Tanda Hubung (PUEBI)

1.9K 154 11
                                    

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:

Karena terus digoda Aldi, Mifta a-
khirnya luluh juga.

Setelah membuat gempar, Bella ba-
likan juga dengan Fauzi.

Ame sebenarnya sangat me-
nyukai Lukman.

NOTE

Untuk poin ini, tanda hubung digunakan untuk memenggal kata karena pergantian baris, BUKAN huruf.

Contoh salah:
Eva sampai sekarang m-
asih belum berpacaran dengan Maul, padahal mereka sama-sama suka.

Contoh benar:
Eva sampai sekarang ma-
sih belum berpacaran dengan Maul, padahal mereka sama-sama suka.

Dan, ya, ingat!
Meskipun menempati baris baru, huruf awal setelah tanda hubung BUKAN merupakan huruf kapital, karena masih merupakan kelanjutan penggalan kata sebelumnya.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Misalnya:
orang-orang
suku-suku
mual-mual

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

Misalnya:
13-03-2012
l-a-v-e-n-d-e-l

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Misalnya:
ber-evolusi
meng-ukur
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
23/25 (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan

Bandingkan dengan:
be-revolusi❄
❄me-ngukur
Ini salah karena seharusnya tanda hubung memisahkan antara imbuhan dan kata dasar untuk memperjelas bagian kata atau ungkapan. Dan kata dasarnya adalah "evolusi", bukan "revolusi". "Ukur", bukan "ngukur".

dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
Salah. Yang benar adalah "dua-puluh lima ribuan. Maksudnya, uang 5.000-nya ada 20 lembar.

mesin-hitung tangan
Salah, karena yang ingin diperjelas dalam ungkapan ini adalah "hitung tangan", bukan "mesin hitung". Jadi, penempatan tanda pisah seharusnya berada di antara "hitung" dan "tangan", bukan antara "mesin" dan "hitung".

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai:

a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);

b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);

c. angka dengan -an (tahun 1950-an);

d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);

e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);

f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan

g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.

Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)

P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

di-sowan-i (bahasa Jawa, "didatangi")

ber-pariban (bahasa Batak, "bersaudara sepupu")

di-back up

me-recall

pen-tackle-an

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasa.

Misalnya:
Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

NOTE

Di sini, tanda hubung dipakai sebagai tanda bahwa kata tersebut adalah bentuk terikat (masih ada lanjutannya).

Sumber: pdf PUEBI

Dunia TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang