TIGA BELAS - Kuterima.

4.4K 227 13
                                    

Rasa ini bukan rasa yang biasa, kau lah alasan mengapa rasa ini tumbuh setiap harinya.

Tapi dengan tiba tiba kau membuat rasa ini menjadi sebuah kesakitan yang teramat sakit, tapi Aku yakin kau tak bermaksud melakukannya maupun disini akulah yang tersakiti aku ikhlas.

🌻🌻🌻

Silviana pov.

Bismillah. Sudah kumantapkan jawaban ku dan in syaa Allah ini yang terbaik. Kucurahkan semua perasaan ku ini dengan-Nya sang pemilik hati, tak lelahku bersimpu dan bermunajat dihadapan-Nya. Aku ingin apa yang aku lakukan mendapat keridhoan-Nya.

Kurapikan gamis dan beberapa berkas yang harus kubawa ke kantor, setelah kurasa siap dan tak ada yang tertinggal ku langkahkan kaki menuju ruang tamu

"Umi, ivi langsung berangkat ya. Assalamua'laikum warahmatullahi wabarakatuh." ujarku sambil mencium tangan umi.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh.Ya nak, hati hati. Nanti langsung pulang, ingat kamu tidak boleh telat makan ya." peringat umi ku

Ku anggukan kepala sebagai jawaban iya.

Setelah aku berpamitan dengan umi, aku langsung keparkiran untuk bergegas ke kantor. Hari ini jalanan cukup lengang sehingga aku dengan cepat sampai ke Kantor milik Akbar, disaat sampai didepan kantor aku langsung disambut baik oleh satpam satpam disana. Ya aku adalah satu satunya karyawan disini yang memakai cadar, dan asal kalian tahu mereka sama sekali tidak mengasingkan aku mereka sangat menghormatiku dan aku sangat bersyukur bisa bekerja disini.

Tepat hari jum'at tempat kerja ku pulang cepat, dan aku akan pergi mengunjungi Annisa selepas jam kerja.

Akhirnya aku sampai diruanganku yang tidak jauh dari ruangan Akbar, aku langsung memulai membuka laptop untuk mengerjakan beberapa laporan yang belum selesai. Saat aku sedang sibuk dengan laptop ku sisil patner kerja ku memberitahukan bahwa aku dipanggil untuk keruangan Akbar, tanpa bertanya lagi aku langsung mengiyakan perkataan Sisil.

🌻🌻🌻

Akbar sudah menyiapkan berkas berkas untuk pemecatan Silviana dan sekarang dia menunggu kedatangan Silviana keruangannya, tak butuh waktu lama akhirnya Silviana datang.

"Assalamu'alaikum pak, ada yang bisa saya bantu." ujar Silviana kepada Akbar.

"Waalaikumsalam, silahkan duduk dulu. Saya disini ingin memberikan berkas berkas ini kepada anda, tolong dibaca." ujar Akbar sambil menyodorkan berkas berkas yang ditangannya ke Silviana.

" Baik pak" jawab silviana

Ketika selesai membaca Silviana mendongak menghadap Akbar. "Ma.. Maksudnya saya dipecat pak."

Akbar mengangguk." Kinerja mu bagus, tapi saya rasa sudah ada pengganti sekretaris baru yang lebih berpengalaman dari mu." Cukup lama Akbar menjaga kalimatnya, karena entah kenapa saat mengatakan itu ada sesuatu yang terlintas dibenaknya."Maaf, masih ada yang perlu ditanyakan"

Silviana menggeleng. "Saya permisi pak."

Silviana berjalan cepat menuju ruangan, Ia sudah tak bisa menahan tangisnya. Cobaan apa lagi yang diterima Silviana ini.

Akbar yang melihat Silviana seperti itu langsung merasakan sakit dihati, tapi entah itu perasaan apa. Tanpa pikir panjang lagi akbar menelfon Viona untuk segera menggantikan Silviana menjadi sekretarisnya.

🌻🌻🌻

Sudah sejam Silviana sedang berada dirumah Annisa untuk mencurahkan isi hatinya yang sudah menumpuk dari kemarin.

"Sudahlah vi, ikhlaskan saja. Kan kamu yang sering bilang ke aku kalau apapun hanya sementara, bisa saja diganti dengan yang lebih baik bukan." ujar Annisa sambil mengelus pundak Silviana

"Hiks, Ta.. tapi ana belum sanggup seperti ini. Akbar berubah sa Akbar berubah. Hikss hiks." tangis Silviana semakin menjadi.

"Ya Allah vi kenapa kamu sekarang. Kenapa kamu berubah, dulu kamu adalah wanita yang paling kuat. Sudah jangan menangis lagi, istigfar vi istigfar kamu pasti kuat. Akbar bukan berubah vi, tapi Akbar sakit nanti kalau akbar sudah sembuh dia pasti minta kamu jadi sekretarisnya lagi. Dan sekarang kamu juga harus memikirkan jawabanmu ke Hydar vi, dia juga butuh kepastian darimu."ucap Annisa sambil mengangkat dagu Silviana dan mengusap air matanya.

"Hikss.. I iya sa, nanti malam hydar kerumah. Kamu maukan ikut pulang dengan ana, ana sekarang butuh annisa."

"mau dong, lagian Kampus free tugas." jawab Annisa semangat

🌻🌻🌻

Disini sekarang Silviana duduk diantara kedua Orang tuanya, sedangkan Annisa duduk disamping Umi danShelo duduk disamping Abi. Dari tadi Abi Silviana yang angkat bicara, tapi saat ini mereka semua menunggu jawaban dari Silviana.

"Silviana, apa kamu belum punya jawaban untuk saya." tanya Hydar kedua kalinya.

"Ivi sudah mempunyai jawaban untuk Hydar, in syaa Allah ini jawaban terbaik Ivi. Jadi ivi menerima khitbah dari Hydar." jawab Silviana sambil menunduk dan memain mainkan ujung khimar nya.

Pertamanya semua syok tak terkecuali Hydar, dia sempat pesimis dengan jawaban Silviana. tapi akhirnya mereka mengucap Alhamdulillah.

"Terimakasih Silviana, saya bersyukur kamu mau menerima saya."

Silviana mengangguk.

"Silviana kan kamu sudah menerima khitbah dari anak saya, kapan sebaiknya pernikahan dilaksanakan." tanya Ayah Hydar.

"Ivi ngikut Hydar saja bi." jawab Silviana,dan entah sejak kapan Silviana memanggil ayah Hydar dengan sebutan Abi.

"Hydar gimana, Soalnya Ayah bakal lama lagi ke Indonesia sama mama mu. Perusahaan diInggris tidak mungkin ditinggal terus." Tanya Ayah Hydar.

"Kalau Hydar mau nya satu minggu lagi yah bi, soalnya minggu depannya lagi Hydar ada proyek baru jadi bakal sibuk."

"Apa itu tidak terlalu cepat nak" Tanya umi." Bagaimana menurut abi"

"Kalau Abi terserah kalian Nak, kan yang menjalani kalian. Kamu gimana vi." tanya Abi

"In Syaa Allah ivi mau bi, lagian Ivi sudah tidak bekerja lagi." Jawab Ivi

Semua yang ada dirumah itu kaget, Apa maksud dari Ivi tidak bekerja lagi. Ya memang Silviana belum memberitahu jika dia sudah tidak bekerja lagi.

Hydar melongo mendengar jawaban Silviana yang langsung menerima keputusannya."Kamu mengundurkan diri dari tempat kerjamu vi." Tanya Hydar.

Silviana menggeleng. "Bos ivi sudah mempunyai sekretaris yang lebih bisa dari Ivi."

"Jika kamu ingin memiliki pekerjaan lagi, saya tidak keberataan vi."

"Ga mas, nanti jika mas Hydar sudah menjadi suami Ivi. Ivi hanya ingin menjadi Istri yang bisa merawat dan menjalani kewajiban sebagai seorang istri."

Semua yang mendengar pun bergembira, sungguh Silviana wanita yang hebat.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang