Prolog-Epilog dan Dialog (Rant)

1.1K 104 26
                                    

Hm, aku gemas banget sama yang satu ini. Banyak banget yang minta di-krisar tapi emosi waktu aku komentarin prolognya. Bahkan baru saja aku mengalami kegemasan ini. Untuk yang kesekian kali. Dan rasanya terlalu gemas hingga tak cukup untuk sekadar gigit jari.

Jadi, begini. Tadi aku mengomentari salah satu cerita yang diunggah di line. Kebetulan yang kukomentari adalah bagian epilog. Aku bilang, "Em, maaf nih, Kak, sebelumnya. "X" ini cerita, 'kan? Nah, kayaknya, kalau buat jadi cerita, lebih baik ada dialognya, Kak, bukan cuma narasi, hehe.... Soalnya, cerita itu setahuku tersusun dari dialog dan narasi, bukan hanya salah satunya doang. Maaf kalau sok tahu. Kalau salah, mohon dikoreksi."

Lalu dibalaslah bla-bla-bla. Intinya, beliau bilang kalau di prolog, beliau membuat monolog. Jadi, di epilog, beliau juga membuat monolog. Biar nyambung sama prolog. Lalu diiringi dengan maksud implisit aku tak paham penjelasannya dan sebagainya. Padahal, yang kumaksud, kan, bukan masalah tersambung atau enggaknya. Yang kupermasalahkan, prolog dan epilog itu harusnya ada dialognya, bukan cuma narasi.

Tapi ya sudahlah, ku tak mau digrebek banyak penggemarnya. Mari kita belajar saja dari masalah serupa.

Okay, kita pasti sudah tahulah, apa itu cerita. Ya, cerita itu tersusun dari dialog dan narasi, bukan cuma salah satunya. Kalau cuma monolog, ya itu namanya monolog, bukan cerita. Kalau cuma narasi, ya namanya narasi, bukan cerita. Bahkan hampir di setiap penilaian penerbit yang kutahu, selalu ada unsur keseimbangan antara dialog dan narasi.

Nah, prolog sama epilog itu kan bagian dari cerita. Jadi, haruskah ada dialognya? Haruskah ada narasinya? Haruskah ada dua-duanya? Tak boleh satu saja?

It's definitely yes!

Hm, enggak ada peraturan hukumnya, sih, haha.... Tapi, prolog itu sudah bagian dari cerita. Harusnya, prolog sudah mulai "bercerita". Ada konflik, tokoh, alur, dan lebih mantap lagi kalau ada narasi-dialog yang seimbang.

Biasanya, sering banget kujumpa prolog-epilog itu cuma kata-kata bijak. Hm, itu, sih, yang menuangkan kebijakan bukan pada tempatnya.😆

Jadi, ya, begitu. Renungkanlah. Mari sama-sama merenung.

Oh iya, buat yang meninggalkan komentar ataupun pesan tapi belum kubalas, maaf banget, ya. Baru buka wattpad dan langsung ditimbun banyak banget notifikasi. Kalau penting, bisa chat saja, mungkin, hehe.... Maapkeun.

Dunia TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang