Musim semi tengah menyambut kota Seoul. Dan karenanya, Hongdae diisi dengan kerumunan orang. Jika dilihat, bukan hanya warga lokal yang terdapat di kerumunan tersebut. Wisatawan mancanegara juga terdapat di kerumunan tersebut. Ini merupakan hal yang biasa karena Hongdae akan sangat ramai saat musim semi datang. Dengan pedagang yang menjual berbagai macam barang dan makanan, warga sekitar yang datang, baik untuk belanja atau hanya untuk berjalan-jalan, dan turis dari berbagai negara. Tapi itu bukan berarti Hongdae tidak akan ramai di luar musim semi.
Seokjin tersenyum melihat pemandangan di sekitarnya. Bisa dibilang Hongdae adalah tempat favoritnya. Dia sering datang ke sini baik untuk belanja atau hanya sekedar berjalan-jalan. Hongdae dan kampusnya tidak terlalu jauh oleh karena itu Seokjin sering ke Hongdae saat kelasnya selesai guna menghilangkan penat.
Dan Namjoon juga suka mengajaknya ke sini. Seperti dua hari lalu dan hari ini.
"Hongdae ramai seperti biasanya," gumam Seokjin.
"Tentu saja." Namjoon menyahut, "Belum lagi saat ini musim semi."
Seokjin tersentak ketika dia merasakan tangan di lehernya. Saat Seokjin akan menarik tangan itu menjauh dari lehernya, dia sadar bahwa itu tangan Namjoon. Seokjin menoleh ke sampingnya ketika mendengar suara tawa Namjoon.
"Aku hanya ingin membetulkan syalmu, Jinseok," jelas Namjoon.
Namjoon kemudian melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Tangannya melingkarkan syal di leher Seokjin hingga tidak ada celah yang terlihat.
Setelah dirasa cukup, Namjoon tersenyum lebar, "Nah, dengan begini kau tidak akan kedinginan."
Seokjin menyentuh lehernya yang dibaluti syal. Kemudian dia tersenyum ke Namjoon. Dan entah kenapa, Namjoon dapat merasakan jantungnya yang berdebar sangat kencang dan cepat di dadanya.
'Ah, bodoh. Tentu saja karena kau jatuh cinta pada perempuan ini.'
"Terima kasih, Namjoonie." Seokjin berterima kasih kepada Namjoon dengan wajahnya yang berseri-seri.
"Astaga, bisakah kau hentikan itu?"
Senyuman Seokjin luntur ketika dia mendengar nada ketus Namjoon. Seokjin tidak mengerti kenapa Namjoon tiba-tiba menjadi ketus. Apakah dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang salah? Tapi apa? Seokjin tidak merasa dia melakukan sesuatu yang salah.
Namun pikiran negatifnya itu seketika sirna saat Namjoon menangkup wajahnya dan menempelkan bibir keduanya. Ciuman itu terasa hangat dan lembut dan Seokjin menyukainya. Satu hal yang Seokjin sukai dari semua tindakan Namjoon selama ini, adalah ketika pria itu menciumnya atau bahkan sekedar kecupan di pipi atau di dahi.
"Jika kau terus seperti itu, selalu terlihat imut dan cantik, aku mungkin akan kehilangan kendali dan berakhir menciummu."
Semburat merah muncul di kedua pipi Seokjin. Entah sudah berapa kali Namjoon berhasil membuatnya tersipu malu hari ini.
"Seokjin, ingatlah kata-kataku ini,"
Seokjin mengangkat kepalanya yang tadinya ditundukkan untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya.
Namjoon menyisir rambut Seokjin yang sedikit berantakan karena angin musim semi yang bertiup sore itu. Seokjin memejamkan matanya, menikmati hangatnya sentuhan kekasihnya di tiap helaian rambutnya. Hingga Seokjin terpaksa membuka matanya ketika Namjoon mengangkat dagunya.
Seokjin dapat merasakan hembusan napas pria di depannya yang keluar dalam bentuk asap putih yang memudar dengan cepat. Rasa hangat terasa di pinggangnya berkat tangan Namjoon yang memegangnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanficSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...