Chap 1: Morning

4.5K 348 12
                                    

Seokjin berjalan tergesa-gesa ke kamarnya yang terletak di ujung apartemennya. Dengan bathrobe yang hanya melapisi tubuhnya, Seokjin terpaksa membiarkan tubuh dan juga rambutnya basah hanya untuk menerima panggilan telepon. Dia baru saja selesai mandi ketika ponselnya berbunyi dari kamarnya.

Seokjin menghela napas. Dia kemudian mengangkat panggilan teleponnya, "Halo?"

"Good morning, princess," sapa suara berat dari ujung lain yang membuat Seokjin tersenyum ketika menyadari siapa yang menghubunginya.

"Selamat pagi juga, Joonie." Seokjin menyapa balik dengan suara tawa kecil.

"Kenapa kau tertawa? Memangnya ada yang lucu?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Seokjin pun kembali tertawa. Namun kali ini, suara tawanya sedikit lebih keras dari sebelumnya.

"Yaa Kim Seokjin, aku sedang tidak bercanda. Berhentilah menertawakanku."

Seokjin menutup mulutnya. Suara tawanya pun mulai mereda namun senyuman tetap terpantri di wajahnya.

"Aaah, maafkan aku. Apakah kau bebas hari ini, Namjoon-ah?" tanya Seokjin.

Perempuan itu kemudian berjalan kembali ke kamar mandinya. Dia meraih handuk yang tergantung di balik pintu. Setelah meletakkan ponselnya di tempat yang kering dan mengubahnya menjadi speaker mode, Seokjin mengeringkan rambutnya yang masih basah.

"Ya, aku sepenuhnya bebas hari ini. Apakah kau ingin aku ke sana?"

Seokjin mendengus, "Tidak, aku ingin kau ke Mars–oh tentu saja aku ingin kau ke sini!"

Terdengar suara tawa yang keras di ujung lain.

Seokjin berdecak tidak suka, "Apa yang kau tertawakan, Mr. Kim?"

"Kau, sayangku. Well, aku tidak bisa membuat 'tuan putri'ku menunggu terlalu lama, bukan? Bersabarlah sebentar saja karena ksatriamu akan segera datang. Bye, sweetheart."

"Yaa, Namjoon—"

Seokjin kembali mendengus kesal mendengar perkataan Namjoon yang baru saja menutup panggilan secara sepihak. Walaupun kelihatannya Seokjin kesal pada pria tersebut, wajahnya mengatakan sebaliknya karena saat ini, rona merah tengah menghiasi wajahnya.

Perempuan tersebut tidak menerima perlakuan Namjoon yang berhasil menggodanya di pagi hari yang cerah ini. Berani-beraninya pria itu menggodanya sepagi ini.

Walaupun begitu, Seokjin diam-diam tersenyum. Setidaknya dia memiliki Namjoon yang selalu bisa menghiburnya di tengah-tengah minggu ujian yang sedang dia tempuh. Itu pun sudah lebih dari cukup.

.

.

.

"Tidak, aku ingin kau ke Mars–oh tentu saja aku ingin kau ke sini!"

Namjoon tertawa dengan kerasnya mendengar kalimat sarkastik Seokjin. Dia tidak tahu bahwa perempuan itu bisa-bisanya memberikannya kalimat sarkastik.

"Apa yang kau tertawakan, Mr. Kim?"

Namjoon berhenti tertawa. Dia pun tersenyum mendengar nada ketus dari sang kekasih.

"Kau, sayangku. Well, aku tidak bisa membuat 'tuan putri'ku menunggu terlalu, bukan? Bersabarlah sebentar saja karena ksatriamu akan segera datang. Bye, sweetheart."

"Yaa, Namjoon—"

Belum sempat mendengar balasan utuh dari si empu suara, Namjoon memutuskan panggilan secara sepihak.

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang