SEBELAS - Lupa.

4K 231 12
                                    

Dan sekarang semuanya sudah berakhir
Aku sekarang akan mulai melupakanmu
Semoga kau bahagia atas Izin Allah.

🌻🌻🌻

Seminggu setelah kepulangannya dari Rumah sakit Akbar sudah perbolehkan umi untuk berjalan keluar. Akbar berjalan menuju ketaman dekat Masjid. Dia duduk disana sambil menghirup udara yang begitu Segar maupun hari sudah menjelang siang.

Brukk!

"Aduh."

"Astagfirullah, anti tidak apa apa kan." Ujar Akbar sambil membantu membereskan buku buku bawaan wanita itu.

Wanita itu menggeleng dan mengernyitkan dahi."lo Akbar "tanyanya sambil menunjuk Akbar.

Akbar mengangguk.

" Akbar yang sekolah di Smp Taruna Merdeka itu kan."

Akbar mengangguk. "Iya, memang ada apa"

Wanita itu tertawa."kita temenan waktu Smp bar, gue Viona."

"Viona." Jeda Akbar."kok saya ga ingat ya"

"Maklum sih, hampir 5 tahun ga pernah ketemu bar"

"Mungkin." Jawab Akbar sekenanya."ya Sudah saya pamit dulu. Assalamu'alaikum"

"Eh tunggu." Ujar Viona sambil berdiri."Gue ikut kerumah lo ya mau ketemu Azna sama umi."

Akbar yang tak sambil pusing dengan permintaan wanita yang bernama Viona itu lantas langsung mengangguk kan kepala.

🌻🌻🌻

Hari ini Silviana ingin mengunjungi kediaman Akbar. Semenjak Akbar menolak makanannya waktu itu, ini Kali pertama lagi Ia menginjakkak kaki dirumah Akbar dan tak lupa membawa makanan.

Sampainya diteras rumah, Silviana bertemu Bi sri yang sedang menuapu halaman.

"Assalamu'alaikum bi Sri." Salam Silvi."Umi nya ada bi."

Bi sri mendongak."eh neng Cantik, Ada neng didalem."

"Bi ada tamu ya, kok tumben pintunya dibuka." Tanya Silviana yang melihat pintu ruang tamu terbuka lebar.

"Ada Neng, masuk aja. Bibi mau kebelakang dulu".

Saat memasuki ruang tamu, Silviana melihat Akbar dan seorang wanita berhijab sedang berbicara. Entah mengapa Silviana merasa suka mengenal wanita itu.

" Assalamu'alaikum umi."

"Eh Anak Umi, kok tumben baru datang nak." Ujar umi sambil mencuci tangan."Azna nyariin kamu terus, katanya kangen."

" Silvi juga kangen sama Azna mi."Silviana mulai membantu umi memasak."Umi didepan ada tamu, saudara ya mi"Tanya Silviana.

"Oh itu Viona, temen Smp kalian. Masa kamu lupa sih Nak. Tapi viona sudah pakai Hijab sekarang tidak seperti dulu kan, dulu sudah kayak cowok dandanannya."jawab umi Akbar.

" ya Allah masa viona sih mi, Silvi sampai ga kenal sama viona yang sekarang." ucap Silviana sambil memasukan bawang kewajan untuk ditumis.

" Begitulah manusia, kita ga tahu kapan hidayah akan datang Nak. Tapi saat hidayah itu datang, maka pribadi orang yang dulu diganti dengan pribadi orang yang sekarang. Yang hatinya In syaa Allah dipenuhi oleh kecintaannya terhadap Allah dan Rasulullah. Seperti Kamu sekarang, sudah Istiqomah bercadar. Umi sangat senang nak, apalagi jika suatu saat Umi dan Umi mu menjadi besan. Umi sangat bersyukur jika itu terjadi." ujarUmi sambil memandangi Silviana.

"Aamiin Aamiin umi, semoga Malaikat mendengar dan mengaamiin kan apa perkataan umi tadi. Dan do'akan selalu agar Silvi tetap Istiqomah dengan cadar ini ya mi." jawab Silviana dan Langsung memeluk Uminya Akbar.

"Ehm, umi." deheman Akbar itu membuat Silviana melepaskan pelukannya dari Umi Akbar.

"Eh Si ganteng, kenapa Nak." tanya Umi sambil berjalan ke arah Akbar.

"Itu viona katanya mau pamit pulang." jawab Akbar sambil melirik Silviana dan langsung menarik lembut tangan uminya.

"Oh Nak viona mau pulang ya, kapan kapan kesini lagi ya. Kayaknya Kamu bisa membantu Akbar buat nginget Masa lalu nya." ucap Umi sambil berjalan ke arah Viona dan mengelus tangan viona.

"Siap umi, kapan kapan deh vio kesini Mi. Ya sudah umi pamit dulu, Assalamu'alaikum." jawab viona sambil menyalimi tangan Umi Akbar.

"Wa'alaikumusalam wabarakatuh wabarakatuh." ucap Umi dan Akbar barengan.

Setelah viona pulang, tak lama Silviana Datang memberi tahu bahwa masakannya sudah matang. Tapi ada yang aneh dari Akbar dia tak menghiraukan kedatangan Silviana dan memilih masuk keKamarnya. Saat bersisihan dengan Silviana, Akbar mengucap sesuatu yang membuat Silviana sedikit terkejut.

"Cih! Penghianat"

Silviana terperangah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Akbar, apa maksudnya?

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang