Matanya tebuka lebar saat melihat orang di depannya. Setelah bertahun-tahun, Namjoon tidak menyangka akan melihat sosok itu ketika dia membuka pintu depannya pagi itu. Taehyung mungkin sudah memberitahunya, memberinya peringatan, tapi Namjoon tidak mengira akan secepat itu.
"Ibu."
"Namjoon, dear. It's been a long time," sapa ibunya yang tersenyum.
Namjoon tidak membalas senyuman tersebut, dia menatap tajam wanita di depannya.
Namjoon berucap dingin, "Yes, it's been a long time, mother."
"Bagaimana kabarmu, Namjoon-ah?"
Namjoon diam, dia tidak memiliki niatan untuk membalas wanita di depannya. Jika saja Namjoon bisa menulikan telinganya, maka Namjoon akan senang sekali.
"Apakah kau tidak ingin menjawab ibumu, Namjoon-ah? Ah, teganya kau membiarkan ibumu di luar sini, Namjoon-ah. Di mana sopan santunmu?"
Alis Namjoon berkedut. Kedua tangannya terkepal di sisinya.
Kesabaran Namjoon semakin menipis berkat ibunya yang terus mengoceh. Entah itu mengoceh tentang dia yang tidak sopan, udara dingin yang menusuk tubuh, dan masih banyak lagi.
Namjoon baru saja akan membantah dan memarahi ibunya, tapi sentuhan ringan di pundaknya membuatnya menoleh ke belakang.
"Siapa itu, Joon-ah?"
Dengan cepat, Namjoon membalikkan badannya, "Itu bukan siapa-siapa, Jinseok."
Hari ini mungkin hari tersialnya. Namjoon baru ingin memberitahu Seokjin untuk menunggu di kamarnya ketika ibunya kembali bersuara. Tapi, kali ini kalimat yang keluar dari mulut wanita itu benar-benar membuat kesabarannya habis.
"Siapa dia, Namjoon-ah? Pembantu barumu?"
"Jangan seenak-enaknya memanggilnya pembantu." Namjoon menatap tajam ibunya.
Ibunya memasang ekspresi terkejut, begitu pula dengan Seokjin.
Seokjin menarik pelan lengan Namjoon, dia menyuruh Namjoon untuk tenang. Irisnya tidak sengaja bertemu dengan iris wanita yang berdiri di hadapan Namjoon. Tatapan tajam wanita itu tidak terarah pada Namjoon, tapi pada Seokjin.
Di pikirannya Seokjin bertanya-tanya siapa wanita itu. Dari penampilannya, wanita itu terlihat di awal lima puluhnya. Kerutan di wajahnya hanya sedikit, kurangi kerutan di dahinya yang Seokjin duga terlihat karena wanita itu marah. Pakaian yang dikenakannya juga terlihat mahal. Dan astaga, apakah itu Gucci yang tertulis di kerah mantel wanita itu? Bukankah merek itu mahal?
"Ehem."
Seokjin mengerjapkan matanya.
Seokjin segera menundukkan kepalanya ketika mengetahui bahwa wanita itu baru saja memergokinya sedang memerhatikan. Seokjin mengeratkan pegangannya di lengan Namjoon.
"Jinseok, apakah kau bisa menunggu di kamarku?"
Seokjin mendongak ketika Namjoon berbisik.
Seokjin sangat penasaran dengan identitas wanita itu, tapi dia juga tidak ingin mengetahuinya. Seokjin takut jika dia tahu sekarang juga, pikirannya akan menjadi kosong dan membuatnya terlihat bodoh.
Seokjin tidak ingin terlihat bodoh, tidak di depan wanita yang masih menatapnya tajam.
Dengan terpaksa, Seokjin melepaskan tangannya dari lengan Namjoon dan melangkah mundur. Hal terakhir yang dia lihat adalah Namjoon yang bergeser dan mempersilahkan wanita itu masuk. Apa yang terjadi setelahnya, Seokjin tidak tahu menahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanfictionSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...