DUA PULUH EMPAT - Kepingan Masalalu.

4.6K 199 18
                                    

Pagi sekali Hydar sudah berada di butik milik Mamanya. Entah apa yang ingin mamanya beritahu ke Hydar.

Tapi mama nya berpesan agar Silviana tidak ikut, awalnya Hydar menolak. Ini hari weekend berarti hari yang sangat berharga untuk Hydar karena bisa sepuas puas nya bermanja mesra dengan istrinya.

"Ma, ada apa sebenarnya? Kenapa Hydar harus datang sepagi ini ke butik. Sampai sarapan pun Hydar belum."

"Kemana istrimu, tidak berguna sekali. Suaminya tidak diberi sarapan, Sok alim! Tapi ga bisa apa apa."

"Ma stop!" cegah Hydar, Ia sangat benci istrinya dihina. Bahkan yang menghina adalah mama kandungnya sendiri.

"Apa? Apa yang mau distop?"

"Mama stop menghina Silviana, dia ga salah apa apa sama mama. Dia wanita baik." ujar Hydar dengan Nada yang dibuat selembut mungkin, karena jika Ia membalas dengan Nada tinggi juga. Sudah di pasti kan Silviana yang semakin dihina.

Mama Hydar tertawa. "Perempuan sok alim, sok lugu kayak dia kamu bilang baik. Bodoh kamu dar, BODOH!" teriakan mama Hydar mengelegar diseluruh ruangan, beberapa karyawan yang baru datang sempat terkejut namun mereka kembali tenang setelah melihat bahwa itu adalah mama Hydar.

"Silviana ga seperti itu ma, dia baik." Hydar kekeh membela istrinya, walau dengan sedikit melawan mama nya sendiri.

"KAMU DIMANFAATIN SAMA PEREMPUAN SOK ALIM ITU DAR, DIA CUMAN PENGEN NGAMBIL HARTA KAMU. DIA JAHAT TAPI BERMUKA MALAIKAT." Teriak mama Hydar semakin keras, Hydar semakin sakit mendengar semua hinaan yang dituju untuk istrinya.

Hydar tetap sabar, digapai tangan mamanya. "Mama kenapa? Apa yang ngebuat mama sebegitu bencinya sama istri Hydar. " Hydar menatap lekat mata mamanya.

"Dia"

"Dia kenapa ma?"

"Dia ngebuat kamu ga jadi nikah sama Jessie dar." Nada suara mama Hydar kembali naik. "Dan karena itu beberapa perusahaan mama mengalami bangkrut, Karena papah Jessie memutuskan kontrak dengan perusahaan mama. Itu semua Karena ISTRIMU!"

"Ma" Hydar semakin mempererat pegangan tangan ke mamanya. " Ini takdir dari Allaah ma"

Mama hydar melepas kasar tangan Hydar. "Ini bukan takdir tapi kesialan yang dibuat istrimu. Ceraikan dia! Lalu nikahi Jessie."

Hydar menggeleng cepat. "Dengan dan karena apapun kata cerai itu ga akan pernah ada ma."

"Kamu yakin?"

"seratus persen yakin ma."

" Tapi apa kamu yakin setelah mereka datang kembali, kata cerai itu tak akan terucap?"

"Mereka?" Hydar mengernyitkan dahi. "Siapa yang mama maksud."

Bukannya menjawab Mama Hydar malah berjalan keluar butik, Hydar yang masih penasaran akhir nya mengikuti mamanya dari belakang.

Dari jauh terlihat Mobil hitam baru saja datang. Mama Hydar menyambutnya dengan hangat, sedang Hydar hanya melihat penasaran. Apa mungkin itu Jessie?

Ketika Hydar hendak berjalan ke dalam butik, mamanya malah memanggil.

"Dar kemarilah" panggil mama Hydar ketika Hydar hendak masuk kedalam butik. Hydar pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap kearah mamanya.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang