Episode 26

370 35 7
                                    

————————————————

(Alueheim)
(Ruang Rapat)

Tiba-tiba guru Zen datang ke ruang rapat dengan tergesa-gesa.
"Gawat yang mulia... sesuatu yang gawat baru terjadi..."

"Ada apa? Tenangkan dirimu Zen dan katakan apa yang terjadi?"
Ujar raja kepadanya.

"Huft... jadi... para penyihir itu memiliki pasukan baru yang mulia, pasukan tambahan..."
Kata guru Zen.

"Hah!? Pasukan tambahan? Jumlah mereka saja sudah banyak, di tambah lagi dengan pasukan baru... berapa jumlahnya?"

"Jumlahnya sedikit yang mulia tapi..."

"Ha? Tapi kenapa?" Tanya raja dengan penasaran.

"Tapi... pasukan tambahan itu adalah... Undead."

Hah!?
U-undead???

"A-apa!? B-b-bagaimana bisa... pasukan Undead ikut perang ini..." kata raja Arashi dengan terkejut.

Hmm...
Undead ya...
Pasti itu ulah si Danzo...

"Itu mudah saja... karena Danzo dapat melakukan pemanggilan seperti itu." Sahut Kanato legendaris tiba-tiba.

"A-apa maksudmu..." kata raja.

"Kalau begitu sekarang kita harus mengubah strategi kita karena kemunculan Undead membuat startegi yang telah kita buat tidak akan berjalan lancar."
Ujar Kanato legendaris.

"Tapi, bukankah Undead tidak mempan dengan serangan biasa?"

"Masalah Undead biar aku dan Alice yang mengatasinya yang mulia.
Karena selain aku pengguna elemen cahaya Alice juga dapat menyegel para Undead dengan segel penyuciannya dalam jumlah banyak. Dan Kanato muda kau tetap berada di barisan depan sesuai rencana pertama."

"Baik..."

Aku tidak habis pikir kenapa perang ini benar-benar mengejutkan semua orang.
Kekuatan mereka yang tiba-tiba menjadi kuat dan adanya pasukan Undead yang membantu mereka...

Sial...

Kalau begitu kita kalah jumlah...

(Taman Alueheim)
04.00 PM.

Angin yang berhembus di sore hari benar-benar kencang.
Suara daun yang tertiup angin menambah kenyamanan saat ini.

Hmm... tiduran disini tidak buruk...

Tiba-tiba...

"Kanato..."

"Heh!? Hah!?"

Aku sangat terkejut tiba-tiba Ashyla datang dan menampakkan wajahnya tepat di depan wajahku.

"A-ashyla? Huft... bikin kaget saja..." sahutku sambil mengelus dada.

"Hehe... habisnya kamu terlihat banyak pikiran jadi aku kagetkan saja biar merelaxkan pikiranmu..."

"Heh? Kamu... hehe... terima kasih ya..."

"Heh? Kenapa berterima kasih?"

"Kamu selalu memperhatikanku... aku senang..."

"Ehh... tentu saja... aku kan harus memperhatikanmu agar tidak bertindak ceroboh..."

"Heh? Ceroboh?"

"Iya... aku ingin kamu memperhatikan keselamatan dirimu juga Kanato... aku tidak mau kehilanganmu lagi. Cukup sekarang tetaplah hidup, hiduplah bersama kami..."
Katanya sambil tersenyum manis.

"Ashyla..."

Entah kenapa setelah mendengar perkataannya tadi air mataku mengalir dengan sendirinya.

Apa... apa ini...

Kenapa aku menangis...

"Kanato?"

"Ehh... aku tidak apa-apa... aku juga tidak tahu kenapa bisa air mata ini keluar..."

Dan tiba-tiba Ashyla datang memelukku dan berkata...
"He'em... biarkan air mata itu keluar, itu akan membuatmu lebih lega..."

"Ashyla... terimakasih..."

Aku tidak tahu misteri apa yang ada di depanku nanti, apakah suatu kebahagiaan atau kesedihan.
Semua tidak ada yang tahu mengenai hari esok, lusa, maupun sesudah perang nanti.

Semua tentu saja mengharapkan yang terbaik. Pertama aku harus berhasil memenangkan perang ini agar semua orang yang ada mendapatkan kebahagiaannya.

Prioritasku adalah menjaga senyuman di wajah mereka, Ashyla... Asuka... aku akan mencoba yang terbaik.

(Tersisa 2 Hari Lagi)
04.30 AM.

"Baik, semuanya sudah berkumpul. Saat ini kita akan menuju Golden Land dimana tempat yang menentukan nasib bagi dunia ini. Tentu saja kita percaya bahwa saat pulang nanti kita tidak mungkin pulang dengan tangan yang kosong, kita ambil kemenangan kita lagi!" Sahut kapten Asahi.

"Ya! Kita harus menang!" Sahut para pasukan.

Bagus...
Semuanya telah bersemangat...

Saat ini kami seluruh pasukan yang ikut serta dalam perang akan menuju Golden Land.
Dan lebih utamanya lagi, arah utara dimana tempat Danzo dan sang Naga itu memimpin pasukannya akan melewati tempat Golden Land.
Jadi... mereka akan bertarung melawan kami di tempat itu.

Sesuai informasi yang di dapat, para Undead bergabung bersama pasukan yang di pimpin Danzo yaitu, bagian utara.
Dan bagian timur serta barat akan segera menyusul dan datang ke Golden Land. Karena Danzo pasti membutuhkan kekuatan yang besar untuk melawan kami, maka dari itu ia akan menarik mundur pasukan yang ada di sebelah timur dan barat lalu bergabung menjadi satu bersama pasukan yang ada di utara.

Ya, yang kami khawatirkan adalah jumlahnya.
Jumlahnya bila menjadi satu titik maka sudah seperti pasir yang ada di tepi pantai, seperti itulah kekuatan mereka para penyihir...

Tapi, banyak jumlah tidaklah menjadi sesuatu yang pasti untuk menang. Karena kami memiliki kekuatan yang besar dan mampu melawan beribu-ribu pasukan.

Kami tidak gentar...

Kami kuat...

Karena kami adalah pemenang...

Pemenang sesungguhnya yang pantas menduduki dunia ini.
Untuk menjadi dunia yang jauh lebih baik...

"Baiklah ayo berangkat..." sahut kapten Asahi.

Oke...
Sudah dimulai...

Tidak ada kata mundur dan bersembunyi di balik perang.
Karena ini sudah terlanjur dan harus di lakukan...

Hmm...
Perang terakhir...

Sudah kuputuskan ini akan menjadi perang terakhir bagi dunia fantasi ini.

Karena kita... harus keluar dari mimpi buruk ini...

————————————————

Another World S3 [END] [In Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang