"Maaf jika aku menganggumu, Tae."
Taehyung menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, Nuna. Kami semua sedang beristirahat dan mungkin berdoa."
Seokjin berdeham pelan. "Berdoa, kau bilang?"
Taehyung tersenyum dan mengangguk. "Kami sangat berharap rapat hari ini berakhir sukses."
"Apakah Namjoon menjanjikan kenaikan gaji?" tanya Seokjin memastikan.
Taehyung tertawa mendengar tebakan Seokjin. Dia kemudian mengangguk dan menambahkan bahwa nanti malam mereka akan pergi minum bersama sebagai bonus.
"Biar aku tebak lagi." Seokjin mengangkat jari telunjuknya, "Pasti dia yang membayar?"
Taehyung kembali tertawa dan menganggukkan kepalanya semangat, dia benar-benar tidak sabar untuk malam nanti.
Seokjin tertawa kecil melihat respon Taehyung.
"Oh, aku hampir lupa."
Seokjin tersenyum menatap Taehyung, "Ada apa, Tae?"
"Kenapa Nuna ingin bertemu denganku di kantin?"
.
.
.
Seokjin menatap Namjoon yang terlelap di sampingnya. Dapat terlihat jelas gurat lelah di wajah pria itu. Mata Seokjin beralih ke layar ponselnya yang menyala.
Jam empat pagi.
Dia tidak bisa tidur. Insomnianya kembali menyerang setelah menghilang beberapa bulan. Di saat kepalanya sedang dipenuhi banyak masalah, kenapa insomnianya memilih untuk datang? Benar-benar menyebalkan.
Perlahan dan diam-diam, Seokjin beranjak dari kamar dengan ponsel di tangannya. Setelah memastikan Namjoon tidak bangun, Seokjin menutup pintu kamar dan berjalan menuju dapur.
Tepat saat dia baru turun satu anak tangga, ponselnya berdering. Sambil menghela napas, Seokjin menjawab panggilan teleponnya.
"Apakah kau sendirian?"
"Ya," jawab Seokjin singkat.
"Di mana Namjoon?"
Refleks, Seokjin melirik ke lantai dua. "Di kamarnya, dia sedang tidur."
"Aku akan langsung ke intinya."
Seokjin menyalakan lampu dapur. Dia berjalan menuju rak gelas dan meraih gelas kaca terdepan. Di saat insomnianya menyerang seperti ini, Seokjin lebih memilih untuk minum sesuatu yang hangat. Mencoba untuk tidur bukanlah pilihan yang tepat.
"Namjoon akan menikah dengan putri keluarga Jeon, yang aku yakin kau kenal dengan Jeon Jungkook."
Gelas kaca yang Seokjin ambil kini berakhir di lantai. Suara kaca pecah terdengar keras di ruangan itu, mungkin bisa terdengar dari luar rumah karena suasana sunyi pagi buta.
Seokjin menatap serpihan kaca yang berserakan di lantai dapur. Beberapa serpihan itu mengenai kakinya, tapi dia tidak bisa merasakan apa-apa. Bahkan saat darah segar mengalir dari kakinya, Seokjin tetap diam membeku di tempatnya.
"Jika aku adalah kau, aku akan memutuskan semua kontak dengan Namjoon. Mungkin sampai pindah tempat tinggal. Kenapa jika kau bertanya-tanya? Sederhana saja. Aku tidak ingin hidupku sengsara kemudian harinya."
"Oleh karena itu, aku sarankan agar kau melakukan apa yang aku bilang barusan. Dengan begitu kau tidak akan tersakiti dan aku tidak perlu mengkhawatirkan masa depan Namjoon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanfictionSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...