Selama hari kemerdekaan H-1 ya wkwk, ini buat yang kangen Aric ya hehehe maaf ya kalau lama terus:"
Ayo komennya dong ya biar author semangat ehe:'
Enjoy yaaaa
***
"Pagi Lun." Ucap Aric sambil mengacak pelan puncak kepala Luna, saat mereka berdua tidak sengaja bertemu di depan gerbang. Aric berangkat menggunakan mobilnya sendiri, sedangkan Luna diantarkan oleh Ayahnya.
"Pagi Ric."
"Dianter Ayah?" tanya Aric, Luna mengangguk sambil tersenyum kearah Aric. "Pantesan nggak mau aku jemput." Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Apaan si" Luna memukul pelan bahu Aric. "Kan biar sekalian Ric, jadi kamu juga nggak jauh harus jemput aku dulu."
"Yauda." Ucap Aric sambil mengambil ponselnya yang berada di dalam saku.
"Pasti mau main kan?" tebak Luna.
"Apa?"
"Kamu. Kamu mau main game lagi kan?" Aric hanya menyengir sambil menggaruk tekuknya. "Bahkan kita masih di jalan belum nyampe kelas Ric." ucap Luna tidak paham dengan pemikiran pacarnya yang satu ini.
"Ya kan aku cuma mau buka doang Lun, cuma ngecek ."
"Ric, kurangin dong. Kita udah kelas duabelas."
"Kurangin apa?"
"Main game nya, sama bolosnya. Kamu tuh harus serius. Beberapa bulan lagi kita ini udah mulai tryout, masa kamu gini aja sih?" ucapan Luna membuat langkah Aric terhenti dan langsung menghadapkan dirinya kearah Luna yang juga ikut terhenti di sampingnya.
"Emang aku gimana sih?"
"Kamu yang lebih tau kalo kamu itu kayak gimana."
"Kok?" Aric mengangkat sebelah alisnya. "Aku nggak tau aku kayak gimana makanya aku nanya. Kalau aku tau, aku nggak bakalan nanya."
"Kamu nggak coba intropeksi?"
"Maksud kamu? Kamu nyuruh aku intropeksi diri aku gitu?"
"Iya. Tadi aku bilang gitu. Kurang jelas hah?" tanya Luna sambil menyilangkan tangannya diatas dada.
Aric yang sudah kehabisan kata-kata, hanya bisa menghela nafasnya lalu pergi dari hadapan Luna tanpa menjawab pertanyaan gadis itu sedikit pun.
Luna yang melihat kepergian Aric, hanya bisa memejamkan mata menahan emosi melihat Aric yang selalu seperti ini jika di bertahu. Ini bukanlah kali pertama Luna menasihati Aric, dan ini juga bukan kali pertama mereka bertengkar hanya karna masalah sepele seperti ini.
Hal-hal seperti ini, sudah sangat sering dialami Luna. dan penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah Aric yang tidak mau mendengar nasihatnya. Luna bukannya ingin mengatur hidup Aric, tidak sama sekali karna ia hanya takut jika Aric menyesal nantinya. Luna hanya ingin Aric itu menjadi lebih serius jika menghadapi sesuatu. Aric itu adalah seseorang yang selalu menggampangkan sesuatu, dan tidak pernah berfikir panjang akibat dan sebab apa yang akan ia lakukan saat ini. Luna sangat membenci sifat Aric yang satu itu.
Jika diberitahu atau ditegur sedikit, Aric pasti akan langsung bete sepanjang hari pada Luna. entahlah, Luna benar-benar tidak mengerti pada Aric. Luna melakukan ini karena ia sayang pada Aric. Ia tidak mau jika Aric menyesal suatu saat nanti. Dan ia hanya ingin yang terbaik untuk Aric.
***
"Ric. Kenapa sih jadi sensian banget?" ucap Luna sambil duduk di samping Aric yang kini tengah asik bermain game di bangkunya. Dan Zelvin—yang bernotabe sebagai teman sebangku Aric, harus menyinggah dahulu ke kantin bersama teman-temannya yang lain, agar bisa memberi waktu berdua untuk Luna dan Aric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking for Something [Completed]
Teen Fiction*Abah Squad Community Alaric Abian Wijaya, adalah seorang Abang dari tiga bersaudara. Memiliki orangtua protektif, yang melarang semua kegiatan abstrak yang dilakukannya. fyi, Aric itu jahil dan juga menyebalkan. Kalau tidak begitu, bukan Aric nama...