SEPULUH - Ternyata dia.

5.1K 238 10
                                    


Hari ini aku mulai menerima apa yang sudah menjadi takdir hidupku. Dan aku sudah paham apapun yang menimpaku adalah suatu garis kehidupan dan suatu hal yang pasti, jika suatu Hamba akan naik ketingkat selanjutnya dalam menjalani kehidupan ini.

🌻🌻🌻

Hari hari Silviana kembali sedia kala, walaupun masih terbesit kesedihan kala mengingat Akbar.

"Umi Silvi keKampus dulu ya, Assalamualaikum." Pamit Silviana yang sudah rapi dengan bahu dan cadarnya.

"Iya Sayang,Wa'alaikumusalam. Hati hati bawa mobilnya."

Tak butuh waktu lama Akhirnya Silviana sampai di kampusnya. Silviana yang baru memasuki ruang kelas sudah diserbu dengan pertanyaan Annisa.

"Ivi!" Teriak Annisa." kamu gak kepo apa sama Mahasiswa baru. dia pindahan vi dari kampus di Jawa dan yang paling hot dia ganteng" jelas Annisa sambil tertawa membayangkan wajah laki laki itu.

"Ya Ampun ini anak ya." Silviana menyentil Dahi Annisa.

"Aduh kok disentil sih vi." Annisa mengusap dahinya sambil memanyunkan mulut nya.

"Gini ya Annisa." Silviana membenarkan tempat duduknya agar bisa berhadapan dengan Annisa.

Allah berfirman :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya"

Al-'Allamah Ibnul-Qayyim juga berkata :
«"Allah memerintahkan Nabi-Nya shallallaahu 'alaihi wasallam agar memerintahkan kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka, menjaga kemaluan mereka, dan memberitahukan kepada mereka bahwa Allah menyaksikan amal-amal mereka. Allah berfirman :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati" [QS. Ghaafir : 19].
Dan karena awal dari itu semua adalah pandangan. Maka Allah menjadikan perintah menundukkan pandangan lebih dahulu daripada menjaga kemaluan"

Jadi daripada Annisa melihat Mahasiswa itu, mending Annisa ikut Ivi sholat Dhuha gimana."

"Maa Syaa Allah vi, jadi ana salah ya. Bersyukur banget deh Annisa dapat sahabat Kayak Ivi. Nasehatin Annisa terus ya Vi" ujar Annisa langsung memeluk Silviana.

"na'am Annisa,لا تحزن ada Allah dan Ivi disini apapun kondisi Annisa sebisa Ivi ada didekat menyemangati Annisa." jawab Silviana sambil membalas pelukan Annisa.

Setelah Aksi peluk pelukan selesai, Annisa dan Silviana segera ke Mushola kampus untuk sholat Dhuha. Setelah selesai sholat Dhuha mereka segera masuk ke ruangan kampusnya masing masing tapi ternyata Dosen yang mengajar ditempat Silviana berhalangan hadir. Akhirnya Silviana memilih untuk pulang kerumah.

🌻🌻🌻

Sesampainya Dirumah Silviana melihat Satu mobil terparkir disamping Mobil Abinya.

Silviana yang baru masuk kedalam rumah sudah dipanggil oleh abinya.

"Nak sini."Panggil Abi Silviana.

Silviana mengangguk dan berjalan mendekati abinya.

"Kamu bersih bersih dulu sana, kalau sudah keruang tengah ya"

Silviana mengangguk. "Silvi keatas dulu bi."

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Silviana keluar dari Kamar dan duduk disamping Abi, uminya. Setelah Duduk Silviana tak berani melihat lelaki yang dia tak tau siapa.

"Nah nak Hydar sekarang anak abi sudah Disini, kamu mau menyampaikan apa."Tanya Abi dan aku langsung mendongak ternyata dia, Hydar.

"Makasih Abi, Jadi begini Silviana. Saya disini bermaksud ingin mengkhitbahmu, dan saya tadi sudah berbicara dengan Abi tentang maksud saya. Sekarang saya hanya menunggu jawaban dari mu, mau kah kamu menjadi pelengkap separuh Agama saya."ucap Hydar Tegas tapi juga menundukan pandangan.

Silviana hanya bisa memandangi uminya dan beralih ke abinya.

"Jawab saja Anakku, kalau Abi sudah setuju saja kamu dengan Hydar. Karena abi kenal dengan Keluarga Hydar nak. Apapun jawabanmu pasti adalah jawaban terbaik pilihanmu." jelas Abi Silviana saat melihat kebimbangan Anaknya.

Silviana menarik nafas." Sebelumnya, Silvi minta maaf belum bisa menjawab sekarang, Silvi ingin istikharah dulu. Jika sudah ada jawabannya nanti secepatnya akan Ivi bertahu."

"Bagaimana nak, Apa mau menunggu jawaban Anak saya."

"Saya akan menunggu dan apapun jawaban Silvi saya akan terima."Jawab Hydar.

"Syukron Hydar."balas Silviana.

"Semoga Nak Hydar bisa menerima apapun jawaban anak umi ya nak."ucap Umi yang memang dari tadi hanya diam.

"Iya umi, in syaa Allah. Kalau begitu saya sama ayah saya pamit dulu mi, bi, vi." jawab Hydar.

"Iya nak, hati hati dijalan. Salam untuk umi mu." jawab Abi sambil mengantar Hydar dan Ayahnya keluar Rumah.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang