34. Alumnus

11.2K 1K 30
                                    

Sebelumnya mau minta maaf karna selalu lama post. Maaf bukan karna dianggurin, tapi emng author lagi sibuk banget:(

Tolong hargain kesibukan author yaa, dan tolong hargain cerita ini sampai ending. Kayaknya cerita ini sebentar lagi bakalan ending, dan aku lagi berusa buat ending semaksimal aku bisa hehe. Tolong hargain ya temen-temen apapun itu hasil ending. Maupun itu Sad ending ataupun Happy ending.

Enjoy, sebelumnya makasih banyak yang masih tetep setia walau nunggu lama ehe:')

***

Malam minggu.

Dulu Luna selalu menunggu malam itu. Tetapi kini, tidak lagi.

Malam minggunya dulu, selalu dihiasi dengan malam-malam penuh warna dengan Aric. Dari mulai, makan malam di samping jalan. Melihat pemandangan kota Bandung dari atas gedung rumah sakit tempat Ayah nya Aric bekerja. Sampai malam minggu di depan teras rumah Luna pun, Luna merindukannya.

Banyak hal yang ia lakukan dengan Aric.

Dan Luna benar-benar merindukan itu semua.

Kini, sudah jalan 2 minggu semenjak ia putus dengan Aric. Dan semuanya terasa benar-benar membosankan bagi Luna.

Walaupun akhir-akhir ini Aric selalu mengajaknya berbicara jika di kelas, dan sesekali menggodanya. Tetapi tetap saja, semuanya terasa berbeda. Tidak lagi seperti dulu.

Jujur, terkadang Luna masih suka bawa perasaan terhadap tinggah Aric yang menurutnya itu terlalu berlebihan padanya. Seperti selalu menghampirinya dan bertanya 'Luna udah makan belum?'. Atau mungkin seperti saat kelas mereka selesai olahraga, Aric berlari pada Luna dan memberikan sebotol air mineral. Dan kejadian-kejadian lainnya yang membuat dada Luna sesak.

Coba bayangkan jadi Luna. gimana bisa move on coba?

Aric dengan keajaibannya, benar-benar membuat Luna kehilangan akal.

"Lun." Helen mengetuk pintu kamar Luna yang terbuka setengah itu.

Luna yang kebetulan tengah berada di atas kasur, menoleh kearah sang Ibu dengan pandangan bertanya. "Kenapa Mah?"

"Itu ada yang ngapel."

Luna mengernyitkan dahinya. "Ngapel? Ngapel apa sih Mah?"

"Itu Aric. Ini kan malam minggu."

Dan shit! Luna lupa memberitahu Mamahnya jika ia sudah putus dengan Aric.

Dan cobaan apalagi ini, malam minggu Aric datang kerumahnya?

Astaga jika seperti ini terus, bagaimana caranya Luna bisa melupakan Aric?

Shit.

Ini benar-benar sial!

***

"Lo ngapain sih kesini?" tanya Luna saat melihat Aric sudah duduk di kursi teras rumahnya sambil menampilakan mimik wajah yang mesem-mesem minta ditonjok.

"Lagi silaturahmi." Jawabnya santai sambil tersenyum kearah Luna. Astaga, lucu sekali senyumnya!

Untung Luna masih sadar, kalau enggak, mungkin Luna minta balikan sekarang juga.

"Mau ngapain sih?" tanya Luna jutek.

"Silaturahmi Lun." Ulang Aric.

"Kalo lo lupa, kita satu sekolah. Satu kelas juga."

"Ya kan gue belum silaturahmi sama ortu lo." ucap Aric mengada-ngada dan Luna tau itu.

"Tadi udah kan ketemu sama nyokap gue? Yauda, sekarang mau apa lagi?"

Seeking for Something [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang