16

663 41 2
                                    

Buruk, dan lebih buruk dari sebelumnya. Terjerembab dalam parit yang bahkan tak kupikirkan.

*****

HYUUGA HINATA POV

Persetan! Kenapa hal tidak menyenangkan terjadi dalam satu waktu seperti ini!? Kamii-sama! Apa yang telah anda rencanakan untuk kehidupanku?

Aku berlari secepat mungkin untuk meraih pintu ICU yang terkunci rapat. Tinggal beberapa langkah lagi aku bisa melihat keadaan Neji-nii yang katanya sekarat itu.

"Mana Neji nii!? mana!? Aku ingin melihatnya! Dia itu kakakku, keluargaku! Aku berhak menjenguknya, sialan!" aku berteriak menghadapi dua orang yang menjaga pintu ICU itu. Mereka menahan lenganku dan menarikku menjauh dari pintu ICU.

"Tenanglah, nona! Neji-sama pasti bisa melaluinya, karna beliau sangat kuat! Percayalah padanya, pada pihak medis, dan kamii-sama, Hinata-sama!" kata laki-laki di sebelah kiriku, Ryousuke.

"Benar, nona! Serahkan ini kepada kami dan kamii-sama! Pasti beliau akan selamat!" dan laki-laki di sebelah kananku ikut berbicara, Ryousuka. Mereka adalah kembar dan koas yang ditugaskan di ICU.

"Aku tidak peduli! Aku akan menyaksikan usaha kalian dengan mata kepalaku sendiri! Aku ingin melihat Neji nii!!" berontakku semakin tidak karuan, aku tidak suka dikekang, aku ingin Neji nii. orang yang selalu menghargaiku kapanpun dan di manapun.

"Hinata-chan!" aku mendengar suara melengking itu dari balik punggungku. Aku masih meronta dengan seluruh kekuatanku, tapi tetap saja, tidak banyak hal yang dapat aku lakukan.

"Sakura!? Pergi sana! Ini masalah keluargaku! Jangan ikut campur! Neji nii sedang sekarat aku tidak akan bisa ngobrol bersamamu sebelum aku bertemu dengannya!!!"

"Hinata..." aku mendengar desahan kecewa dan rasa kasihan yang sama sekali tidak ingin aku dengar. Mendengarnya saja membuatku semakin marah dan tidak suka! Aku ingin Neji nii!!

"Hinata dengarlah!" suara Sakura kembali menyeruak. Dia memegang bahuku dan menoleh ke arahnya. "Maafkan aku, Hinata."

BRUK!! Sakit. BRAK! Aku yakin aku terjatuh karena lemas. Leherku sangat sakit.

"Ini demi kebaikanmu juga. Gomenasai..." dan begitulah kira-kira suara yang aku dengar sebelum aku mulai memasuki alam tanpa tujuan.

*****

Mataku, terbukalah. Gumamku. Aku membuka mata dengan perlahan dan bersamaan dengan itu satu titik cahaya mulai masuk diikuti cahaya yang lain. Aku melirik sekitarku dan hanya warna putih yang kujumpai. Aku di mana? Aku sedang apa?

ZZZRRRTTT!! Ada sesuatu yang menyelinap ke otakku. Aku sadar jika sedang di rumah sakit, yang kuingat adalah aku melabrak Naruto yang ternyata selama ini berbohong, itu jelas sangat mengiris hatiku. Dan ketika akau sedang dalam masa puncak amarahku, seseorang mendobrak pintu kamar Naruto dan berteriak seseuatu... sesuatu yang membuat kepalaku sakit.

AH!!

"NEJI NII! NEJI NII!! DOKOKAYOU (di mana)? NEJI NII!!!" Aku berteriak sambil tiba-tiba terduduk, begitu mengingat kejadian tersebut. Kejadian saat aku di pintu ICU dan aku melupakan segalanya mulai saat itu.

"Tenanglah Hinata!" seseorang mendorong tubuhku untuk kembali ke ranjang. Tangannya kekar dan lembut, begitu nyaman tapi tidka bisa membuatku terlena.

"Na-Naruto!? Kenapa kau di sini brengsek!?" umpat tak tertahan untuk seorang aktor telah kutuntaskan. Bagaimana bisa seorang pembohong diizinkan untuk bersamaku!?

"Aku di sini karna peduli! Aku mengkhawatirkanmu!" Naruto meneriaki ku balik. Sangat sakit. Aku banyak merasakan sakit akhir-akhir ini.

Rentetan kata penuh makian sudah tersusun rapi di benakku, tapi saat aku membuka mulutku untuk beraksi, ada orang lain yang bereaksi lebih cepat dari aku.

May I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang