Chap 34: Reconciliation : Bonheur

622 55 7
                                    

"Real happiness is cheap enough, yet how dearly we pay for its counterfeit."

— Hosea Ballou

Seokjin tersenyum sambil berterima kasih ketika Dong-min menaruh semangkuk nasi di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin tersenyum sambil berterima kasih ketika Dong-min menaruh semangkuk nasi di hadapannya. Dong-min pun terpana ketika melihat wajah Seokjin. Dia sampai tidak mendengar ibunya yang memanggil namanya tiga kali. Remaja itu baru sadar ketika seseorang menjentik keningnya dengan keras.

"Aduh!" ujarnya kesakitan. Tangannya otomatis naik untuk mengusap bagian yang berdenyut sakit. "Siapa yang melakukan itu huh?!"

"Habis kau tidak mendengar panggilan ibumu." Taehyung menatap sepupunya dengan alis tertekuk.

Dong-min mengeluarkan suara tidak jelas. Dia kemudian mengacungkan telunjuknya ke Seokjin dan berteriak, "Memangnya siapa yang tidak akan terpana dengan wajah secantik itu?! Hanya orang yang aneh yang akan bilang kalau Seokjin-nuna jelek. Bahkan wanita mana pun akan merasa iri dengan kecantikan Seokjin-nuna."

"Dong-min, kalian berbeda lima belas tahun. Lagipula, hati Seokjin sudah diambil Namjoon." Ibunya berujar mengingatkan.

Dong-min yang tidak menerima perkataan ibunya pun terus menggerutu sambil memeluk erat lengan Seokjin. Sedangkan Seokjin hanya bisa tersenyum pasrah. Padahal dia baru saja ingin mencicipi masakan yang dibuat ibunya Dong-min. Sup miso khas Jepang.

Belum sehari Seokjin menetap di rumah bibinya Namjoon, dia sudah mengetahui beberapa hal baru tentang Namjoon dan keluarganya. Ternyata keluarga ibunya Namjoon merupakan keturunan Jepang. Itulah kenapa orangtuanya Namjoon sering pergi Jepang, selain urusan bisnis juga karena urusan keluarga.

Lalu bibinya Namjoon juga memberitahu soal pernikahan orangtuanya Namjoon yang didasari kesepakatan bisnis antara dua pihak. Orangtuanya Namjoon memang saling mengenal sejak sma, tapi hubungan mereka tidak terlalu dekat. Hanya sebatas teman satu angkatan, kata bibinya Namjoon. Ibunya Namjoon juga awalnya tidak mau menikah dengan ayahnya Namjoon, tapi pada akhirnya dia tidak memiliki pilihan lain.

Jadilah mereka menikah tanpa adanya cinta di antara mereka. Itu juga merupakan alasan kenapa ibunya Namjoon baru hamil tiga tahun setelah pernikahan mereka. Wanita itu juga menjadi tempat pelampiasan amarah suaminya. Setiap kali ada masalah, ayahnya Namjoon akan menumpahkan amarahnya ke ibunya Namjoon. Pria itu bahkan tidak sadar betapa banyaknya luka memar di tubuh istrinya karena perlakuan kasarnya.

Seokjin turut sedih mendengar itu. Di balik sosoknya yang tangguh dan kuat, ibunya Namjoon tetap merupakan seorang wanita yang rapuh dan layaknya wanita kebanyakan, dia mudah hancur. Tapi dia tidak membiarkan perlakuan kasar suaminya membuatnya lemah.

Dia tetap berdiri tegap memandang ke depan karena dua putranya, kata bibinya Namjoon.

Seokjin hanya bisa diam seribu bahasa. Dia baru sadar betapa sakit tubuh juga hati ibunya Namjoon selama ini. Tindakan keras serta paksaan wanita itu merupakan bentuk kasih sayangnya pada Namjoon dan Taehyung. Dia terus memantau dua putranya dari jarak jauh.

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang