Pagi itu merupakan pagi yang sangat cerah. Dengan desiran udara yang sejuk dan tidak terlalu kencang, suara nyanyian burung-burung yang indah, dan langit yang dicat dengan warna biru cerah dengan sentuhan warna putih di sana-sini. Sebuah pagi yang sangat Seokjin sukai.
Sejak Seokjin masuk rumah sakit, Namjoon menjadi lebih protektif. Seokjin tidak dibolehkan Namjoon untuk pergi sendirian karena takut terjadi apa-apa. Seokjin tahu dia belum bisa berjalan tanpa bantuan kruk, tapi dia masih bisa berjalan tanpa bantuan Namjoon.
Seokjin menghargai bantuan dan perhatian Namjoon, tapi dia merasa terlalu dikekang oleh Namjoon. Seokjin membutuhkan sedikit kebebasan. Akan sangat disayangkan jika pagi ini dia lewatkan dengan mendekam di kamar inapnya.
Perempuan itu menghirup udara pagi dalam-dalam. Seokjin tersenyum setelah dia menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Dia benar-benar menikmati paginya di bawah lukisan biru dan putih itu.
Seokjin berbalik badan dan melihat sekeliling taman. Seokjin dapat melihat beberapa pasien yang sedang berjalan, berbincang, merenggangkan ototnya, atau hanya sekedar duduk seperti dirinya. Dia juga dapat melihat Taehyung dan Jungkook. Pasangan kekasih itu menikmati pagi ini dengan bercengkrama dan sesekali bercanda, sedangkan Seokjin tidak.
Dia menikmati paginya seorang diri, tanpa ada perbincangan maupun candaan dengan kekasihnya. Menyadari itu, raut wajah Seokjin berubah menjadi murung.
Seokjin juga ingin seperti itu. Dia juga ingin menikmati pagi yang cerah ini dengan kekasihnya sembari bercengkrama dan bercanda. Bahkan jika dia digoda ataupun dijahili Namjoon, dia tidak masalah. Asalkan dia tidak melewati paginya tanpa Namjoon, Seokjin sama sekali tidak masalah dengan semua itu.
"Kenapa aku sangat keras kepala?" Seokjin bergumam pada dirinya sendiri.
"Itu benar, kenapa kau sangat keras kepala?"
Mendengar suara berat yang meresponnya, Seokjin berbalik badan. Namun, sebelum dia dapat mengetahui siapa orang itu, pandangannya berubah hitam. Kedua tangannya naik dan meraba benda yang telah menghalang penglihatannya.
Tangan. Seokjin tahu itu adalah tangan. Tanpa ragu, Seokjin menebak orang itu, "Namjoon?"
Karena tidak mendapat respon, Seokjin menurunkan kedua tangan yang menutup matanya. Senyuman terbit di wajahnya ketika tebakannya benar.
"Aku benar, itu memang kau."
Namjoon tersenyum, dia kemudian menempati tempat kosong di sebelah Seokjin, "Memangnya kau pikir siapa hm?"
"Kau." Seokjin menjawab sambil tersenyum.
Namjoon mengangkat sebelah alisnya, "Aku?"
Seokjin pun mengangguk. Perempuan itu tersenyum hingga kedua matanya menyipit.
Namjoon yang melihat Seokjin pun merasa gemas. Dia pun membelai halus surai coklat Seokjin yang sangat dia sukai itu. Pergerakan tangannya berhenti dan membuat Seokjin bingung.
Tiba-tiba, Namjoon menarik Seokjin ke dalam pelukannya. Aksinya tersebut membuat Seokjin kaget bukan main. Namun Seokjin tidak melawan, dia mencoba menyamankan dirinya di pelukan Namjoon.
Seokjin dapat merasakan tangan Namjoon yang kembali membelai rambutnya dan juga punggungnya. Merasakan sentuhan lembut itu, Seokjin memenjamkan kedua matanya dengan senyuman di wajahnya.
Namjoon yang melihat ekspresi tersebut, tersenyum puas.
Ttidak terdengar apa-apa dari Namjoon maupun Seokjin. Keduanya terlalu sibuk dengan menikmati kehadiran satu sama lain. Kehangatan yang menyelimuti mereka berdua membuat pasangan tersebut terbuai dan terlena. Mereka ingin berada di posisi ini lebih lama, bahkan jika mungkin, selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On [ Namjin ]
FanfictionSetelah satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihmu, kalian seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih dekat karena kalian sudah belajar tentang satu sama lain selama satu tahun. Kim Seokjin percaya itu. Mungkin takdir ingin menguji cintanya terhadap...