Beberapa hari lalu, aku dikejutkan jawaban akan kritik dan saran yang kuberikan. "Aku hanya menulis karena hobi, Kak, hehe...," katanya. Oh, iya, saat itu aku memberi saran kalau prolog itu seharusnya merupakan salah satu bagian cerita--sudah bercerita, sudah ada konflik, latar, tokoh, dsb. P.S. Correct me if i'm wrong.
Saat itu aku bertanya sama diri sendiri, "Kok enggak bersambung, ya, jawabannya?" Lalu aku berpikir terus, berusaha mencerna. Dan ternyata, aku menemukan fakta bahwa "menulis karena hobi" itu dijadikan alasan doi untuk hanya menulis suka-suka, tanpa memandang aturan.
Dan ternyata, aku baru sadar bahwa dari dulu, jawaban-jawaban serupa yang kudapat mengarah pada maksud yang sama. Okay, lupakan ke-lemot-anku.
Jadi di sini, aku mau menyampaikan sama kalian yang "menulis karena hobi" tanpa mengikuti aturan, "Menulis itu ada aturannya. Kalau mau menulis, ya ikuti. Jangan jadi penulis yang tidak bertanggung jawab."
Bukan, bukannya aku maha benar. Aku bahkan masih banyak sekali memiliki kesalahan. Tulisanku juga bukan karya yang fenomenal. Tapi untuk berbagi pemahaman, tidak masalah, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tinta
RandomBerisi tentang tata kebahasaan, tips kepenulisan, serta beberapa celotehan.