Kalimat Efektif (Tips [Mungkin])

1.1K 111 12
                                    

Sebelumnya, mohon maaf lahir batin, ya. Lanna tahu banyak salah. Kelakuan & perkataan Lanna--terutama perkataan-- pasti banyak yang bikin kalian gedeg. And ... I'm so sorry for that😢

OK, lanjut.

Apa itu kalimat efektif?
Menurut Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.

Lalu, bagaimana suatu kalimat dapat dikatakan sudah efektif?
Agar dapat dikatakan sebagai kalimat efektif, suatu kalimat harus memiliki ciri:

1. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar

Kalimat bisa dikatakan efektif jika sesuai dengan tata kebahasaan--EBI & KBBI. Hal ini berarti bahwa dalam kalimat itu, penulisan kata dan tanda bacanya harus benar.

Seperti:
Kalau dia datang, dia pasti tampak dari sini.
Bukan:
Kalau dia datang dia pasti nampak dari sini.

2. Mengandung kesepadanan struktur

Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Hal ini--paling sering--dapat diartikan bahwa dalam kalimat, subjek dan predikat harus jelas.

Seperti:
Semua siswa harus segera ke lapangan.
Bukan:
Bagi semua siswa harus segera ke lapangan.

Keterangan:
Contoh pertama benar, karena subjeknya jelas. Contoh kedua kurang tepat, karena terdapat subjek ganda.

3. Bentuknya paralel

Memiliki bentuk paralel berarti jika berawalan me-, harus sama-sama berawalan me-. Kalau berawalan di-, maka harus sama-sama berawalan di-.

Seperti:
Selain memasak, dia juga menyapu.
Pancasila harus dipahami, dihayati, dan diamalkan.

Bukan:
Selain pemasak, dia juga menyapu.
Pancasila harus dipahami, dihayati, dan mengamalkan.

4. Hemat kata dan bersifat eksplisit (tidak bertele-tele)

Untuk menghemat kata, tidak harus memotong bagian kalimat yang sebenarnya diperlukan. Namun, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

🙊Menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
Karena tak mau, dia tak bisa.
Bukan:
Karena dia tak mau, dia tak bisa.

🙊Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
Rambutnya cokelat.
Bukan:
Rambutnya berwarna cokelat.

🙊Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh:
Para tamu duduk di sana.
Bukan:
Para tamu-tamu duduk di sana.

5. Tidak menimbulkan ambiguitas dan bersifat logis

Hal ini berarti bahwa kalimat efektif harus tepat sasaran--apa yang ditangkap pembaca atau pendengar bisa selaras dengan maksud penulis atau pembicara--dan tidak bermakna ganda.

Contoh kalimat ambigu:
Lukisan ibu ada di sana.
Kalimat itu bermakna ganda--gambar milik ibu dan lukisan yang menggambarkan sosok ibu.

Contoh kalimat tidak logis:
Bagi yang meminjam buku di perpustakaan, harap segera dikembalikan.
Kalimat itu berarti mengembalikan sang peminjam buku, bukan buku yang dipinjam. Padahal seharusnya, kalimat itu bermakna agar segera mengembalikan buku ke perpustakaan.

Sumber: rumpunnektar.com

Dunia TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang