21

685 40 0
                                    


Perhatian! Akan ada hal yang  sedikit sadis di akhir cerita, bagi yang ga suka bisa dilewatin aja, atau bisa baca tapi gaperlu dibayangin ya, makasih~

-----------------------------------------------------------

Tekad, cinta, uang, dan kuasa akan berbahaya jika kau sampai terlena

*****

OTSUTSUKI TONERI POV

18 Tahun lalu...

"Toneri-kun... jangan ambil mainanku~!" suara perempuan yang seumuran denganku. Dia berlari mengejarku.

"Tidak mau! Ambil sendiri kalau bisa!"

"Kau menyebalkan Toneri~!" Percayalah, meskipun dia mengeluh seperti itu kepadaku, tapi dia menikmati cara mencuriku.

Suara bapak bapak terdengar di telingaku. " Toneri, jangan nakal. Kembalikan milik Hinata." Itu adalah suara ayahku, Kensaki Otsutsuki.

"Iye', Tou-sama! Aku ingin melakukannya!" aku terus berlari diikuti oleh kawanku itu.

"Toneri!! Apa kau tahu!? Hyuuga Hinata ini sedang marah!!" dia berteriak di belakangku.

"Kejar saja kalau bisa!!" ujarku tetap meremehkannya. Semarah-marahnya Hinata pasti ia hanya memukul lenganku dengan kekuatan yang tidak seberapa. Aku kan laki-laki.

Aku berlari, terus berlari, terus menambah kecepatanku. Hingga aku tidak sadar kalau ada batu di depanku. Saat aku akan melewatinya, justru aku tersandung benda itu.

G E D U B R A K ! ! ! ! aku terjatuh dengan posisi telungkup.

"HYAAAAHHHH~~~~!!!!" Teriak Hinata.

B R A K ! ! !

KAMPRET! Tulang punggungku, apa kabar?

"Yeee.... Aku mendapatkan mainanku!! Tuh kan, kau kena amarahku, Toneri! Kau tidak tahu ya, kalau batu dan aku sudah bekerja sama dalam hal ini!? Haha.... Dengan begitu aku tidak kesusahan menangkapmu." Hinata yang duduk di punggungku berteriak girang.

"Ouh... sakit Hinata-san~" keluhku.

"Ah, kau pasti berbohong lagi, Toneri! Toneri yang aku tahu tidak akan mudah sakit meskipun telah ku pukul 100 kali."

"Hey, kalau kau memukulku 1000 kalipun, hanya terasa cenut cenut sebentar dan hilang setelahnya. Tapi menibanku dengan bobotmu yang besar itu menyakitkan Hinata! Apalagi tadi kau melompat kan!?"

"Aku tidak percaya!" Hinata bersikeras. Ini yang tidak aku suka dari perempuan satu ini. Tapi, aku tetap menyukainya.

Ah, aku punya ide. "Aduhhh~ ini sakit sekali, rasanya seperti mau mati~" ku harap aku tidak mati sungguhkan, sih.

"To—Toneri? Kimi wa daijobu desuka?" Tanya Hinata yang mulai khawatir. Aku pikir aku berhasil.

"Iye, aku tidak baik-baik saja." Lirihku. Ya, kalian tahu aku hanya berakting kan?

Punggungku sudah ringan sekarang, sepertinya Hinata sudah turun dari punggungku.

"Toneri-kun..." dia duduk bersimpuh lutut di sampingku. Aku melihat matanya yang terlihat sangat khawatir itu. Kawai~ "Apakah begitu sakit? Yang mana? Maafkan aku Toneri-kun."

May I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang