TUJUH - Pengakuan.

4.6K 180 3
                                    


Keinginan adalah sesuatu kemauan
Dan kemauan adalah sesuatu yang harus diwujudkan bukan hanya sekedar kemauan tanpa hasil.
~Muhammad Akbar~

🌻🌻🌻

Setelah pertemuan antara Akbar dan Hydar saat dirumah sakit 2 hari yang lalu, saat ini disebuah Cafe Akbar menunggu kedatangan Hydar dia sekedar ingin tahu seperti apa Hydar sampai Silviana bisa kenal hydar seperti mengenalnya.

Dari luar cafe terlihat mobil berwarna hitam baru saja berhenti, dan terlihat seorang laki laki turun dari Mobil itu. Dia Hydar.

"Hay bro, sorry gue telat tadi gue kesiangan bangun. Oh ya lu mau ngomong apa kata Silvi lu mau ngomong ama gue." ujar Hydar sambil duduk didepan Akbar.

"Iya santai saja, ini saya cuman mau nanya kapan anda ketemu dengan silvi."tanya Akbar.

"Aelah lu ngomong bahasa indonesia banget, pakek lu gue aja kalik. Gue ketemu silvi pas gue gak sengaja mau nabrak die mungkin 3 bulan yang lalu entahlah gue lupa." jawab Hydar.

"Maaf, saya sudah terbiasa berbahasa indonesia. Oh kenapa silvi tidak bercerita dengan saya ya." tanya Akbar.

"Ya mana gue tau, lagian lu bukan siapa siapa nya Silvi ngapain juga cerita ama elu. Silvi bentar lagi jadi pacar gue kalik." ucap hydar dibarengi dengan tawa.

"Ha apa anda bilang, silvi jadi pacar anda itu tidak bakal terjadi silvi anti pacaran saya tau itu." ujar Akbar tegas.

"Hahaha... Sok tau banget lu, kalau emang silvi kagak mau jadi pacar gue besok gue kerumahnya ngelamar dia. Beres kan." jawab Hydar .

Deg

Kerumah silvi

Ngelamar?

Tidak boleh!

"Pikiran anda terlalu jauh, saya yang akan lebih dulu melamar silvi. Cam kan itu." ucap akbar tegas.

"Haha.. Bacot lu, buktiin aja siapa dulu yang dapetin Silvi."sinis Hydar.

"Saya akan buktikan, dan saya harap anda tidak menangis kalau anda melihat saya menikah dengan Silvi."ucap akbar dan langsung pergi meninggalkan hydar disana.

"Cih! sombong banget tu orang, die kira gue takut gitu. Apa yang gue mau harus gue dapetin. Hahaha." ucap Hydar sambil tertawa devil.

🌻🌻🌻

"Umi, silvi mau bikin kue." ujar silvi yang masih bersender dipundak uminya.

"Tumben banget mau bikin kue, biasanya sukanya masak."jawab umi.

"Pengen aja mi, padahal pengen beli aja. Tapi toko kue kan ga ada yang deket dari rumah."

"Ya sudah kita bikin saja, sekalian bikin banyak kita suruh keluarga akbar kesini kan udah lama gak makan bareng."ujar umi sambil menegakkan badan silvi.

"Kok keluarga Akbar mi, entar kalau kuenya gak enak gimana. Silvi malu lah, kita makan sama keluarga kita aja mi" Cegaj Silviana yang entah kenapa setiap harus bertemu Akbar jantungnya berdegub lebih cepat.

"Kamu itu banyak alasan vi, bilang aja malu mau ketemu Akbar. Iya kan."

"Ayo mi ke dapur." Silviana menarik tangan uminya.

"Selalu aja ngalihin pembicaraan"ujar umi sambil melihatkan senyum manisnya.

Setelah di cek ternyata persediaan tepung terigunya kurang , Silvi izin keluar untuk membeli bahan kuenya.

Silviana berdiri didepan gerbang. Dia terpaksa memesan ojol karena Mobil yang biasa dipakai dibawa oleh abinya.

Dari kejauhan Silviana melihat ada Akbar dan mobilnya menuju kerumahnya.

"Aduh, ngapain sih akbar kesini."

"Eh ana ngapain ngelamun ayo naik" ucapan Akbar membuyarkan pikiran Silviana.

"Eh.. Ngapain Akbar kesini, trus Akbar mau ngajak ana kemana." Tanya silviana yang masih kaget dengan kedatangan Akbar.

"Ya ngantar beli bahan kue lah na, kan umi nyuruh tadi trus kata umi kamu minta dianterin saya ya sudah saya kesini." ujar Akbar sambil membukakan pintu mobilnya.

"Ha, umi kapan ngomong gitu. Ih umi ngada ngada omongan, aku mau nemuin umi dulu."sebal silviana.

"Eh.. Ana ngapain lagi keburu siang ini, cepatan masuk."cegas Akbar.

"Yah. Ya sudah lah."ucap Silviana langsung masuk ke mobil Akbar.

Tanpa mereka sadari ada orang lain yang sedang memperhatikan mereka.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang