HYUUGA HINATA POV
"Ya, sumimasen, Bakugo-sama. Hari ini aku tidak bisa datang dulu, aku tidak enak badan." .... "Haik, arigatou gozaimasu." TAK. Aku meletakkan telfon rumahku.
Aku benar-benar tidak enak badan sejak semalam, tepat setelah menelfon Naruto.
TOK! TOK! TOK! "Sumimasen, Hinata-sama! Ini ada Sakura-sama, ia ingin menemui Anda." Seru pelayan dari luar kamarku.
"Biarkan dia masuk!" aku berkata sambil berbaring di kasur. Pintu terbuka. "Tolong bawakan kudapan juga, ya! Nanti langsung masuk saja!" perintahku.
Pelayanku pergi dan Sakura masuk. "Ada apa denganmu, hah? Kau flu!?" dia panik.
"Tidak, hanya sedikit tidak enak badan. Ada apa?"
"Hei! Jangan menyembunyikan apapun dariku! Ini pasti ada hubungannya dengan Naruto, kan!?" bentaknya.
"Santai saja, Sakura. Aku tidak apa-apa." Aku menenangkannya sambil menutup kedua telingaku.
"Dasar! Makanlah sarapanmu!"
"Tidak mau."
"Makan!"
"Nanti!"
"Sekarang!"
"Aku akan makan! Tapi nanti!" aku membentak.
"Ah cerewet!" Sakura mengambil sesuap nasi dan memasukkan dnegan paksa ke mulutku. "Nah makanlah!"
"AWBSBJDLAJDLKA. Stt--- STOPP!! Uhuk uhuk!" aku tersedak karna perlakuan Sakura. Aku menelannya dengan bantuan air putih. "Sialan kau, dahi lebar!"
"Makanya! Makan! Jangan sok galau! Cerita kalau ada apa-apa! Malah dipendem sendiri!" Sakura ngamuk.
"Oke oke, aku ceritakan. Jadi..." aku menceritakan mulai saat di taman bertemu dengan anak kecil itu.
"Hah!? Banyak banget kejadian dalam kurun waktu seminggu ini, Hinata. Sungguh hanya 2 bulan kau diberi kesempatan oleh Hiashi jii-san?"
"Benarlah! Ternyata saat itu, Naruto menguping. Aku ke kamar dan tiba-tiba saja dia ada di balkon kamarku. Entah apa yang ia lakukan. Jika ia memang amnesia, apa mungkin dia tahu kamarku?"
"EHH!!?? Kau tidak mengada-ada kan!?"
"BUat apa!? Lalu setelah dia masuk ke-"
"Kalian berdua saja di kamar!? Hontou!? Apa kalian melakukan hal 'itu'!?" wajah Sakura mendekat ke arahku.
Aku mendorong dadanya yang tepos, ups. "Menyingkirlah! Tentu tidak, baka! Tapi.. tapi..." aku terbata.
"Kenapa, eh? Wajahmu memerah, tuh!"
"Na-Naruto-kun... me-menciumku. Me-mengambil ci-ciuman pertamaku." Aku menunduk.
"WAAHH!! ROMANTIS SEKALI!! Lalu dia mengatakan apa?" Sakura bertanya antusias.
"Di-dia bilang akan menikahiku--"
"APAA!!? ME-MENIKAH!!?" dia heboh lagi. Makanya aku malas cerita ke Sakura.
"Yeah... tapi itu sebatas untuk membantuku agar tak menikah dengan Tenori. Dia tahu kalau aku tidak menyukai Tenori. Dan aku bilang aku sudah punya orang yang kucintai tapi dia melupakanku, seketika itu dia bilang akan menceraikanku saat lelaki yang kucinta itu kembali. Padahal Naruto adalah laki-laki yang kucintai dan melupakanku itu!" aku berkata panjang lebar.
"Aww... ini romantis, sekaligus sadis kawan."
Kemudian aku bercerita tentang aku bermain di game centre termasuk tatapan tidak menyenangkan itu. Hingga sampai di kejadian Naruto membentakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I? [COMPLETED]
Fanfiction[ C O M P L E T E D ] Hyuuga Hinata yang kehilangan cinta pertamanya membuat ia seperti orang lain dalam waktu tertentu. Entah kesialan macam apa yang mempertemukannya dengan manusia yang akan dijodohkan dengannya secara paksa, Toneri Otsutsuki. Pe...