TIGA - Salah paham.

8.3K 368 14
                                    

Malam kini berganti pagi, siulan burung dan suara ayam saling menyahut untuk membangunkan orang orang yang masih terlelap dalam tidur nya.


Akbar yang berada didalam kamar sudah rapi dengan kemeja biru yang dibalut jas hitam. Merasa penampilannya sudah rapi, Akbar berjalan keluar kamar untuk menuju meja makan.

Saat membuka pintu, Akbar dikejutkan dengan adanya Azna didepan pintu.

"Ngapain Dek, berdiri didepan kamar mas."

Azna mengucek matanya."disuruh umi kemeja makan."

Sampai dimeja makan, Akbar langsung mengambil lauk dan nasi dan melahapnya.

"Umi, maa syaa Allah ini enak sekali mi. Bekalin Akbar ini ya mi buat ke kantor" umi yang mendengar pun tertawa.

"Jangan bilang ke umi nak, bilang ke Silviana boleh ga makan nya dibawa ke kantor"

Disisi lain Silviana berusaha menyembunyikan semburat merah dipipinya, Karena makanan yang dibuat disukai akbar.

"Eh.. Jadi yang masak ana mi" Akbar menggaruk tengkuknya."Boleh aku bawa ke kantor ga Makanannya."

Silviana mengangguk. "Boleh kok."

Setelah mendengar jawaban dari Silviana, Akbar bergegas pergi ke Kantor agar tidak terjebak macet.

Selama diperjalanan Akbar selalu memikirkan makanan yang dimasak Silviana. Setahunya Silviana tak bisa masak, tapi setelah sekian lama tak bertemu banyak yang berubah dari seorang Silviana.

🌻🌻🌻

Akbar sedari tadi sibuk membolak balik kan berkas nya, ada satu berkas nya yang tidak ada. Seingatnya sudah ia masuk kan kedalam tas tapi kenapa sekarang tidak ada.

Akbar menyerah, akhirnya Ia memutuskan untuk mengirim pesan ke uminya.

To: umi
Assalamu'alaikum umi, umi Akbar minta tolong bisa lihatkan map warna hijau di meja kamar Akbar ada ga mi? Kalau ada tolong anterin kekantor ya mi.

Send.

Sambil menunggu balasan pesan uminya, Akbar mengecek beberapa email yang masuk.

From : Akbar
Wa'alaikumusalam nak, iya ada nak. Nanti Nak Silviana yang nganter sambil bawa makan siang punya mu.

Selesai membaca pesan dari uminya, ada sedikit rasa bahagia ketika mengetahui bahwa Silviana akan datang kesini.

Semangat kembali memuncak ketika makan siang sebentar lagi.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh bar."suara seorang wanita , ya itu Silvi.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh na, masuk aja kita ga berdua ada partner ku juga disini."

"Makasih bar, maaf ya kalau telat. Ini berkas sama makan siangnya" Silviana memberikan map berwarna hijau dan satu kotak nasi.

"Iya, makasih na. Kamu dateng tepat waktu kok."

"Alhamdulillah, ya udah dimakan."

"Aku kekamar mandi dulu ya, nyuci muka sekalian nyuci tangan." ujar Akbar sambil bangkit dari tempat duduknya.

"Iya Bos Akbar" jawab Silvi sambil tersenyum kepunggung Akbar.

Kring... Kring...

"Hallo Assalamua'laikum warahmatullahi wabarakatuh, maaf  Akbarnya masih sibuk"

"..."

"Oh, emang sangat penting?"

"..."

"Iya nanti saya sampaikan, di Cafe depan kantor ini setengah jam lagi. Ya sudah Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh"

Tutt..  Tutt...

Tidak lama Akbar keluar dengan muka yang lebih segar.

"Bar tadi ada yang nelfon katanya kamu disuruh setengah jam lagi ke cafe depan kantor ada hal penting yang mau dibicarain. Tadi kalau tidak salah namanya Tania, ya sudah sekalian aku pamit pulang ya. Assalamu'alaikum"

"Iya, makasih sekali lagi na. Maaf juga ga bisa ngantar pulang. Wa'alaikumusalam" Akbar mengikuti Silviana dari belakang.

Silviana tersenyum sambil mengangguk.

🌻🌻🌻

Kini Akbar telah berada di cafe dan mencari meja dimana Tania berada.

Akhirnya Akbar menemukan Tania."Ada apa sampai kamu menyuruh saya kesini Tania, memang tidak bisa dikantor saja" tanya akbar to the point.

"Tidak pak, lihat ini"Tania menyodorkan laptop nya ke Akbar.

Akbar yang melihat apa yang ada dilaptop itu langsung marah, nafas nya memburu. Dan dengan tak sengaja Tania mengusap punggung Akbar untuk sekedar memberi ketenangan.

Namun, tak disangka diluar cafe Silviana melihat Akbar dan seorang perempuan yang diyakini adalah Tania sedang berduaan.

Niat Awal Silviana ingin memberi tahu Akbar bahwa Umi dan Abi nya akan pergi nanti sore. Tapi karena hati Silviana yang tidak bisa diajak kompromi lagi, Ia memutuskan mengirim pesan ke umi Akbar bahwa Ia tak bisa memberi pesan kepada Akbar.

Silviana berlari dan masuk kedalam Mobil sambil meluapkan semua tangisnya.

🌻🌻🌻

Tbc!

Tbc!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang