DUA PULUH ENAM - Sayang aku bisa jelaskan.

4.5K 186 10
                                    

Pagi kali ini menjadi pagi yang berbeda untuk Hydar. Tak ada lagi suara lembut yang selalu menyapanya dipagi hari, Tak ada lagi panggilan sayang untuk membangunkan dirinya, Tak ada lagi senyum manis yang selalu tampak dari seseorang yang sangat ia sayangi. Kini hanya ada hawa dingin yang menyambutnya dengan kebekuan dan kesengsaran yang terasa.

Tapi Hydar harus melewati hari ini dengan semua kenyataan yang telah menanti untuk diselesaikan, dengan semua kepahitan yang harus ia rasakan.

Membayangkan semua ini akan terjadi pun tidak, apalagi harus menghadapi. Tapi apa boleh buat semua sudah terjadi, sudah takdir. Mau atau tidak ini adalah awal dari sebuah takdir.

Menerima untuk menjalani, dan mensyukuri untuk mengikhlaskan.

Hari ini Hydar sengaja tidak pergi kekantor, jika dipaksa pun bekerja tidak akan ada yang dikerjakannya selain memikirkan istrinya dan calon anaknya. Sungguh Hydar merasa manusia paling bodoh sampai tak menyadari bahwa istrinya tengah hamil anak nya.

Setelah memanaskan mobilnya, Hydar langsung berangkat menuju rumah Silviana untuk menemui Silviana dan membawanya pulang.

Pikirannya selalu tidak tenang jika jauh dari Silviana seperti ada yang hilang dari dirinya jika Silviana jauh dari dekapannya.

Silviana adalah sosok istri impian, istri periang yang sangat beruntung jika dimiliki. Tapi sayang Hydar mendapatkannya dengan cara yang tidak baik, sehingga keburuntungannya itu kini menjauh.

Hydar tak henti hentinya mengacak rambutnya, ia masih tak sanggup menerima semua ini. Tentang istrinya dan tentang mamahnya yang memaksa untuk menikahi Jessie.

"Sayang, maafkan aku. Aku sungguh mencintaimu." Ucap Hydar sambil memandang foto silviana yang sengaja ia gantung dikaca mobilnya.

🌻🌻🌻

15 menit yang lalu Hydar sudah sampai dirumah Silviana. Kini ia tengah menunggu Silviana untuk turun kebawah dan mendengarkan semua kesalah pahaman ini atau mungkin lebih tepatnya memang kesalahan masa lalu.

Abi Silviana bersifat amat tenang menghadapi Hydar, mungkin sifat ini yang diturunkan ke Silviana. Karena saat disakiti pun masih bisa tersenyum, lebih mengandalkan ketengan dari pada kemarahan.

“Abi”Panggil Hydar.

“Hydar tau, pasti Silviana sudah menceritakan semuanya pada Abi. Tapi bi dari itu semua ada yang memang benar dan ada yang harus diluruskan bi.”Kini seluruh badan Hydar panas dingin ia sangat takut jika abi, mertuanya marah dengannya.

Abi Silviana berdehem sebentar. “Abi tidak akan memihak antara kamu atau anak Abi, tapi Abi minta jangan ada yang ditutupi lagi setelah Silviana datang. Jelaskan semuanya, Abi sayang kalian dan calon cucu abi.”

“In syaa Allaah Hydar akan jelaskan semuanya bi. untuk Abi, untuk Umi, untuk Silviana, dan untuk keluarga Hydar. Sungguh Hydar sangat sangat mencintai Silviana bi.” Jatuh sudah air mata Hydar kala mengucap kata ia sangat mencintai Silviana dan melihat dari jauh bahwa seseorang itu kini juga ikut menangis melihatnya.

Abi yang mendengarpun  ikut berkaca kaca“Nak kesini” Panggil Abi kepada Silviana.

Silviana berjalan pelan sambil mengusap ujung mata nya yang berair, Silviana sengaja tidak memakai cadar. Seolah ia ingin melihatkan betapa hancur dan sakit hatinya karena pengkhianatan suaminya.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang