CHAPTER SIXTEEN

22.3K 1.7K 17
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Cally kembali bekerja dan untuk sementara ini, Vaughn absen dari ring karena Cally menyuruh pria itu untuk memulihkan keadaannya.

Dengan keadaan sebelah lengannya yang terluka tentu akan mengurangi hasil pertarungan Vaughn.

Vaughn sendiri mencoba meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja namun Cally tidak ingin mendengar apa pun dari mulutnya.

Hingga satu minggu lamanya Cally tidak melihat pria itu, Cally kembali pada kegiatan normalnya bekerja di club menjadi asisten Evan dan pulang ke apartmentnya lebih awal.

Sebagai rekan seorang petarung, ia harus loyal kepada partner-nya. Itu adalah peraturan di sana.

Maka Cally tidak bisa datang ke sana sampai Vaughn pulih selama pria itu masih menjadi rekannya dan Cally tidak ingin menerima resiko kalah dalam pertarungan.

Maka Cally perlu menahan dirinya untuk pertarungan yang tertunda dan hanya menjalani kehidupannya hingga waktu yang tidak ia ketahui.

Cally tidak pernah menghubungi Vaughn dan pria itu juga tidak pernah muncul atau memberi kabar setelah Vaughn meninggalkan apartmentnya.

Cally ingat pada hari itu dimana pada saat Cally terbangun pria itu sudah tidak ada di apartmentnya.

Pria itu menghilang dan kali terakhir Cally mencoba menghubungi nomor pria itu, panggilannya tersambung ke kotak suara.

Pria itu terluka dan Cally tidak mengetahui apa pun tentang pria itu selain nama dan nomor yang pria itu berikan kepadanya.

Tatapannya terpaku pada sosok yang berdiri di luar halaman club yang sepi dan hanya ada penerangan remang-remang di atas sana.

Cally merasa familier dengan bahu kokoh dan juga lengan yang jelas tampak kekar di dalam balutan sweater berbahan yang cukup tebal dan gelap.

Selama beberapa saat ia membandingkan kemiripan itu dengan Vaughn namun detik berikutnya, itu tidak mungkin.

Pria itu terluka dan tidak mungkin bisa mengenakan sweater ketat yang menekan kepada bekas lukanya.

Dan pemikiran itu membuat Cally melanjutkan langkahnya dan memilih untuk mengabaikan sosok yang membelakanginya itu.

Wanita itu mengeratkan jaket yang dikenakannya, memasukan kedua tangannya ke dalam saku dan menutup kepalanya dengan tudung yang hampir menutupi wajahnya.

Cally menundukan kepalanya, menatap langkahnya hingga ia melewati sosok itu. Wanita itu menghela nafas pelan dan memejamkan matanya.

Akhir-akhir ini ia merasa badannya cukup berat dan juga langkahnya yang terkadang tidak seimbang.

A NIGHT TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang