24

756 43 0
                                    


Cinta kadang keliru, keliru menentukan arah yang sesungguhnya, menjauhkan dari arti yang sebenarnya

*****

AUTHOR POV

Hinata yang tadinya berniat ke hotel di mana Toneri tinggal, memutuskan untuk segera pulang. Jujur saja, sebenarnya ia juga tidak ingin menghampiri orang nista seperti Toneri, jadi ia pikir tidak ada gunanya mereka bertemu.

Awalnya Hinata ingin membicarakan tentang pernikahan mereka besok, tapi Hinata sudah terlalu malas saat ini. Terlebih ketika Naruto melakukan hal yang memalukan dan membuatnya tidak berhenti bersemu.

'Menyebalkan! Kenapa aku bisa tersipu dengan candaan receh itu, sih!?' Hinata memukul pipinya berulang. 'Bangun, Hinata! Bangun! Pastikan kau tidak bermimpi selama ini! Walau aku juga mengingkan ini semua ada mimpi mengingat aku terjalin perjodohan dengan Bakaneri itu!' Hinata menghentikan perbuatannya dan kembali berjalan menuju rumahnya.

Hinata masih bisa mengingat semuanya dengan jelas. Saat di mana pertama kali ia mendengar akan dijodohkan dengan Toneri Otsutsuki. Saat ia masih kecil, sekitar kelas satu sekolah dasar.

Saat itu ia kaget karena akan dinikahkan dengan Toneri. Ia masih belum mengerti apa itu menikah dan arti penting apa yang ada dalam ikatan pernikahan itu. Sehingga dia tidak memikirkannya lebih jauh, saat itu ia hanya berpikir bagaimana cara dia menyenangkan hati kedua orang tuanya tanpa memberi masalah yang akan memberatkan keduanya.

Meskipun ia belum tahu apa itu menikah dan segala macamnya, tapi dia mengetahui kalau menikah itu atas dasar cinta, di mana cinta di dasari rasa suka. (Part 22) Kirishima Otsutsuki –Ibu Toneri—memberi tahu bahwa Toneri menyukainya, sedangkan Hinata kala itu sedang tertarik pada senpainya.

Hinata memang sedang memperhatikan seorang senpai di sekolah dasarnya kala itu, tapi tidak lama kemudian senpai itu menghilang dari hadapan Hinata tanpa gadis itu pernah menyapanya. Tapi sampai saat ini, Hinata tidak pernah mempermasalahkan senpainya yang menghilang itu. Dan fokusnya adalah Naruto Uzumaki, sebagai cinta pertamanya.

Di sisi lain ia mengakui punya senpai yang sedang ia taksir untuk menjauhkan Toneri dari sisinya serta agar Toneri tidak menyukai Hinata lebih jauh.

Tapi ternyata dia salah. Justru itulah yang membuat semua masalah semakin membelit dan membesar. Menghidupkan ikan dalam hati dan darah seorang pria dari usianya yang sangat muda. SELFISH. Itulah nama ikan tersebut, yang berarti EGOIS.

Ia adalah penyebab dari berbagai hal. Dia adalah trouble maker, dari dulu hingga saat ini.

"Hah..." Hinata menghela napasnya berat. 'Sepertinya tidak akan ada yang berubah mau sekeras apapun aku berpikir. Benar kata Naruto, aku hanya perlu percaya padanya saat ini.' Gumamnya dalam hati, berjuang untuk bertahan.

Hinata melanjutkan jalannya menuju halte bus. Ia terbiasa tidak menggunakan kendaraan pribadi karena dia sangat menyukai kendaraan umum. Menurutnya itu sangat menyenangkan, saat dia bisa bertemu banyak orang meski tidak menyapa satu persatu, tapi melihat wajah-wajah yang berbeda tiap harinya tidak membuat dia bosan, dan saat ada insiden kecil yang terjadi maka itu adalah awal mendapatkan teman baru.

B R U K ! ! !

Sepertinya apa yang diharapkan mendapatkan waktunya juga. Hinata tidak sengaja menyenggol bahu seorang pemuda yang baru saja turun dari bus. Alhasil buku-buku yang ada di genggaman pria itu terjatuh.

"Ah, maafkan aku." Hinata membungkuk kemudian segera berjongkok untuk mengambil buku pria yang jatuh tadi.

"Ah, kau tidak perlu melakukannya, aku bisa sendiri." Elak pemuda itu merasa tidak enak.

May I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang