Memulai sendirian dari awal tidak semudah yang kau bayangkan
*****
“Ya! Begitu! Pertahankan posisi Anda, Hinata-san!” seru seorang photographer yang berada di tempatnya.
Ah~~ ini rasanya menyakitkan! Aku harus bertahan di posisi ini!
“Cukup! Hari ini cukup sekian, Hinata-san! Kami mohon kerja samanya!” dia membungkuk dan aku juga berbalik membungkuk.
Akhirnya hari pertamaku di bagian modeling berjalan lancar. Setidaknya itu yang aku pikirkan.
Ini merupakan hari terberatku. Aku pergi saat fajar dan aku kembali saat matahari bersiap sembunyi lagi. Aku memilih jalan dari studio modeling dekat kediamanku.
Tidak mungkin aku langsung ke HYC Enterteiment, meski aku salah satu pewarisnya, akan terasa tidak adil bila aku masuk karna kuasaku. Lagi pula aku belum terbiasa dengan dunia enterteiment.
Seperjalanan pulang aku bertemu dengan seorang anak laki-laki yang membawa boneka beruang. Dia Nampak kebingungan. Dia terus menoleh ke segala arah.
Aku menghampirinya. “Konbawa otouto! Apa ada yang terjadi?” aku bertanya padanya.
Matanya berkaca-kaca dan melangkah mundur. “Tenang! Aku tidak bermaksud jahat, kok! Nee-san orang baik!” aku meyakinkan anak itu.
“Ta—Tapi kaa-san bilang aku tidak boleh bicara pada orang asing. Karna mereka tidak baik!” anak itu merengek.
Benar, itu yang kaa-san bilang dulu. Ah, aku teringat sesuatu. Aku mengeluarkan sesuatu dari kantong celanaku.
“Nah! Apa ada orang ‘tidak baik’ yang memberikan kamu permen coklat?”
Dia mengangguk. “Ada! Banyak!”
“Hee!?” aku benar-benar dibuat kebingungan. Tapi benar juga, banyak modus penculikan dengan cara memberikan sesuatu pada calon korban. Aku harus bagaimana sekarang!?
“Hei, ada apa, otouto?” aku mendengar suara itu dari balik tubuhku. Suara lelaki yang cukup berat kedengarannya.
“Eh! Nii-san! Nii-san yang sering ada di TV! Kenapa nii-san keluar dari TV!? Nii-san harusnya tinggal di dalam TV, kan!?” antusias anak itu yang tak kuketahui namanya. Aku juga ikut berbalik karena penasaran.
DEG!
Senyuman itu, sesuatu yang tertoreh di pipi, rambut blonde, iris sapphire, hidung itu, suara itu, segala sesuatu yang aku rindukan selama 5 tahun. Muncul lagi setelah kejadian kemarin.
“Haha! Tentu Nii-san tidak tinggal di dalamnya! Nii-san tinggal di sebuah tempat yang bueeesarr!!” dia merentangkan tangannya menunjukkan kalau tempat tinggalnya memang sebesar itu.
“Dame yo! Nii-san tinggal di gubug kecil tengah sawah! Lalu dimana nee-san berambut ungu itu!? Bukankah, nee-san itu selalu bersama nii-san!?” seru otouto itu semangat lagi.
“Ah, maksudmu, Konan-san? Dia punya kehidupan lain juga, otouto. Pasti kau melihat dramaku bersamanya di akhir pekan lalu, ya? Di situ memang diceritakan aku seorang pemuda kampung yang berkerja sebagai petani bayaran, bertemu pemilik tanah yang merupakan gadis kota yang cantik dan kaya. Kami jatuh cinta dan tetap menjaga sawah meski tinggal di kota. Tapi aku bukan kekasih sungguhannya! Kami hanya acting, bermain peran. Kau akan belajar banyak hal saat sudah besar.” Naruto. Ya, lelaki itu mengusap kepala adik laki-laki itu.
“Nii-san! Ada nee-san jahat yang mau mencuriku! Kata kaa-san kalau ada orang asing member aku coklat atau permen itu tandanya ingin menculikku! Tolong aku nii-san!” adik itu bersembunyi di balik tubuh Naruto yang besar dan tegap.

KAMU SEDANG MEMBACA
May I? [COMPLETED]
Fanfiction[ C O M P L E T E D ] Hyuuga Hinata yang kehilangan cinta pertamanya membuat ia seperti orang lain dalam waktu tertentu. Entah kesialan macam apa yang mempertemukannya dengan manusia yang akan dijodohkan dengannya secara paksa, Toneri Otsutsuki. Pe...