TIGA PULUH EMPAT - Akhir yang bahagia.

4.1K 134 29
                                    

Hari dan bulan berganti begitu saja, Rafa si kecil yang mengemaskan kini sudah semakin lucu dengan segala tingkah polahnya.

Rafa kecil membuat keluarga Silviana menjadi lebih berwarna dengan segala kelucuan dan tingkahnya yang tidak terduga.

Umurnya sudah 4 bulan lebih, walau masih terbilang kecil. Tapi Rafa selalu menimbulkan tawa saat Silviana didekatnya.

2 bulan yang lalu Silviana dan Hydar resmi bercerai dan bulan kemarin Jessie melahirkan anak pertama nya yang sangat cantik mengikuti wajah Jessie. Mereka menamai si gadis kecil itu, Wanda Aisyah.

Pagi pagi sekali Silviana terbangun karena mendengar suara tangisan Rafa, dilihat nya Rafa yang ada disamping nya menangis kencang. Silviana yang tidak tega langsung mengangkat tubuh Rafa kemudian digendong.

“Sayang sayang Anak sholeh nya Bunda kenapa nangis” Silviana bermonolog sendiri sambil menepuk nepuk pelan punggung Rafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sayang sayang Anak sholeh nya Bunda kenapa nangis” Silviana bermonolog sendiri sambil menepuk nepuk pelan punggung Rafa.

Saat Silviana meraba bawah Rafa basah ternyata Rafa ngompol. “Anak gantengnya Bunda ngompol ya, Sholehnya Bunda makin pinter ya kalo ngompol nangis.”

Setelah tangisan Rafa reda, Silviana kembali membaringkan Rafa dikasur untuk menganti baju dan dalaman Rafa yang basah.

Silviana dengan telaten mengantikan baju Rafa dan setelah itu menyusui Rafa agar kembali tertidur.

***

Setelah mengurus keperluan Rafa, Silviana keluar kamar dengan Azna didalam menunggu Rafa tidur.

Setiap pagi Silviana selalu rutin memasak sarapan membantu mbok jum, Silviana membuat makanan makanan sehat yang baik untuk tubuh dan kualitas ASI. Dia tidak ingin Rafa sakit karena makanan yang dimakan tidak sehat.

“Mbok kita buat salad buah sama smoothie pisang buat Ivi trus sarapan Umi, Abi sama Azna telur Dadar sama nasi goreng aja gimana bi?”

“Boleh non lagian kalo mau bikin tumis tumisan sayur, sayur yang dikulkas udah pada layu. Mbok kemarin mau kepasar tapi hujan.”

“Nanti aja bareng sama Azna dianter mang ujang kepasar bi.”

Mbok jum mengangguk. “Iya non...”

Kemudian mbok jum dan Silviana mulai memasak untuk sarapan.

Tak butuh waktu lama Sarapan sudah siap, Silviana memanggil Azna yang ada didalam kamar dan mengendong Rafa yang ternyata sudah bangun.

“Ayo dek sarapan, Umi sama Abi nunggu kamu dimeja tuh.” ajak Silviana setelah mengendong Rafa.

Mereka makan bersama sambil sesekali bergurau Dan tertawa karena tingkah Azna yang begitu hyper aktif.

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang