CHAPTER FORTY SEVEN

7.3K 632 9
                                    

********************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**********************
**********************

Selama hampir satu bulan belakangan ini, tidak ada badai yang jauh lebih buruk dari pada malam dingin nan gelap yang ada di luar sana.

Di balik dinding tebal dan kokohnya bangunan tersebut, badai berupa guyuran hujan deras dan disertai angin kencang yang kemudian disusul dengan suara keras dari gemuruh yang tidak kunjung berhenti.

Cally membuka kedua matanya pada saat gemuruh itu mulai terasa seperti menggetarkan permukaan di sekelilingnya.

Matanya bergerak liar setelah ia mencoba untuk menyingkirkan rasa tidak nyaman pada kelopak matanya dan wanita itu mencoba untuk sedikit bangun dari tempat tidurnya lalu merasakan tubuhnya yang tertutupi oleh selimut tebal.

Keadaan begitu sunyi terlepas dari hujan yang tidak berhenti di luar sana.

Tidak ada cahaya, hanya ada kegelapan dan di dalam sana Cally bisa merasakan sesuatu yang berbeda.

Hingga wanita itu mengulurkan tangannya untuk meraba pada permukaan tempat tidur sambil berharap ia akan menemukan apa yang ia cari di sisinya.

Namun sayangnya, tidak ada apa pun di sana. Membuat Cally mengerutkan keningnya di dalam kegelapan.

Dengan topangan kedua tangannya, wanita itu menahan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya ke sandaran tempat tidur.

Cally bergerak dengan hati-hati karena ia tidak mengetahui posisinya saat ini. Ia tidak ingin terjatuh dari atas tempat tidur karena mengambil gerakan yang tiba-tiba.

Cukup sulit bergerak di dalam kegelapan namun ia pernah diajarkan tentang hal itu untuk kelancaran misinya dulu.

Cally turun dari tempat tidurnya yang cukup tinggi dan mulai meraba ke sekeliling sambil menjaga jarak agar dirinya tidak menjatuhkan benda apa pun.

Hingga ia menemukan gagang pintu, wanita itu membukanya.

Membawanya pada lorong panjang yang tidak kalah gelap dari kamar tidurnya.

Cally menarik nafas dalam karena keadaan ini membuatnya tidak nyaman.

Masih dengan kedua tangannya yang menyentuh pada permukaan dinding, wanita itu mulai melanjutkan langkahnya dengan perlahan-lahan.

Cally mendesis pada saat ujung jari kakinya yang tersandung benda tumpul namun cukup untuk meninggalkan rasa sakit di sana.

Kegelapan ini benar-benar meresahkannya terlebih ia tidak dapat menemukan siapa pun selama perjalanannya.

Hingga ia menemukan seberkas garis yang bercahaya. Tidak terlalu terang namun cukup untuk memberi Cally tanda bahwa ada seseorang di dalam sana.

Cally mempercepat langkahnya, masih dengan penuh kehati-hatian hingga ia mencapai sebuah kusen pintu berbahan kayu mahal yang sangat ia kenali.

A NIGHT TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang