EMPAT BELAS - Belum Halal.

4.4K 220 15
                                    


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim,
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”
(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih)

🌻🌻🌻

Setelah sholat Ashar dimushola kantor Akbar menuju parkiran untuk pulang. Sebelumnya dia menerima telfon dari Umi bahwa Abi mencari nya.

Dia sudah tau ada apa Abi mencarinya, dia pun sudah sadar dengan apa yang dilakukannya.

Sampai dirumah Akbar langsung menanyakan keberadaan abinya kepada umi. Setelah tau bahwa Abinya berada ditaman belakang Ia bergegas kesana, takut jika Abinya lama menunggu.

Akbar POV.

Aku mengambil posisi duduk disamping abinya."Assalamu'alaikum abi"

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh." Abi menatapku sebentar kemudian kembali menatap kedepan."Kamu pasti apa tau maksud Abi memanggilmu kesini, coba jelaskan. Sebelum abi benar benar marah."

"Maaf sekali lagi bi, jadi tadi akbar sudah mau memulai bekerja bi. Tapi saat Vio ke ruangan Akbar dia meminta untuk libur dihari pertama kerja bi, akbar tidak langsung mengizinkan bi. Tapi dia tetap kekeh meminta libur, akbar bingung mau mengambil keputusan apa. Jadi Akbar menuruti kemauan Vio bi. Dan Akbar lupa bi kalau ada meeting hari ini bi, akbar mengaku bersalah bi. Maafkan Akbar." jawab Akbar dengan helaan nafasnya.

Abi menggeleng kan kepala setelah mendengarkan penjelasanku."Dengan begitu mudahnya kamu menuruti kemauan Viona Bar, Kamu disini atasan harusnya kamu bisa tegas."

"Tapi bi" baru saja  aku ingin berbicara namun harus terpotong karena abi kembali berbicara.

"Abi menurunkan jabatanmu. Introspeksi diri!" Abi langsung meninggalkan diriku ditaman.

Ku acak rambutku. Sungguh baru pertama Kali aku membuat Abi sebegitu kecewanya denganku.

🌻🌻🌻

Hari ini jadwal Silviana dan Hydar kebutik untuk mengukur baju pernikahan mereka. Sudah lima belas menit Silviana dan Annisa  menunggu Hydar untuk menjemput  namun Hydar belum juga datang, Annisa yang sejak tadi menunggu sudah mulai mengomel tidak jelas karena lama ditambah cuaca hari ini yang panas.

"Vi calon kamu lama banget sih, jadi ga kok aku kesel sendiri sih." Ujar Annisa sambil mengipas ngipas tangannya didepan muka.

"Sebentar lagi Nis, mungkin hydarnya kena macet. Sabar ya." Silviana menyakinkan Annisa lagi.

Tin.. tin..

Silviana tersenyum." Nah itu Hydarnya, ayok!"Silviana menarik tangan Annisa untuk mendekati Mobil yang berada didepan gerbang rumahnya.

"Assalamu'alaikum Silvi, maaf ya tadi ada masalah sedikit dikantor." Ujar Hydar sambil mengeluarkan kepalanya dari dalam.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh hydar, iya ivi paham kok." jawab Silviana sambil tersenyum lalu masuk ke dalam mobil.

Saat di perjalanan yang paling banyak bicara adalah Annisa, dia adalah perempuan yang sangat tidak bisa diam. Tapi bagi Silviana itu nilai plus yang ada didiri Annisa.

Dulu saat Silviana dibolehkan menginap di rumah Annisa. Annisa pernah berbicara kepada Silviana tentang apa itu arti sahabat bagi Annisa. Saat itu Silviana sedang sibuk dengan buku bacaannya, namun saat mendengar ucapan Annisa dia langsung berhenti membaca dan menatap mata Annisa.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang