Chap 33: Reconciliation : Amour

471 56 5
                                    

"Love will find its way through all the languages on its own."

— Rumi

"Bersulang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersulang!"

Seokjin tersenyum lebar. Suara dentingan gelas kaca terdengar jelas di rungan terbuka itu. Walaupun salju turun disertai udara dingin bulan Desember, malam itu terasa hangat bagi Seokjin.

"Lima..empat..tiga..dua..satu! Selamat tahun baru!" seru semua orang yang ada di sana.

Seokjin melihat dengan dua matanya sendiri pancaran kebahagiaan di mata teman-teman yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri. Dia tertawa ketika melihat Jihoon yang menggerutu karena iri melihat kakaknya dicium Jimin. Hal yang sama juga terjadi pada Jaehwan.

Sepupunya itu mengernyitkan keningnya ketika melihat Taehyung mencium Jungkook. Sepertinya dua orang itu iri karena tidak memiliki pasangan untuk menemani mereka saat malam tahun baru.

"Itu sangat menjijikan." Jihoon menggerutu sambil berpura-pura muntah.

Yoongi yang melihatnya pun berdecak tidak terima. Dia kemudian melingkarkan tangannya di leher Jimin dan menjulurkan lidahnya mengejek ke arah Jihoon. "Siapa yang suruh merayakan tahun baru sendirian?"

"Ah diam saja kau nenek lampir!"

"Siapa yang kau panggil nenek lampir huh?! Dasar bocah tidak tahu diri!"

Jaehwan menggelengkan kepalanya melihat kakak beradik Min itu saling kejar-kejaran. Dia baru bertemu teman-temannya Seokjin hari ini, tapi dia mempertanyakan kewarasan mereka semua.

"Hiraukan mereka."

Jaehwan menoleh ke sampingnya.

"Ini sudah seperti rutinitas sehari-hari mereka jika bertemu." Taehyung berkata sambil memberikan seulas senyuman.

"Benarkah?" tanya Jaehwan dengan alis terangkat.

Taehyung tertawa kecil ketika mendengar nada skeptikal Jaehwan. Dia mengangguk sebagai jawaban. "Namanya juga kakak beradik. Kau tidak bisa menyalahkan mereka kalau kadang-kadang tingkah mereka seperti anak kecil meskipun mereka sudah dewasa."

Jaehwan berdeham menyetujui ucapan Taehyung. "Sepertinya kau benar juga. Aku sendiri juga seperti itu dengan Seokjin."

Taehyung tertawa, "Benarkan apa kataku barusan?"

Jaehwan melihat orang-orang di sekelilingnya dengan saksama. Sepertinya dia mengerti kenapa Seokjin sangat sedih ketika dia harus pindah ke Quebec. Seokjin harus meninggalkan teman-temannya. Dan bukan hanya sekedar teman, tapi keluarganya yang sudah mendukung dan menemaninya di saat dia sendirian.

Sudah lama sekali sejak Jaehwan melihat hubungan pertemanan seerat dan sedekat ini. Matanya tidak sengaja melihat Seokjin yang tertawa. Apakah hanya dia saja atau apakah wajah Seokjin memang terlihat lebih cerah dari biasanya?

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang