanpa mengatakan apa pun.

Cally baru akan memaki pria itu sebelum kedua matanya bergerak liar kepada Vaughn yang berisik dengan suara nafasnya yang terngah-engah.

Bersamaan dengan tubuhnya yang semakin merosot pada dinding hingga pria itu benar-benar berakhir duduk dengan punggung yang bersandar di sana.

Pria itu terlihat kesakitan dan meringis sambil memegangi sebelah tangannya.

Cally langsung berlutut dan menyentuh pada bagian yang menggelap di atas pakaian yang dikenakan oleh Vaughn, tepat di bagian lengan atasnya yang sebelah kanan.

Cally mendorong tubuh Vaughn dan mencoba untuk menatap wajah pria itu, namun Vaughn menunduk dan nafasnya berat.

Apa yang terjadi kepada pria itu?

Cally terkesiap saat merasakan basah pada telapak tangannya dan pada saat ia membaliknya dengan perlahan.

Kedua matanya melebar, Cally terkejut pada saat melihat cairan berwarna merah memenuhi telapak tangannya.

Tanpa sadar ia langsung mendesis tajam saat menyadari cairan apa itu.

"Vaughn! Kau berdarah!"

***

16 June 2017

A NIGHT TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang