DUA PULUH SATU - Kejutan di balik Hujan.

4.6K 233 34
                                    

Dari Abu Hurairah ra, berkata, Nabi saw bersabda:
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan shadaqahnya setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah shadaqah, menolong seseorang dengan membantunya menaiki tunggangannya (kendaraannya) atau mengangkatkan barang-barang ke atas tunggangannya adalah shadaqah, dan perkataan yang baik itu adalah shadaqah, tiap-tiap langkah menuju ke tempat shalat adalah shadaqah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah shadaqah”
(HR. Bukhari dan Muslim)

🌻🌻🌻

Gemercik air menandakan bahwa Allah telah menurunkan kembali Rahmatnya. Dan waktu yang mustajab untuk berdo'a salah satunya ketika turun hujan.

"Mas, sini." Panggil Silviana saat Hydar masih berada didepan jendela. Hydar menoleh dan mendekati Silviana yang berada di atasan kasur.

"Ada apa?"

"Diluar hujan." Tunjuk Silviana keluar.

Hydar mengangguk."Terus"

"Baca do'a hujan bareng ya."

Hydar menatap Silviana bingung, Doa apa maksud nya."Doanya gimana."

"Doa hujan mas, masa ga tau sih."

Hydar menggeleng pelan.

"Makanya jangan berkas terus yang diingetin." Ujar Silviana sambil cemberut."Allahuma soyyiban Nafi'an."sambungnya.

"Aamiin." Jawab Hydar sambil mengusap wajahnya.

Silviana yang mendengar itu semakin gemas, dicubitnya lengan Hydar." Kok di aamiin nin sih."

Hydar mengusap lengannya yang terkena cubit Silviana. "Ya trus diapain Sayang, mana tangan mas dicubit lagi."

"Ikut dibaca, jangan di aamiin nin aja." Tegas Silviana sambil mengusap Hydar yang terkena cubit nya tadi.

"Allahuma soyyiban nafi'an. Aamiin." Ujar Hydar. "Nah udah kan."

Silviana tersenyum. "Gitu kan ganteng."

"Kok ganteng vi." Tanya Hydar bingung.

"Ya trus Kalau mas nya ga ganteng, mau dipanggil cantik." Silviana berujar sambil menahan tawa agar tidak meledak saat melihat wajah suaminya yang terlihat bingung.

Hydar yang baru sadar bahwa dia sedang diledek istrinya langsung menghujani Silviana dengan gelitikan.

Silviana tertawa sampai terpingkal pingkal, merintih minta ampun.

"Ha ha ha."

"Mas udah, perut ivi sakit." Ujar Silviana sambil berusaha melepas tangan Hydar dipinggangnya.

Hydar yang kasian akhirnya melepas tangannya dan melihat wajah istri nya yang pucat. "Vi, kamu ga apa apa kan."

Silviana menggeleng.

"Vi, bangun Sayang." Hydar menepuk pipi Silviana pelan."Jangan bercanda, vi bangun!"

Masih tak ada reaksi apapun dari Silviana, itu membuat Hydar kacau. Kenapa istrinya, kenapa tiba tiba pingsan.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang