26

723 47 5
                                    

Hidup itu penuh kejutan, jadi tetaplah percaya dan lakukan apa yang kau percayai, Tuhan itu nomor satu

*****

"Oh, jadi seperti itu, Hiashi-sama? Anda ingat bukan, bahwa istri Anda sendiri bilang kalau beliau menginginkan Hinata untuk menikah dengan saya. Sebagai bentuk penghormatan, bukankah kita seharusnya melaksanakan permintaannya tersebut? Anda sangat mencintai istri Anda, kan?" Tanya Toneri lagi dari sambungan telepon itu.

Hiashi diam tidak berkutik. Jika sudah menyangkut tentang istrinya, maka dia akan kesulitan dalam bicara.

"Saya adalah sebaik baiknya penjagaan bagi Hinata, Hiashi-sama. Tidak ada alasan bagi Anda untuk khawatir, karena Hinata berada di tangan yang tepat." Lanjut Toneri lagi.

Ruangan menjadi sunyi setelahnya. Dalam posisi yang sama, di mana Yakitagi mengancungkan pistolnya di kepala Hiashi. Tidak ada penjaga ataupun pelayan yang mengetahui hal itu karena mereka semua di perintah oleh Hiashi sendiri agar menjauh.

"Itu tergantung, Toneri." Hiashi akhirnya mengatakan sebuah kalimat.

"Permisi?" Tanya Toneri keheranan.

"Aku sudah memberikan kepada Hinata kesempatan, agar dia bisa mencari sendiri pasangannya dalam kurun waktu dua bulan yang lalu sampai pengucapan janji kalian. Aku rasa, jika kau benar-benar terobsesi dengan putriku, kau tidak mungkin tidak tahu mengenai hal itu, kan?" jelas Hiashi.

"Ah..." Toneri mendesah dalam panggilan itu. "Itu bukan hal baru yang saya dengar, kok, Hiashi-sama. Tentu aku tahu. Tapi siapa yang Anda harapkan dalam perjanjian itu? Uzumaki Naruto? Orang yang menyakiti Hyuuga Hinata lebih dulu? Yang merubah anak sulung Anda menjadi sangat berbeda?"

Hiashi membelalak. Tidak ia sangka kalau Toneri akan mengatakan hal sekejam itu. Hal yang paling tidak ingin diingat oleh Hiashi.

"Dan lagi, jika Anda memutuskan perjodohan ini, maka aku tidak akan segan membawa Hinata secara paksa dalam dekapanku, dan tidak akan membiarkan Anda melihatnya selamanya. Dia akan menjadi milikku yang utuh, tanpa orang lain yang dia ingat." Sambung Toneri.

Hiashi makin terdiam. Dia sama sekali tidak bergerak, jangan kan itu, dia berkedip pun tidak. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi sebagaimana ancaman Toneri barusan. Cukup ia kehilangan istrinya karena kesalahannya, tapi tidak dengan putrinya.

Hinata dan Hanabi bak reinkarnasi dari istrinya yang sangat didamba dan sangat ia cintai. Tidak akan rela dia melepasnya dan akan selalu memeluk mereka. Mereka adalah bunga di antara duri duri kaktus, yang tetap mekar di terik matahari. Mereka adalah perempuan special yang seharusnya dimiliki oleh orang special.

"AKu tidak akan memutus perjodohan ini, dengan syarat, tetap berlakukan perjanjian ku dengan Hinata. Jangan rusak jalan Hinata yang mulai memilih. Jangan ganggu dia sampai waktu pernikahan." Hiashi menawarkan sebuah jalan tengah.

"Baiklah." Seru Toneri cepat. "Tapi sebagai konpensasi juga, agar adil, aku ingin pernikahan dilakukan satu minggu lebih cepat. Yaitu hari Minggu besok. Tidak akan saya terima penolakan dalam bentuk apapun." Toneri juga menawarkan suatu jalan pintas dengan dalih sebagai syarat atas keputusan Hyuuha Hiashi.

Hiashi tercekat, banyak masalah yang mulai timbul di pikirannya, namun dengan sigap Toneri menengahi.

"Tenang, saya akan mengurus semua keperluan pernikahan di salah satu wedding station terpercaya yang bisa melakukan hal dengan cepat di waktu yang sempit ini. Jadi, saya sangat berharap Anda menerima keputusan saya, Hiashi-sama." Toneri menjawab pertanyaan tersembunyi Hiashi.

May I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang