Episode 02

837 73 8
                                    

________________________________________

Aku melihat batu crystal itu memancarkan cahayanya. Cahaya berwarna ungu sama seperti waktu kulihat di hutan dekat air terjun pengharapan itu.

Apakah ini ....

Benar-benar aktif?

Tanpa berpikir panjang aku langsung menyentuhnya, dan sesuatu terjadi ....

Batu crystal itu memancarkan cahayanya lebih terang lagi dan bergetar saatku memegangnya.

Lalu, retakan terjadi di batu crystal itu, dan tidak lama pun hancur kembali menjadi serpihan crystal-crystal kecil.

Dan ... tidak terjadi apa-apa ....

Tidak ada sesuatu yang terjadi Apakah gagal?

Jadi, begini ya hasilnya ....

Hmm ... kembali tidur saja.

(Beberapa lama kemudian)

Saatku tidur aku mendengar sebuah suara seseorang sedang berbicara di dekatku.

Suara seorang gadis ....

Namun, suaranya tidaklah asing ....

Benar, seperti suara Ashyla ....

Mungkin ini hanya mimpi karena aku seharian memikirkannya.

Tapi, tanganku sangat terasa hangat.
Tidak tahu kenapa tiba-tiba aku merasakan kehangatan di tanganku.

Lalu aku mulai tersadar dari tidurku dan aku membuka mata, kemudian ....

"Kanato kamu sudah sadar?"

Suara itu ....

Saat aku menolehkan kepala, ternyata ....

Itu adalaha, Ashyla ....

"A-ashyla???" tanyaku dengan sangat terkejut.

Lalu ia menjawab dengan tersenyum dan mata yang berkaca-kaca, "Iya Kanato, ini aku calon istrimu ...."

I-ini ... apakah bukan mimpi?

Aku mencoba menampar pipiku beberapa kali dan hasilnya, ini bukanlah mimpi ....

A-apakah ... aku sudah ... benar-benar kembali?

"Ada apa Kanato?" tanya Ashyla.

Ashyla ....

Aku pun langsung memeluknya, dan air mata yang tak tertahankan lagi telah membanjiri wajahku ....

"Ashyla!" panggilku menangis dipelukkannya.

"Ehh ... Kanato?"

Perasaan ini ... perasaan yang benar-benar bahagia!

"Akhirnya aku kembali ... aku tidak mau berpisah darimu!" ujarku dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

"Tenang Kanato, tenang ... kita tidak akan terpisahkan. Aku selalu ada di sisimu, begitu juga kamu ..." sahutnya dengan memelukku erat.

Aku ... benar-benar bersyukur ....

Terima kasih telah mengijinkanku kembali ke dunia ini lagi ....

Setelah dilema yang cukup membuatku tersiksa, akhirnya aku terlepas dari rasa sakit itu. Sekarang aku sudah kembali ke
dunia yang kuharapkan ini.

Setelah berselang waktu dari tangis bahagiaku yang akhirnya dapat terlepas, aku pun menceritakan semua kejadian yang kurasakan saat itu kepada Ashyla.

Dan ternyata waktu 2 hariku di dunia nyata, di sini hanya berlangsung beberapa jam saja ....

Karena kata Ashyla setelah aku memegang batu crystal itu dan kejadian buruk itu menimpaku, rasa sakit dan mati rasa yang kualami tiba-tiba hanya sekitar 6 jam dari kepulihanku saat ini.

Jadi, seperti jiwa yang berpindah alam, ya?

Tapi, saat ini perasaanku sangat lega tidak ada beban yang memberatkan hidupku saat ini. Rasanya benar-benar seperti hidup kembali ....

Jadi, kesempatanku menatap langit malam yang penuh dengan cahaya bintang masih bisa terwujud, ya ....

Aku sungguh-sungguh bersyukur!

Tidak lama kemudian Asuka pun datang, "Papa ..." Berlari dan langsung memelukku.

"Asuka ... aku merindukanmu ..." sahutku sangat merindukannya.

"Papa, jangan sakit lagi, ya. Mama dari tadi duduk di samping papa sambil memegang tangan papa, loh ...."

Jadi ... begitu, ya. Rasa hangat yang ada di tanganku selama ini.

"Terima kasih, Ashyla. Kamu selalu menemaniku di setiap saat," ujarku padanya.

"Iya, tidak apa aku senang bisa menemanimu. Oh, ya apa kamu lapar?"

"Ehh ... iya, hehe ...."

"Baiklah biar aku ambilkan dulu ya, Asuka tolong jaga papamu, ya?"

"Baik ...."

Perasaan kehadiran orang yang kita cintai benar-benar langsung merubah semua keadaan ....

Saat ini aku tahu, penyebab yang membawaku ke dunia ini dan yang mebawaku kembali ke dunia nyata adalah kekuatan batu crystal itu.

Kekuatan batu crystal itu menjadi penghubung antara duniaku dengan dunia ini.

Seperti portal teleportasi, ya?

Lalu Guru Zen datang menghampiriku, "Kau sudah baikkan, Kanato?"

"Guru ... iya, terima kasih telah mengkhawatirkanku,"

"Tidak, Nona Ashyla yang sangat mengkhawatirkanmu dan tentunya gadis kecil itu juga,"

"Oh, Asuka, hehe ...."

Aku pun menanyakan hal tentang batu crystal itu kepada Guru Zen, mungkin dia tahu tentang asal usulnya batu crystal itu.

"Hmm ... batu crystal yang berwarna sedikit gelap, ya? Terdengar seperti batu crystal milik seorang penyihir waktu dulu," ujar Guru Zen mencoba mengingat-ingat.

"Milik seorang penyihir?"

"Namanya sudah lama tidak terdengar, Izuma Danzo. Dia adalah penyihir lama yang bersemayam dengan Naga Merah sudah hampir 20 tahun kabarnya tidak terdengar,"

"Izuma Danzo, apakah dia juga bisa mengendalikan Naga Merah?"

"Sebenarnya memang dialah orang pengendali Naga itu. Kekuatannya belum banyak diketahui tapi, katanya sebelum dia meninggalkan negeri ini dia telah meninggalkan sebuah kutukan,"

"Sebuah kutukan?"

Lalu, tiba-tiba Raja Arashi menanggapi juga, "Ya, itu benar ...."

"A-ayah?" ujarku sedikit gugup.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, Kanato?" tanyanya.

"Sudah baikkan, besok juga aku sudah bisa seperti keadaan normal,"

"Baguslah kalau begitu. Jadi, kenapa kamu menanyakan tentang kutukan itu?"

Lalu aku menjelaskan juga semuanya kepada Raja Arashi dan juga Guru Zen.

"Begitu, ya. Belum diketahui pasti kutukan apa yang penyihir itu lakukan. Mungkin bisa jadi batu crystal yang kau temui itu adalah perbuatan penyihir itu," tanggap Raja.

"Aku juga memikirkan hal yang sama, bisa jadi itu adalah kutukan yang dia tinggalkan," ujarku sambil berpikir keras.

"Iya, tapi sekarang tidak usah dipikirkan lagi hal itu, yang penting semua aman terkendali dan kau sudah berkumpul kembali bersama kami," ucap Raja tersenyum.

"Iya ... aku juga sangat bersyukur kita dapat bersama-sama lagi."

Jadi, ada sebuah misteri lagi dari dunia ini yang belum kuketahui ....

Tapi, kelihatannya penyihir yang bernama Izuma Danzo itu bukanlah sekedar penyihir biasa.

Pengendali Naga Merah yang sesungguhnya, ya?

Benar-benar berbahaya ....

________________________________________

Another World S3 [END] [In Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang