ALARM KEHIDUPAN (2)

3.8K 124 25
                                    

Perahu Ramadhan tak Berlayar

Perindu surga akan menyesal, karena cahaya Ramadhan sebentar lagi tak akan bersinar.

Shalat berjamaah bershaf-shaf di masjid, shalat Taraweh yang syahdu dan lantunan Alquran yang menggetarkan qolbu terasa cepat berlalu tak terdengar.

Hari demi hari selama Ramadhan beribadah, beramal shalih dan bermujahadah untuk meraih rahmat, pengampunan dan pemerdekaan dari neraka makin memudar.

Mungkinkah pintu surga Rayyan akan kita masuki, sedangkan kita belum membeli tiketnya dan memegang kuncinya, bahkan belum selesai Ramadhan semangat berbuat kebaikan pun makin kendur.

Syiar Ramadhan berupa buka puasa bersama, santunan, daurah, sedekah, baksos dan pesantren kilat tidak lama lagi akan berakhir.

Semua pasti menyesal, karena merasa kurang beramal dan kalau sudah beramal tiap Mukmin tetap masih menyesal karena banyak amalan yang dikerjakan kurang ikhlas dan kurang benar.

Ribuan malaikat turun pada malam Lailatul Qadar, kita malah keliling Mall dan pasar untuk mengejar diskon yang besar sehingga mereka turun membawa rahmat kita biarkan terlantar.

Tahlil, tasbih, takbir dan tahmid serta istighfar selama Ramadhan tak banyak menghiasi nafas-nafas kita selama berbuka dan ketika sahur.

Patutkah kita bergembira pada hari raya Iedul fitri sementara amal dan ibadah kita selama Ramadhan penuh dengan noda dan kotor.

Di akhir Ramadhan, menjelang hari raya mungkinkah kita yang berhak mendapatkan ucapan selamat atau bela sungkawa, namun karena hati kita keras dengan teguran itu tak bergetar.



🌐 Sumber : Majelis Ilmu Balikpapan


✒ Ditulis oleh ust. Zainal Abidin bin Syamsuddin, حفظه الله تعالى .


***

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang