19. Heart's content

12.6K 1.2K 144
                                    

Jangan kesel-kesel sama Aric, nanti kalian jadi suka loh;p

Jangan kesel-kesel sama Aric, nanti kalian jadi suka loh;p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam hangat dari Aric, enjoy guys!

***

Chapter 19

"Makasih ya Mel." ucap Luna lewat jendela mobil Meli yang terbuka. Gadis berperawakan tomboy itu mengangkat jempolnya atas-atas.

"Gue balik kalo gitu ya?" ucap Meli, Luna mengangguk.

"Hati-hati ya Mel." Luna melambaikan tangannya sambil memperhatikan mobil Meli yang sudah menjauh dari rumahnya. Setelah mobil Meli sudah benar-benar menghilang dari pandangannya, dan pada saat Luna berbalik hendak membuka pagar rumahnya—pergerakannya terhenti saat melihat lelaki yang ia kenal keluar dari pagar di depan sebelah kanan rumah Luna. Luna tersenyum pada Rio, dan Rio melambaikan tangannya pada Luna.

"Baru pulang Lun?" tanya Rio dengan nada sedikit berteriak dari depan rumahnya.

"Iya" balas Luna sambil mengangguk. "Mau kerumah Evan?" tanya Luna.

"Enggak, jauh soalnya." Untung saja komplek perumahan mereka sepi, jadi walaupun mereka tidak berteriak nyaring, suara mereka satu sama masih bisa terdengar.

"Loh? Jauh banget emang?" tanya Luna, Rio mengangguk.

"Iya, rumah Evan di Banten soalnya." Jawaban Rio membuat Luna menggaruk tekuknya—malu karena salah bertanya. Rio yang melihat gelagat lucu Luna tertawa kecil, pacar Aric yang satu itu benar-benar menggemaskan. Sayangnya, Aric begitu bodoh tolol dan tidak bersyukur telah ditemukan dengan gadis se-menggemaskan Luna. Jika Rio menjadi Aric, tentu Rio akan memilih Luna dari pada Lisan. Jika bahas fisik, Luna jauh lebih cantik dari pada Lisan. Luna itu perpaduan antara wajah cantik dan wajah lucu, bisa kalian bayangkan bagaimana menggemaskannya Luna? Lisan juga cantik, karena gadis itu memiliki hidung yang mencung dan kulitnya yang—beuh jangan ditanya. Mulus banget, putih banget, licin banget kaya kulit syahrini.

Oke disini Rio tidak akan membahas antara fisik Luna dan Lisan. Pokoknya Aric itu bodoh sekali, Luna perempuan yang baik lembut dan penuh cinta, dan sayangnya untuk bagian itu Lisan pun sama, karena untuk sifat yang satu itu Luna dan Lisan memang memiliki kemiripan. Mereka sama-sama perempuan lembut penuh cinta. Tetapi, tetap saja harusnya Aric milih Luna, bukan Lisan. Pokoknya mulai saat ini Rio adalah sekutu Luna, dan Rio pun akan menyeret teman-temannya yang lain agar mengikuti kubu nya pada Luna.

"Em—ya maksudnya Apartementnya Evan." Ucap Luna sambil menggaruk ujung hidungnya.

"Oh, Apartement Evan. Iya, gue mau kesana. Kok tau sih?" tanya Rio pura-pura terkejut, padahal Rio pun tau jika Luna pasti diberitahu terlebih dahulu oleh Aric.

"Iya—soalnya tadi Aric bilang." Nah kan seratus buat Rio!

"Mau ikut nggak?" tawar Rio basa-basi, tetapi itu cukup membuat Luna membulatkan matanya.

Seeking for Something [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang