"Sial!"
Taehyung menggeram. Dia meletakkan kasar ponselnya dan melempar dirinya ke sofa. Jungkook yang melihat kekasihnya tersebut hanya dapat menghela napas.
Sejak tadi pagi, Taehyung tidak bisa tenang. Pria itu tidak henti-hentinya bersungut-sungut, merutuk, mendengus, dan mengusap kasar wajahnya. Jungkook khawatir kekasihnya itu akan menyakiti dirinya sendiri nanti. Dia pun menghampiri Taehyung dan memegang pundak pria itu.
Taehyung menggerang penuh nikmat ketika Jungkook memijat pundaknya. Seulas senyuman terbentuk di wajah Jungkook.
"Pundakmu tegang sekali, Taehyung." Jungkook terus memijat bagian yang tegang di pundak kekasihnya itu. Jungkook dapat melihat mata Taehyung yang terpejam dan dia tahu pria itu tengah menikmati pijatannya.
Dengan menghela napas, Jungkook memantapkan dirinya untuk bertanya, "Hey, jujur padaku. Apa yang membuatmu murung sejak tadi pagi?"
Taehyung membuka matanya. Jungkook menggigit bibirnya cemas, dia mencoba untuk tetap tenang walaupun dia merasa sedikit takut.
Jungkook pernah melihat Taehyung marah dan dia tidak suka saat Taehyung marah. Pria itu akan membentak, alisnya akan menekuk sempurna, dan aura gelap akan terpancar dengan kuat darinya. Jika Taehyung tidak bisa menahan amarahnya, dia akan memukul siapapun dan apapun. Jungkook tahu itu semua karena dia sering melihat Taehyung marah dan dia pernah dipukul oleh Taehyung saat pria itu lepas kendali.
"Aku mencoba menghubungi Seokjin-nuna tapi hingga sekarang tidak dijawab."
Tapi satu hal yang sangat Jungkook sukai dari Taehyung adalah sikap jujur pria itu. Tidak peduli seberapa marah, kesal, dan gusar pria itu, dia akan tetap memberitahu Jungkook masalahnya. Jungkook bersyukur Taehyung bukanlah orang yang pandai menyembunyikan rahasia karena dengan begitu, Jungkook dapat mengetahui masalahnya dengan cepat.
"Dan bisakah kau beritahu aku kenapa kau mencoba menghubungi Seokjin-unni?" tanya Jungkook pelan-pelan.
Ruangan itu lengang. Rintikan hujan mengenai kaca jendela dapat terdengar jelas. Suara penghangat ruangan yang tengah menyala pun juga dapat terdengar. Jungkook menelan ludahnya. Dia kurang suka suasana sunyi seperti saat ini. Auranya tidak mencekam, tidak. Hanya saja, terasa hampa.
"Ada sesuatu yang harus dia ketahui tentang...sesuatu." Taehyung berujar ragu.
Merasa penasaran, Jungkook pun bertanya, "Sesuatu? Apa maksudmu, Tae?"
Jungkook pun diam menunggu, dia tahu Taehyung akan menjawabnya. Seperti yang sudah dia katakan, Taehyung tidak pintar menyembunyikan rahasia. Sebesar apapun dan sepenting apapun rahasia itu, dia akan berakhir mengucapkannya.
Rahang Taehyung mengeras. Jungkook dapat melihatnya.
"Tentang keluargaku dan Namjoon-hyung. Tentang orangtua kami."
Alis Jungkook mengerut bingung. Dia masih tidak mengerti maksud Taehyung.
Taehyung yang melihat ekspresi bingung Jungkook pun hanya diam.
Setelah mendengar kabar dari Mr. Lee, perasaan Taehyung berubah kalut. Mr. Lee sendiri adalah orang yang sudah dia anggap sebagai pamannya sendiri. Mr. Lee bekerja untuk keluarganya sejak Namjoon masih kecil. Tugasnya adalah sebagai pengawal, penjaga, serta asisten kakaknya yang sekarang seorang CEO. Taehyung sudah lama tidak berbicara dengan Mr. Lee, berhubungan dia dipindahkan ke Busan dan Mr. Lee harus menetap di Seoul karena harus mengikuti kakaknya.
Soal kabar yang Mr. Lee sampaikan, mengingatnya membuat Taehyung merinding. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar tadi pagi.
"Tae..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanfictionSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...