LIMA BELAS - Hukuman.

3.9K 162 23
                                    


Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.”

(HR. Tirmidzi no. 2499; Ibnu Majah, no. 4251; Ahmad, 3: 198. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

🌻🌻🌻

Baru saja Akbar selesai membereskan ruang kerja baru nya.

"Alhamdulillah, selesai juga." Ujar Akbar sambil duduk untuk merenganggkan ototnya.

Ketika hendak memejamkan mata, Akbar mendengar suara ketukan sepatu. Buru buru Ia menoleh.

"Bar, maaf ya baru bisa kesini." Viona melihat sekeliling ruangan baru Akbar."Kok Abi lo bisa mindahin ruang kerja lo diruangan sempit gini. Mana ga ada AC lagi."Sambung Viona.

"Ini hukuman buat saya."

Viona mengernyitkan dahi "Hukumanan, Lo ada salah sama abi lo. Tapi kenapa harus pindah ruang kerja."

Akbar mulai geram."Ya karena salah saya menuruti keinginan kamu yang ga masuk akal. Paham!"

Viona kaget dengan bentakan Akbar."Ma... Maaf." Viona tertunduk lesu.

"Hm.." Akbar berdiri dan keluar meninggalkan Viona didalam.

🌻🌻🌻

Dirumah Silviana kini mulai ramai dengan orang orang WO yang mempersiapkan acara resepsi mereka. Mulai dari dekor hingga pernak pernik lainnya.

Sedangkan Silviana hanya bisa duduk memperhatikan semua pekerja dari kursi yang tak jauh dari panggung resepsi, ini semua perintah Hydar yang tak ingin Silviana kelelahan. Berlebihan, tapi Silviana memaklumi.

"Vi, capek ya." Annisa menarik satu bangku untuk duduk disamping Silviana. "Kamu enak tinggal duduk aja."

"Kalau Hydar ga nyuruh aku duduk aja, mungkin aku yang gantiin kamu kerja sa. Kamu denger sendiri kan Hydar tadi ngomong apa." Ujar Silviana sambil memainkan ujung khimar nya.

Annisa mengangguk." Dasar ya udah tukang gombal sekarang nambah jadi tukang perintah."

Silviana hanya tersenyum mendengar perkataan mereka.

Ketika Silviana dan Annisa sedang asik dengan dunia mereka, umi Silviana datang membawa rantang berisi makanan.

"Nak, anter ke kantor Hydar ya kasian tadi pagi ga sempet sarapan, kamu ke kantor nya minta Mang ujang antar." Kemudian umi menoleh ke Annisa. "Annisa ikut umi kedapur ya."

Annisa dan silviana mengangguk.

Disaat perjalanan mang ujang membuka suara, karena sedari tadi Silviana hanya diam. Biasanya Silviana pasti akan banyak cerita tentang apapun saat berada di kampus kepada mang ujang.

"Non kenapa, jangan terlalu dipikirin soal pernikahan. Dibawa santai aja, nanti setelah pernikahan selesai non pasti tambah bahagia. Dan non pasti lebih bisa menghargai waktu karena setelah menjadi istri nanti ada tanggung jawab kepada suami terlebih lagi jika non sudah punya anak. Non pasti lebih tau bagaimana bahagianya menjadi seorang istri dan seorang anak." Ujar mang ujang sesekali melirik ke Silviana.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang