Chapter 31

791 40 19
                                    


Lollita.

Nama itu selalu berdengung di kepalanya, pasca kejadian tadi yang tidak terduga oleh siapa pun, bahkan Nada sendiri. Kecuali, author.

Ia harus mencari tau, atau lebih tepatnya menyelidiki tentang perempuan itu.

Nada menghela nafasnya, ternyata benar firasatnya yang akan bertemu lagi dengan dia.

Entah mengapa, Nada mempunyai firasat buruk tentang perempuan yang bernama Lollita itu.

Nada membaringkan badannya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya yang agak gelap. Sebab saat sore, Nada lebih nyaman dengan suasana kamarnya yang remang-remang.

Bosan, akhirnya ia membuka lock screen handponenya dan beralih ke aplikasi chat yang selalu ia gunakan.

Nata Dekokoh : Nad?

Nada tersentak kaget sekaligus bingung, bingung kenapa Nata mengirimi pesan kepadanya. Padahal status mereka masih pacaran.

Bales, ngga. Bales, ngga. Bales. batin Nada.

Nada RiskH : Iya.

Nada mengigiti jari-jarinya, dengan perasaan harap-harap cemas ia menunggu balasan Nata.

Lima menit..

Lima belas menit..

Tiga puluh lima menit..

Nada mendesah kecewa, sepertinya Nata salah kirim. Ia pun menaruh handponenya di atas nakas seraya merubah posisinya menjadi duduk, lalu ia menunduk menatap kosong lantai di bawahnya.

"Gue gak boleh lemah!" tekadnya seraya berdiri tegak. Sedetik kemudian, ia tertunduk lesu. "Dan gue, harus mandi."

Dengan perasaan yang masih kecewa, Nada berjalan lesu menuju kamar mandi, bertujuan untuk membersihkan diri.

Tanpa Nada sadari, saat ia menuang sabun cair ke dalam bathtup yang sudah terisi dengan air. Nata membalas pesannya.

Nata Dekokoh : Hehe, singkat ya😂 btw, jalan yuk. Udah lama gak jalan hehe.. Jam 7 udah siap ya.. See you my luph😘

Dan saat ia merendamkan diri di bathtup, ia merasa.... nama Lollita, mengapa tidak asing?

**

Nata sudah siap dengan kaus oblong yang dilapisi jaket jeans, celana jeans hitam, dan sepatu converse.

Sebelum melangkah keluar kamar, Nata menatap dirinya sejenak.

"Udah ganteng, makin ganteng." gumamnya.

Kemudian, ia melangkah keluar kamar.

"Mau kemana?" tanya Dian seraya meneliti penampilan Nata dari atas rambut hingga ke bawah kaki. "Ah, pasti mau jalan ya sama Nada?"

Nata terkekeh kecil seraya mencium pipi Dian, "Mamah tau, dan berarti itu bukan pertanyaan yang harus Nata jawab." ujarnya sambil tersenyum lebar.

"Yaudah, hati-hati.. Jangan pulang terlalu larut loh Nat, kasian anak gadis pulang terlalu larut."

"Iya Mah, Nata berangkat ya. Assalamu'alaikum.."

"Waalaikumsalam.."

**

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang