DELAPAN - Kecelakaan.

5K 261 4
                                    

Izinkanku mencintaimu tanpa suara mengagumimu tanpa bertingkah. Karena jika aku sudah mengatakan cinta padamu, itu saat aku sudah mengatakan sah dan sudah menjadikan dirimu seperti Fatimah dihidupku.🌷

-Muhammad Akbar-

🌻🌻🌻

Sudah beberapa kali Hp Akbar berdering selama perjalan pulang dari rumah Silviana, tapi Akbar tidak menjawabnya dia masih fokus untuk mengendarai mobil agar segera sampai rumah. Tetapi nihil hp Akbar masih saja berdering, akhirnya Akbar menepikan mobilnya untuk melihat siapa yang menelpon.

"Hallo Assalamualaikum ini siapa?"

"..."

"Tolong jika tidak berkepentingan dengan sana, berhenti menelfon"

Setelah mengatakan itu akbar langsung mematikan hp nya, namun naas dari arah berlawanan ada Mobil yang melaju kencang. Akbar hilang keseimbangan dan.

BRAK!

Astagfirullah...
Ucap Akbar terakhir kali sebelum semuanya terasa gelap.

🌻🌻🌻

Silviana pov.

Selepas menunaikan shalat ashar, tiba tiba perasaan ku menjadi tidak enak dan entah kenapa aku teringat Akbar, apakah dia sudah sampai atau belum tidak biasanya perasaanku seperti ini. Cepat cepat aku mengambil hp hanya untuk menanyakan kepada umi Akbar apa dia sudah sampai rumah.

To : umi aminah
Assalamu'alaikum, Silvi mau nanya Akbar udah Sampai atau belum di rumah. Soalnya perasaan Silvi ga enak mi.

Send.

Ku tunggu pesan dari umi dengan hati yang semakin tidak tenang. Semoga tidak terjadi apa apa dengan Akbar.

From : Silviana
Wa'alaikumusalam nak, Nak Silvi yang tabah ya. Akbar kecelakaan nak. Ini umi sama abi lagi perjalanan ke rumah sakit. Kalau mau nyusul harus ditemani Umi ya.

Tangan ku bergetar hebat setelah membaca pesan dari Umi Aminah. Tangis ku tak bisa lagi ku bendung.

Dengan terisak aku menemui umi untuk mengantar menuju rumah sakit. Aku berharap tidak akan terjadi hal buruk terhadap Akbar.

🌻🌻🌻

Disisi lainn ada sosok laki laki yang tertawa puas karena rencana pertamanya sudah berhasil, dia melihat foto laki laki yang bersimbah darah karena tabrakan tadi sore.

Ini baru awal akbar kata laki laki itu, ya dia Hydar. Dia rela membayar orang suruhannya hanya untuk mencelakakan Akbar dan ini baru awal dari semua nya.

"Hahaha makanya jangan berani berani ama gue bar."ujar hydar sambil memandangi foto akbar yang bersimbah darah itu

"Eh lu pada bayaran lo ada diatas meja tuh, besok besok gue masih butuh jasa lo pada."Hydar menunjuk kearah meja yang berada didekat jendela.

"Siap Bos! Asal bayaran pas, kite bakal lakuin apa yang bos suruh." jawab suruan Hydar itu sambil menghisap Rok*k.

"Bagus! sono lu pada cabut"usir hydar sambil mengibas kan tangannya.

Suruan nya itu pun langsung pergi.

"Apapun akan gue lakuin buat dapetin lo Silviana, Kalau perlu gue gak akan segan ngehabisin Akbar. Gue cinta mati sama lo vi, lo udah ngerubah hati gue yang beku. Lo cinta terkahir gue vi." batin hydar.

🌻🌻🌻

Dari Kejadian kecelakaan seminggu yang lalu akhirnya hari ini akbar sudah dibolehkan untuk pulang. Barang barang sudah dikemasi uminya, Akbar tinggal menunggu kursi roda yang dibawa oleh suster. Tak lama suster yang membawa kursi roda itu datang untuk mengantar Akbar menuju parkiran mobil.

"Mi, wanita yang selama seminggu ini menunggu akbar ga datang" tanya akbar saat sudah didalam mobil.

"Dia nunggu dirumah nak."jawab umi sambil mengelus kepala Akbar.

Akbar mengangguk."Dia itu siapa sih mi, kok Akbar ngerasa deket banget sama dia."

"Dia itu silviana nak, temen kamu."

Akbar coba mengingat siapa Silviana itu, namun bukan ingatan yang Ia dapat tapi kepala yang pusing.

"Akh.. Umi kepala Akbar sakit"akbar meremas rambutnya karena merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya.

"Sudah nak, jangan dipaksa untuk mengingat. Tidurlah."ujar umi sambil membenarkan posisi bantal Akbar.

Sejam kemudian akbar dan uminya sampai dirumah dan langsung disambut oleh Silviana.

Yang silviana harap sekarang adalah Akbar sembuh dan bisa mengingat kembali, maupun tak akan mudah tapi Silviana selalu berkhusnuzon terhadapan ketetapan Allah.

Selama Silviana dirumah Umi Akbar, dia sudah menyiapkan beberapa makanan kesukaan Akbar. Dan langsung mempersilahkan untuk makan.

Silviana Pov.

Ya Allah ini awal dari perjuanganku untukmu bar.

"Bar kamu mau yang mana."tanyaku ke Akbar, karena sudah hampir 5 menit dia hanya memandangi makanan yang ku buat.

"Afwan silviana, saya lagi gak nafsu makan. Mi tolong antar kan Akbar ke kamar" Umi mengangguk dan berusaha menguatkan aku.

Aku hanya bisa tersenyum getir melihat punggung Akbar yang semakin menjauh, tanpa menyentuh makananku sama sekali.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang