"Naruto! Kau ada di mana sekarang! Cepatlah ke rumahku! Ada banyak hal yang harus kita bicarakan!" amuk seorang gadis dengan salah satu tangan dipinggang menahan beban tubuhnya.
"Haik, haik, anata... Cotto matte kudasai... Masih ada yang harus aku urus juga," jawab lelaki itu di seberang telepon. (T: "Ya, ya, sayang... Tunggu sebentar...")
"Jadi itu lebih penting dari pernikahan kita? Ah... Kamu tidak berubah, Naruto!" Hinata semakin marah karenanya.
"So—Sonna koto naiyo! Etto... Maksudku—" (T: "Bukan itu maksudku...")
"Cepatlah datang sayangku, sebelum aku berubah pikiran untuk membatalkan pernikahan kita..." Dengan senyum mematikan ia berkata dengan amat lembut kepada pujaan hatinya. Mungkin saja dia sudah siap dengan sebilah pisau untuk segera menghampiri mempelainya dan segera menghabisinya. Tidak. Tentu saja tidak. Dia terlalu membencinya hingga tidak bisa membunuhnya.
"Eeh!? Wakatta wakatta! Aku akan segera ke sana, ja! Mata atode, anata!" TUUT... TUUT... TUUT... Lelaki itu memutus panggilan dari calon istrinya dan segera menyelesaikan apa yang seharusnya ia selesaikan. Tak butuh waktu lama ia selesai dengan urusannya dan segera pergi menemui Hinata yang sudah dibuat marah olehnya. (T : "Eh! Aku mengerti! Aku mengerti!")
"Ck!" decak gadis itu kasar. "Hah... apa yang aku katakana, sih? Kenapa aku bisa seperti itu?" sesal Hinata begitu telponnya ditutup. Gadis itu berjalan lunglai dari balkon kamarnya menuju meja rias di kamarnya. "Kenapa aku kasar sekali? Apakah Naruto akan baik-baik saja setelah menikah denganku?"
Tangannya diselonjorkan ke meja rias dan menyembunyikan kepalanya di antara kedua tangannya. Dia menghela napas. "Hah... Apa aku memang pantas untuknya?" sesal gadis itu tak kunjung berhenti.
Tidak lama kemudian pintu kamarnya terketuk, dalam posisi yang sama Hinata berkata, "Ya, masuklah!" pada orang di depan pintunya.
Lelaki paruh baya memasuki kamar putri sulung keluarga Hyuuga itu dengan pakaian santai namun rapi yang biasanya beliau kenakan. Beliau mendapati anaknya tengah meyembunyikan kepalanya dengan gelisah. Tangannya beranjak dari samping tubuhnya ke atas kepala gadis tadi. "Aku masih belum percaya kalau kau sudah sebesar ini, bahkan kau akan segera menikah."
Hinata segera mendongak mendengar perkataan itu, tatapan gelisahnya beralih menjadi tatapan yang tenang dan sejuk seperti air danau. "Tentu saja aku sudah besar, tou-sama." Hinata berdiri dan memeluk ayahnya penuh rasa sayang. "Aku memang akan menikah dengan orang yang aku cintai, tapi tidak ada yang meberiku cinta sebesar dan sebanyak, tou-sama. Tou-sama adalah cinta pertamaku."
Hiashi memeluk balik anaknya dengan lebih erat. "Kau itu gadis yang cengeng, bagaimana Naruto menghadapimu nanti? Kau akan terus membuatnya repot," Hiashi mengelus kepala anaknya dengan lembut. Berkata dengan sedikit isakan dan suara serak akibat faktor umur.
"Yah, mungkin tugas seorang istri adalah merepotkan suaminya, bukan? Aku akan banyak meminta barang, cinta, kasih sayang, perhatian, dan semacamnya. Perempuan adalah hal yang paling sulit dimengerti oleh laki-laki, bukan?" ujar Hinata dalam dekapan ayahnya yang semakin erat dari detik ke detik.
Hiashi mengangguk kecil dan terus menggosok punggung putrid sulungnya. "Baru Hinata yang akan menikah, aku sudah patah hati seperti ini. Bagaimana jika Hanabi juga diambil dariku? Bertemu cintanya dan meninggalkanku. Siapa yang akan mengisi kekosongan di rumah sebesar ini? Haruskah aku hidup bersama para pelayanku?"
"Apa? Tou-sama tidak akan ditinggalkan oleh anak-anak Tou-sama. Kami memang menemukan cinta kami, tapi cinta kami yang telah tertanam sedari kami lahir akan terus tumbuh di hati kami. cinta yang selalu mengakar dan membesar, menciptakan atmosfer yang berbeda dari waktu ke waktu. Tou-sama membuat kami ada, membuat hidup kami berarti, membuat kami bahagia, dan membuat segalanya bagi kami. Hanya seorang ayah yang bisa melakukannya bersama seorang ibu. Tou-san wa hitori janai, janai..." Air mata Hinata mulai menetes membasahi pakaian Hiashi. (T: "Ayah tidak sendirian, tidak...")
KAMU SEDANG MEMBACA
May I? [COMPLETED]
Fanfiction[ C O M P L E T E D ] Hyuuga Hinata yang kehilangan cinta pertamanya membuat ia seperti orang lain dalam waktu tertentu. Entah kesialan macam apa yang mempertemukannya dengan manusia yang akan dijodohkan dengannya secara paksa, Toneri Otsutsuki. Pe...