Pagi itu matahari bersinar cerah. Udara yang bertiup kala itu tidak panas maupun dingin disertai bunga-bunga sakura yang bermekaran. Di mana pun kau berjalan, pasti ada saja pohon sakura yang terlihat di ujung mata. Jalanan dipenuhi orang-orang yang berlalu lalang, ada pula yang berhenti untuk memotret foto.
Pohon sakura memiliki waktu hidup yang singkat, itulah kenapa orang-orang sangat antusias menyambut mekarnya pohon itu.
Lewat jendela, Seokjin dapat melihat jejeran pohon sakura berdiri dengan anggun seakan-akan mengundang orang-orang untuk mendatanginya. Seulas senyuman merekah di bibirnya yang terpolesi sedikit warna merah muda.
"Dugaanku benar, Jin-ah, kau tidak perlu memakai make up terlalu tebal. Seperti ini saja sudah cukup."
Seokjin berbalik badan dan menatap pantulannya di cermin besar di hadapannya. Ibunya benar, ini sudah cukup. Dia juga tidak suka berdandan terlalu tebal atau ribet.
Saat pintu terbuka, Seokjin dan ibunya seketika menoleh. Ketika Yoongi dan Jungkook masuk, Seokjin menyambut kedua sahabatnya itu dengan senyuman lebar. Dia pun merentangkan tangannya dan bertanya sedikit ragu, "Bagaimana penampilanku?"
Ketika Yoongi dan Jungkook hanya diam, jantung Seokjin seperti ingin copot. Tapi melihat senyuman kecil Yoongi yang tulus, Seokjin tahu jawaban sahabatnya itu.
"Cantik bukanlah kata yang tepat untukmu, Jin. Kau telihat menawan."
Seokjin tersentak ketika Jungkook mengusap ujung matanya. "Jangan khawatir, ini hanya hormonku saja. Huaa! Aku tidak percaya hari ini tiba juga!"
Jungkook berlari tergopoh-gopoh dan memeluk Seokjin erat. Seokjin dapat merasakan perut Jungkook yang membesar karena janinnya yang berumur enam bulan. Sambil tertawa kecil dan menahan air mata, Seokjin membalas pelukan sahabatnya yang sebentar lagi akan melahirkan anak keduanya.
"Cih! Ini merupakan kedua kalinya kau hamil dan hormonmu masih saja liar." Yoongi menyindir tapi Seokjin tahu wanita itu hanya bercanda.
Ibunya pun terkekeh kemudian mengusap lembut punggung Yoongi. "Yoon-ah, kau juga lagi hamil dan belakangan ini kau sering memarahi orang-orang."
Yoongi memalingkan wajahnya yang memerah. Seokjin tertawa melihat itu.
"Wah wah, kenapa di sini ramai sekali?"
Mereka semua pun menoleh ke arah pintu. "Mom," panggil Seokjin ketika mengetahui ibunya Namjoon yang masuk.
"Astaga Jin-ah, kau cantik sekali, Nak."
Seokjin merona mendengar pujian ibunya Namjoon, dia masih saja malu jika menerima pujian seperti itu. Jungkook melepas pelukannya dan memberikan ruang bagi ibunya Namjoon untuk menghampiri Seokjin.
"Maaf kami tidak jadi memilih acara pernikahan tradisi Jepang seperti yang keluargamu mau, Mom." Seokjin meminta maaf seraya membungkuk.
Ibunya Namjoon menggeleng. Dia membelai pipi Seokjin yang berbalur bedak tipis, "Itu tidak apa-apa, Nak. Ini merupakan pernikahan kalian berdua, terserah kalian ingin acaranya seperti apa."
Seokjin tersenyum dan berterima kasih.
"Oh! Aku hampir lupa. Acaranya akan dimulai sebentar lagi. Jadi aku harap kau sudah selesai berdandan."
Seokjin mengangguk sebagai jawaban.
"Kami semua akan menunggu di luar, Jin-ah," ujar ibunya yang membantu Jungkook berjalan keluar. Mereka berdua kemudian disusul Yoongi dan ibunya Namjoon, menyisakan Seokjin sendiri.
Ketika Seokjin berbalik badan, dia menatap pantulannya entah untuk yang ke berapa kalinya pagi itu. Waktu berlalu dengan sangat cepat sampai-sampai Seokjin tidak menyadari betapa panjang dan banyaknya hal yang telah dia lalui. Seokjin tidak mengira dia akan sampai ke hari ini, hari di mana dia akan menikah dengan pria yang dicintainya lebih dari apapun.
Seokjin tersenyum. Dia kemudian berjalan menuju pintu, di mana dia akan bertemu pria yang sudah menunggunya di altar dan mengucapkan janji seumur hidup. Di mana mereka berdua akan membuat lembaran yang baru.
.
.
.
"Sometime when you love very much, you have to go through
every tear, every heartache, and every pain.
Because in the end it's not about how you love,
but how much you hold on.".
.
.
Selesai sudah ceritanya ya guys.Ini merupakan cerita pertamaku jadi tolong dimaklumi kalau seandainya ada yang kurang di sana sini, terutama plot dan cara penulisannya.
Terima kasih bagi kalian yang sudah membaca, memberi vote, & memberi komen di ceritaku ini ^^
Sampai jumpa di cerita selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanfictionSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...