SATU - Bertemu lagi.

20.7K 668 13
                                    

Cinta?

Siapasih yang tak pernah merasakannya
In syaa Allah semua yang memiliki akal dan hawa nafsu pasti pernah merasakannya

Lantas bagaimana kita menjaga nya?
Sebaiknya jika kita mulai tertarik dengan lawan jenis ,sebutlah ia dalam sujudmu. Agar kita akan selalu ingat Allah dan ia tanpa mengurangi rasa cintamu kepada Allah.

🌻🌻🌻

Allahuakbar... Allahuakbar...

Suara Adzan Shubuh terdengar dari kamar Akbar.
Ya pemuda lulusan pesantren terkemuka di Indonesia itu mempunyai nama lengkap Muhammad Akbar. Di usianya yang masih terbilang muda ini Akbar sudah dapat menyelesaikan hafalan 30juz nya.

Ia menyudahi mengajinya dan bersiap untuk pergi keMasjid dekat rumahnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata telah datang kepada Rasulullah SAW seorang lelaki buta kemudia ia berkata 'Ya Rasulullah saya tidak mempunyai orang yang bisa mengantarkan saya ke Masjid,lalu dia mohon kepada Rosulullah agar diberi keringanan agar bisa sholat dirumah. Maka Rosulullah memberi keringanan,Namun saat lelaki buta itu berpaling Rosulullah memanggilnya seraya berkata 'Apakah engkau mendengar suara Adzan(panggilan) shalat? ,Lalu ia menjawab 'iya' beliau bersabda 'Maka sebaiknya kau penuhi (panggilan) itu. (H.R Muslim)

Jadi bagi ikhwan sebaiknya sholat diMasjid karena itu lebih mulia daripada dirumah, untuk orang buta saja Rosulullah menyuruh untuk sholat dimasjid apalagi yang sehat jasmaninya pastilah sangat diwajibkan .terkecuali memang benar benar ada halangan

Sedangkan bagaimana bagi akhwat wajib atau tidak sholat diMasjid?

Adapun bagi akhwat sebaiknya sholat dirumahnya sendiri
"Sebaik baiknya tempat sholat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam(tersembunyi) dalam rumahnya.(H.R Ahmad dan Al- Baihaqi,Hadist shahih)"

Setelah selesai sholat akbar memutuskan untuk pulang .Namun, saat diperjalanan ia tak sengaja melihat akhwat yang sepertinya terburu buru dan akhirnya jatuh karena barang bawaannya yang terlalu banyak, dengan sigap Akbar berjongkok sambil membantu memunguti barang yang berjatuhan itu.

Sambil memasukan barang bawaan itu kedalam kantong plastik Akbar memulai pembicaraan."Kenapa banyak sekali barang bawaannya ukh, dan kenapa tidak ada yang membantu Ukhty"

Yang ditanya hanya menggeleng dan tersenyum.

"Saya bantu bawa sampai ke tempat ya ti, takutnya nanti jatuh lagi" Pinta Akbar.

Akhwat itu menggeleng."tak perlu repot repot ana masih bisa, in syaa Allah"

"Yakin" Tanya Akbar yang mulai ragu, melihat postur tubuh akhwat itu yang kurus dan tidak terlalu tinggi.

Akhwat itu mengangguk tanpa menatap wajah Akbar sama sekali.

Baru beberapa langkah Akhwat itu berjalan, Ia kembali terjatuh. Dan naas ada barang bawaannya yang terlindas Mobil.

Setengah berlari Akbar menghampiri Akhwat itu."Sudah saya katakan, saya bisa membantu. Kita sesama Muslim sudah sepatutnya saling tolong menolong" ujar Akbar sambil memungut barang yang masih bisa dipakai.

Akhwat itu mengangguk ragu.

"Ya sudah, Ukhty jalan duluan. Saya berjalan dibelakang Ukhty" Suruh Akbar yang menenteng 2 plastik besar maupun yang satunya sudah tak terisi penuh.

Akhwat itu berjalan jauh dari Akbar, Akbar yang mengikuti pun sempat kewalahan.

Sekitar 10 menit mereka sudah sampai didepan rumah akhwat itu

Akhwat itu berhenti didepan gerbang rumah. "Makasih ya"

Akbar mengangguk."lain Kali ajak orang jika tidak bisa sendirian"

Akhwat itu mengangguk.

"Nama saya Akbar, rumah saya ada di 3 Kali samping kanan rumah Ukhty. Ya sudah saya pamit pulang, Assalamu'alaikum" jelas Akbar.

Akhwat itu diam."Akbar!"serunya, Akbar berbalik dan melihat ke arah Akhwat itu.

"Ini aku Ana, eh Silviana"

Akbar diam sambil mengingat siapa akhwat itu.

Akbar tertawa."Ya Allah, Ana jadi ini Kamu. Pantes ketemu cowok jalannya nunduk. Ga heran saya"

Akhwat yang dipanggil Ana itu pun tertawa, "jangan panggil Ana, malu."

"Masa Smp ya, jangan diingat lah"

"Akbar, cewek itu perasa. Jadi dia selalu ingat tentang apapun bahkan masa lalunya"

Akbar kembali tertawa."jadi Kamu belum bisa move on dari aku"Tanya Akbar dengan Nada menggoda.

Silviana buru buru menggeleng."Enak aja, aku ngomong gitu bukan karena belum move on tapi masa lalu ya masa lalu lah"

"Alesan na" ujar Akbar tak terima dengan ucapan Silviana.

"Heran,masih aja keras kepala" silviana menggeleng gelengkan kepala."sana pulang, entar umi nyariin"usir Silviana.

"Kalau Kamu udah move on jadi saya bebas manggil Kamu Ana kan"

"Terserah, Assalamu'alaikum. Aku masuk" ujar Silviana yang langsung meninggalkan Akbar didepan gerbang.

Akbar tertawa yang melihat sifat lucu Silviana yang tak pernah hilang."waalaikumusalam ana"jawab Akbar sambil menekankan kata Ana.

Dibalik pagar, Silviana tersenyum sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang