Tanda Titik Koma dan Titik Dua (PUEBI)

1.1K 49 7
                                    

🔪Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Misalnya:
Jam kerja telah usai; pekerjaanku belum selesai juga.

P. S. Ingat, ya, kalimat yang sejenis dan setara. Jadi, harus memiliki pola yang sama. Jadi, harus ada--minimal--subjek dan kata kerja di tiap kalimat yang dipisahkan oleh tanda titik koma.

Contoh salah:
Aku menari; menonton televisi.

Kenapa salah? Kata-kata yang ada di belakang tanda titik koma bukan merupakan kalimat--karena tidak bersubjek--dan tidak setara dengan kalimat depannya.

2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.

Misalnya:
Lanna membaca koran; Anfi mengerjakan tugas; adiknya bermain bola.

🔪Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya:
Ibu membeli buah-buahan: apel, jeruk, dan nanas.

Ingat, harus diberi pemerinci di depan tanda titik dua. Seperti contoh di atas. "buah-buahan" adalah pemerinci, sedangkan "apel, jeruk, dan nanas" adalah rinciannya.

Contoh salah:
Lanna membeli: bolpoin, pensil, dan penghapus.
Buah-buahan yang dibeli ibu adalah: apel, jeruk, dan nanas.

Contoh pertama salah karena tidak ada pemerinci. Seharusnya ada pemerinci seperti "tata tulis". Contoh kedua salah karena jika sudah ada "adalah", tidak perlu diberi tanda titik dua.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya:

a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan

b. Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30

Ingat, harus dispasi dan dibuat segaris posisinya. Aku tidak bisa men-tab karena wattpad tidak memungkinkan kondisinya. Jadi, aku cuma memberi spasi. Tapi kalau kalian mengetik di microsoft word, harus di-tab, ya.

3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
Amir : "Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar)

4. Tanda titik dua dipakai
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan , serta
(iv) di antara nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:
Tempo, I (34), 1971: 7
Surah Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pedidikan Seumur Hidup: sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.

Sumber: PUEBI

Dunia TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang