Chap 24: Limits

825 79 3
                                    

"Semuanya!"

Semua pasang mata yang ada di kedai itu memusatkan perhatian mereka pada satu orang yang berdiri sambil mengangkat tinggi-tinggi gelas kaca berukuran kecil berisi soju. Suasana ramai kedai kini berubah sunyi berkat satu orang itu.

"Mari kita bersulang untuk kesuksesan perusahaan ini, untuk kita semua, dan tentunya untuk atasan kita yang jenius dan berwibawa, Tuan Kim Namjoon. Bersulang!"

"Bersulang!"

Suara dentingan kaca bertemu kaca terdengar di seluruh isi kedai. Suara gelak tawa dan obrolan kembali meramaikan kedai yang berukuran sedang itu.

Namjoon tersenyum ketika rekan kerjanya meminta bersulang, dia memerhatikan wajah riang penuh kebahagiaan di semua rekan kerjanya. Semua orang yang hadir mala mini merupakan orang-orang yang setia padanya walaupun mungkin ada beberapa dari mereka yang terpaksa datang ke kantor.

Terpaksa atau tidak, Namjoon benar-benar berterima kasih pada mereka semua. Jika bukan karena bantuan dan dukungan mereka, rapat hari ini mungkin tidak akan berjalan semulus dan selancar yang Namjoon harapkan.

"Apakah Anda tidak minum sojunya, Tuan Kim?"

Namjoon berdeham singkat sebelum menjawab sambil tersenyum, "Seseorang sedang menungguku di rumah, aku tidak ingin mabuk saat pulang nanti."

"Waaah, apakah itu kekasih Anda, Tuan Kim?"

"Eh, Tuan Kim punya kekasih?"

"Tentu saja dia punya, dasar bodoh. Bos semuda dan setampan dia mana mungkin tidak memiliki kekasih? Perempuan mana yang akan menolak pesonanya?"

Gelak tawa mengisi sudut kedai yang tengah Namjoon tempati, dia sendiri tertawa kecil mendengar obrolan tersebut. Hembusan napas keluar dari mulutnya. Lagipula, dia akan menyetir nanti, dia hanya akan membahayakan dirinya sendiri jika minum terlalu banyak.

Mata Namjoon beralih ke soju yang mengisi gelas kaca yang ada di tangannya. Pikirannya memutar kembali rapat pagi tadi, tapi bukan itu yang menjadi fokusnya. Melainkan Lee Jaehwan, pria yang merupakan pemiliki Perusahaan Lee saat ini. Masih sulit dipercaya bahwa Lee Jaehwan ternyata anak adopsi dan sekarang menyandang kedudukan tertinggi di perusahaan keluarga Lee.

Apa yang Jimin katakan padanya pagi itu terputar ulang, tentang hubungan antara cucu dan kakek yang dimiliki Jaehwan dan kakeknya.

Jika perihal tersebut memang benar, lantas kenapa kakeknya masih memberikan semua kepemilikan perusahaan pada Jaehwan? Apakah dia tidak memiliki cucu lain?

Namjoon melipat tangannya di depan dada, bukankah Jimin bilang ibunya Jaehwan merupakan anak kedua dan termuda di keluarga Lee? Lalu bagaimana dengan kakaknya? Apakah dia memiliki anak?

Tangan Namjoon terangkat mengusap wajahnya. Astaga, kenapa pula dia memikirkan semua hal itu? Bukan tempatnya juga untuk memikirkan urusan keluarga lain di saat keluarganya sendiri berantakan. Ngomong-ngomong soal keluarganya, mata Namjoon beralih ke Taehyung yang duduk di samping Jimin. Adiknya itu terlihat menikmati waktunya dengan asisten sekaligus stafnya.

Apakah dia harus menghampiri Taehyung dan membicarakan kejadian kemarin? Tidak, mungkin ini bukan waktu yang tepat. Dia mengajak semua stafnya untuk merayakan hari penting ini. Taehyung masih terhitung sebagai stafnya, dia berhak menikmati malam ini tanpa harus memikirkan kejadian kemarin.

"Kau baik-baik saja, Kawan?"

Namjoon menoleh ke sampingnya. Hoseok tengah berjalan dengan sebotol soju dan gelas kecil di tangannya, pria itu kemudian menarik kursi dan duduk di samping Namjoon.

"Kau tidak punya teman minum?" Namjoon mengangkat alisnya.

Hoseok tertawa, dia kemudian menepuk punggung Namjoon, "Tentu saja aku punya banyak teman minum, semua yang ada di sini mengenalku, Joon. Pertanyaannya adalah.., apakah kau punya teman minum?"

Hold On [ Namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang