Chap 8: The Fall

1.2K 128 5
                                    

Taehyung memantapkan hatinya. Dia akan menemui Seokjin dan memberitahu perempuan itu tentang keluarganya, terutama tentang orangtuanya yang akan kembali ke Seoul beberapa bulan lagi. Sebenarnya hanya ibunya yang akan kembali ke Seoul, ayahnya meninggal dua tahun lalu. Sekarang dia merasa telah menjadi pendosa karena tidak memberitahu kakaknya soal kedatangan ibu mereka dalam beberapa bulan dan tentang kematian ayah mereka dua tahun silam.

Alasan Namjoon tidak tahu adalah karena pria itu tidak bisa dihubungi Taehyung. Mereka tidak tahu nomor satu sama lain dan Namjoon memutuskan hubungan dengan orangtuanya. Kenapa Mr. Lee tidak memberitahu Namjoon? Itu karena Namjoon benar-benar tidak mau berhubungan lagi dengan orangtuanya.

Taehyung tidak tahu kakaknya akan sebenci itu kepada orangtua mereka. Padahal Namjoon adalah anak kandung orangtua mereka dan Taehyunglah yang dipindahkan ke Busan dengan alasan yang tidak dia ketahui. Seharusnya Taehyung yang membenci mereka, bukan kakaknya.

Taehyung menggelengkan kepalanya dan membuang jauh-jauh pikiran itu. Dia menatap lekat peta yang ada di ponselnya. Walaupun Taehyung sudah tinggal di Seoul selama 2 bulan, Taehyung masih belum terbiasa dengan jalanannya. Saat ini dia sedang berada di kereta hendak menuju apartemen Seokjin.

Tidak sampai setengah jam, Taehyung telah sampai di apartemen Seokjin. Dia pun menghampiri pria yang kelihatannya berada di akhir lima puluhnya. Taehyung bertanya tentang Seokjin, namun pria itu enggan memberitahunya dengan alasan dia tidak pernah melihat Taehyung kemari.

Namun setelah sedikit penjelasan dan perdebatan, pria yang bernama Kwang-sun itu pun memberitahu Taehyung bahwa Seokjin tinggal di lantai dua. Tapi Kwang-sun menambahkan bahwa Seokjin sedang pergi ke luar dan belum kembali. Menurut dugaan Taehyung, Seokjin sedang berada di kampusnya, Universitas Hongik.

Dan ke sanalah Taehyung akan pergi.

Saat Taehyung sedang sibuk melihat peta di ponselnya, dia tidak sengaja menabrak seseorang. Ketika dia hendak meminta maaf, Taehyung terkejut ketika mengetahui siapa orang yang baru saja dia tabrak.

"Namjoon-hyung."

Namjoon merintih kesakitan karena kopi panasnya baru saja tumpah ke bajunya. Taehyung pun segera meminta maaf dan berkata bahwa dia akan menggantikan kopi kakaknya itu. Namun Namjoon membalasnya dengan gelengan kepala.

"Kau ingin ke mana? Dan di mana Jungkook?"

"Aku ingin pergi ke Universitas Hongik dan Jungkook ada di apartemen," jelas Taehyung.

Keduanya kini berjalan di tengah ramainya kota Seoul. Suara klakson mobil dapat terdengar dari perempatan jalan di depan mereka. Bermacam toko terlihat di pinggiran jalan dan Taehyung tidak akan berbohong, dia sangat ingin masuk ke kedai kopi yang tidak jauh dari Universitas Hongik. Dia ingin memesan espresso macchiato dingin karena udara lembab ini lama-lama menyiksanya juga.

Namun sepertinya kopi itu harus menunggu karena netranya tiba-tiba menangkap sosok Seokjin yang hendak menyeberang. Dia pun memanggil nama Seokjin, namun perempuan itu tidak menoleh. Taehyung pun meminta kakaknya untuk tetap di tempatnya dan Taehyung pun berlari ke arah Seokjin.

Namjoon berteriak, "Taehyung!! Apa yang kau lakukan?!"

Tapi Taehyung tidak memedulikan teriakan kakaknya itu. Dia terus berlari.

Lampu lalu lintas berubah menjadi merah dan semua orang pun menyeberang, begitu pula dengan Seokjin. Taehyung mempercepat larinya sebelum lampu lalu lintas berubah hijau dan kendaraan mulai berjalan kembali.

Namun entah kenapa, dari ujung matanya, Taehyung dapat melihat truk yang berjalan dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Mungkin sekitar 100 km/jam dan truk itu kelihatannya tidak akan berhenti. Taehyung mengalihkan pandangannya dari truk itu menuju perempatan di depannya.

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang