Chapter 3
Bel tanda jam pelajaran pertama selesai, membuat para murid yang berada di kelas XII-IPS 1 ini bersorak riang. Pak Jojo, yang kini tengah menerangkan pelajaran Ekonomi terpaksa harus menghentikan materinya, dan mempersilahkan murid-murid kelas IPS ini istirahat sejenak, untuk menunggu mata pelajaran berikutnya.
Jika kalian aneh dengan sistem di sekolah ini, ya memang seperti itulah. Setiap selesai satu mata pelajaran, para murid akan dipersilahkan istirahat kurang lebih 15 menit untuk menyiapkan pergantian mata pelajaran selanjutnya. Dan itu sangat efektif untuk mengatasi kejenuhan para murid setiap selesai dengan mata pelajaran yang baru selesai.
"Gue ke Dimas dulu ya?" ucap Lisan sembari menunjukan deretan gigi rapih pada ketiga temannya.
"Hem, ngga ketemu beberapa jam aja kangen ya kayanya." Celetuk Sonia membuat Lisan tersenyum malu sambil menggaruk tekuknya.
"Dimas siapa?" tanya Luna yang kini tengah memasukan peralatan tulisnya kedalam tempat pensil.
"Doi nya." Ucap Meli sambil menunjuk Lisan. Luna tertawa lalu mengangguk tanda mengerti.
"Gue kesana ya? Nanti kalo kalian mau ganti baju, duluan aja." Ucap Lisan sambil berlalu pergi menjauhi ketiganya. Luna mengangguk sambil membalas lambaian tangan Lisan.
"Emang udah ini pelajaran apa?" tanya Luna, pada Sonia dan juga Meli.
"Olahraga Lun. Eh, kantin yuk?" ajak Sonia pada Luna dan juga Meli. Meli mengangguk mantap lalu mengambil dompet di dalam ranselnya. Sedangkan Luna menggeleng sambil tersenyum kearah Sonia. "Ih, kenapa? Kan ini istirahat Lun?"
"Gue mau nyalin jadwal pelajaran aja deh. Biar inget." Ucap Luna.
"Oh yauda. Ini." Ucap Meli sambil mengeluarkan catatan jadwal pelajarannya, pada Luna. "Mau nitip nggak?" tawar Meli, Luna menggeleng sambil mengambil jadwal pelajaran milik Meli.
"Makasi ya." Ucap Luna. Meli mengangguk.
"Yauda, gue sama Sonia ke kantin dulu ya." Luna mengangguk.
"Iya."
Luna mengedarkan pandangannya sebentar kesetiap sudut kelas. Tetapi ternyata, kelasnya sudah mulai sepi. Hanya ada kumpulan lelaki yang berada di pojok kelas sedang duduk diatas meja sembari mengobrol lalu sesekali tertawa, dan ada juga dua orang perempuan yang duduk di bangku paling depan sedang mencatat tulisan absurd yang di tulis oleh Pak Jojo di papan tulis depan kelas. Setelah itu, Luna membuka buku catatannya yang masih kosong, lalu menyalinkan jadwal pelajaran milik Meli pada buku catatannya. Agar ia bisa mempersiapkan buku-buku pelajaran untuk esok hari.
***
Aric sesekali melirik kearah Luna yang terlihat sedang menulis sesuatu di atas buku catatannya. Gadis itu sangatlah menarik perhatian Aric. Entahlah, padahal Luna hanya sedang menulis, tetapi mata Aric benar-benar tidak bisa lepas memandangi gadis itu. Harus Aric akui, pesona Luna memang benar-benar menyita perhatiannya, dan Aric sudah tertarik pada Luna saat pertama kali ia melihat gadis itu.
"Diliatin mulu. Samperin lah." Ucap Evan sambil menggerakan kepalanya, mengisyaratkan Aric agar menghampirir Luna.
"Apaan." Ucap Aric sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba kembali fokus pada topik pembicaraan yang sedang diceritakan oleh Zelvin.
"Udah, samperin." Ucap Zelvin sambil mendorong bahu Aric.
"Terus, gue harus ngomong apa?" tanya Aric yang kini sudah berdiri sambil menghadap kelima temannya.
"Ya apa kek." Ucap Rio sambil mengangkat bahunya.
"Dasar, manusia tidak berpengalaman." Celetuk Alden membuat Aric memelototkan matanya pada lelaki itu dan hanya di balas cengiran tidak berdosan oleh Alden. Aric pun menghelas nafasnya panjang-panjang lalu mulai melangkah kan kakinya menuju deretan bangku gadis itu, yang berada di sebelah kiri. Aric kembali menghela nafasnya dan menegakan tubuhnya, lalu berjalan dengan santai kearah bangku yang sedang di duduki oleh Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking for Something [Completed]
Novela Juvenil*Abah Squad Community Alaric Abian Wijaya, adalah seorang Abang dari tiga bersaudara. Memiliki orangtua protektif, yang melarang semua kegiatan abstrak yang dilakukannya. fyi, Aric itu jahil dan juga menyebalkan. Kalau tidak begitu, bukan Aric nama...