Chap 28: Facing the Future

480 64 8
                                    

Namjoon menatap layar bagian bawah komputernya, di mana tertulis tanggal serta waktu saat ini. Tahun sudah berganti untuk ke sekian kalinya dan baru kali ini dia melewatkannya seorang diri. Biasanya ada Hoseok, Jimin, Yoongi yang menemaninya. Dan karena sekarang ada Taehyung, Jungkook, dan Seokjin, seharusnya mereka juga ikut merayakan tahun baru bersamanya.

Namjoon menghembuskan napas lelah. Ya, seharusnya.

Salah satu alasan kenapa dia menghabiskan malam tahun barunya sendirian adalah karena Seokjin yang tiba-tiba menghilang. Tanpa pesan atau surat singkat, perempuan itu menghilang seakan-akan ditelan bumi. Bahkan Yoongi yang hampir setiap saat tahu keberadaan Seokjin, tidak tahu apa pun. Namjoon sudah bertanya ke Hoseok, Jimin, Jungkook, bahkan Taehyung. Tapi tidak ada satu pun dari mereka yang tahu.

Lalu alasan kedua, ibunya. Tidak ada hari di mana wanita itu tidak datang ke rumahnya atau kantornya, apalagi saat dia tahu bahwa Seokjin menghilang. Namjoon tiba-tiba ingat terakhir kali dia bertemu ibunya. Minggu lalu ibunya datang ke rumahnya. Dengan senyuman menghiasi wajahnya, dia berbicara dengan nada riang.

"Namjoon, kabar baik untukmu!"

Mendengar itu, Namjoon mengangkat sebelah alisnya. Ibunya jarang berbicara seriang itu.

"Apalagi sekarang?" tanyanya singkat.

"Oh kenapa kau tidak bisa senang sedikit, son? Ini benar-benar kabar baik untukmu."

"Ya, karena itu aku bertanya."

Ibunya menggelengkan kepalanya, "Kau benar-benar datar. Seingat Ibu kau tidak sedatar ini saat kecil."

"Orang-orang berubah dan aku bukan anak kecil lagi," jawab Namjoon sambil mengangkat bahunya. "Jadi apa kabar baiknya?"

"Kau akan menikah dengan putri keturunan Jeon!"

Awalnya Namjoon biasa-biasanya saja. Dia kira keluarga Jeon yang lain karena bisa saja ada lebih dari satu keluarga Jeon di luar sana. Seperti keluarganya dan keluarga Seokjin.

"Oh, maksudmu keluarga yang selalu ayah sebut?"

Ibunya mengangguk dengan semangat, terlampau semangat sampai Namjoon mengernyitkan keningnya.

"Ibu senang kau tidak masalah dengan pernikahan ini." Ibunya tertawa ringan, "Ibu kira kau akan menentangnya."

Namjoon memalingkan wajahnya dan mendengus. "Siapa bilang aku setuju?" gumamnya.

"Siapa pula namanya?" tanyanya berbasa-basi.

"Jeon Jungkook."

Namjoon mengusap wajahnya, dia benar-benar lelah dengan ibunya. Tepat saat ibunya mengucapkan nama Jungkook, amarah Namjoon meluap. Dia ingat jelas pertengkaran yang meletus antara dia dan ibunya minggu lalu.

"Apakah kau sudah gila?! Kenapa kau seenaknya memasangkanku dengan Jungkook?!" Dengan nada tinggi dan kasar, Namjoon menghampiri ibunya, "Apakah kau tega menyakiti Taehyung?!"

"Menyakiti Taehyung? Jangan bercanda, Namjoon, Ibu tidak-"

"Jungkook adalah kekasihnya Taehyung. Jangan bilang kau tidak tahu?"

"Tentu saja Ibu tahu dan karena itu Ibu-"

"Karena itu kau memasangkan Jungkook denganku? Karena Taehyung tidak berguna bagimu?" Namjoon memberikan ibunya tatapan tajam dengan seribu pedang, "Apakah kau tidak tahu seberapa kerasnya Taehyung belajar agar dia bisa diakui oleh ayah dan kau? Apakah kau tahu seberapa perih dan sakitnya Taehyung saat tahu bahwa kau dan ayah selalu menempatkannya di posisi terakhir? Apakah kau tahu seberapa sabarnya Taehyung sejak dia tinggal bersama kita?!"

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang