9

869 59 1
                                    

Cinta buta membutakan segalanya, membutakan hal yang buta, dan mengambil hati dusta yang buta

*****

AUTHOR POV

"Neji nii!!" panggil seorang gadis yang berlari kecil mengejar lelaki tegap nan tampan.

Tapi lelaki itu mengabaikan panggilan tersebut sambil terus berjalan.

GREP! Tangannya tertahan oleh sebuah cengkraman. "Neji nii mau kemana!?" bentak gadis utu.

"DIAM!" sentak balik Neji Hyuuga.

Hinata. Ya. Dia melepas cengkraman tangannya di tangan Neji begitu mendapat respon tidak menyenangkan.

"Kau kenapa, sih!? Ada apa dengan Hanabi!?"

"Kau yang harus berpikir ulang! Kau mengharapkan orang yang sama sekali tidak pantas untukmu!"

"Aku tahu! Toneri bukanlah orang--" ucapan Hinata terputus.

"Naruto! Ini bukan tentang Toneri!"

Hinata terdiam sejenak. "Ada apa dengan Naruto!?" Hinata menuntut penjelasan dari sepupunya.

"Tanya saja pada Hanabi!" TAP TAP TAP! Neji meninggalkan Hinata di ruang keluarganya.

"Sial!" Hinata langsung berlari meninggalkan tempatnga yang tadi.

Neji bersama supir pribadinya menuju HYC Enterteiment. Begitu sampai ia langsung menuju ruang rias artis dan menemukan sasarannya.

"Hei kau!" seru Neji.

Sosok yang dipanggil hanya menoleh ke kanan dan ke kiri. "Aku?" dia menunjuk dirinya sendiri.

"Perse*an kau!" BUAGH!

"Argh!" orang yang ditunjuk Neji terjatuh karena pukulan yang menyasar ke perutnya.

Tidak sampai situ, begitu orang itu jatuh Neji menindihnya dan memukuli wajhnya berkali kali hingga lebam nampak di wajah tampan tersebut.

"Hentikan! Onegai! Yamete kudasai, Neji-sama! Yamete!!" teriak seorang wanita di belakang mereka.

"Apah---" orang yang ditonjok tadi berusaha mengatakan sesuatu tapi tidak bisa karna serangan beruntun yang tak henti hentinya.

Di sisi lain, Hinata menggedor sebuah pintu.

"Hanabi! Hanabi!? Kau ada di dalam!? Apa aku boleh masuk!? Hanabi!" Hinata hanya menyerukan nama itu sambil terus menggedor pintu.

Hanabi yang berbaring di ranjangnya mengenali suara kakak kandungnya. Dia meringkuk ketakutan di dalam selimut.

"Hinata nee-chan, pasti dia ingin bertanya tentang kejadian semalam. Apa yang harus kulakukan!?" Hanabi merasa tidak tega jika harus menceritakan hal semalam pada kakaknya. Hinata pasti akan sangat kecewa.

"Hanabi! Buka pintunya bila kau ada di dalam! Buka!" Hinata terus melakukan hal yang sama dan Hanabi tetap dalam posisinya.

Hanabi semakin panik. "Tapi cepat atau lambat, Hinata Nee akan mengetahui hal ini juga. lebih baik aku memberitahunya daripada bermain kejar-kejaran seperti ini terus."

Hanabi menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan tenang.

"A--Aku datang, nee~" Hanabi perlahan turun dari kasurnya.

Ia menyeret kakinya menuju pintu kamar. KRIET!!

"Silakan masuk, nee---??" Hanabi tidak menemukan siapapun di depan pintunya. Padahal ia yakin, 3 detik yang lalu ia masih mendengar gedoran pintu.

May I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang