Chapter 29

900 40 5
                                    

Minggu pagi, adalah hari yang cocok untuk bermalas-malasan di bawah gelungan selimut tebal nan lembut di kamar.

Nada lah yang termasuk ke dalam kategori manusia seperti itu jika Minggu pagi. Kini matanya lelah dan bengkak, di sebabkan insiden tadi malam yang masih teringat jelas dan memang akan teringat sampai kapan pun.

Nada menghela nafas menatap jam weker di atas nakas menunjukan pukul 6, waktu yang masih sangat pagi untuk bangun pada hari Minggu.

Ia mencoba memejamkan matanya, tetapi mengapa saat ia memejamkan mata malah bayang-bayang Nata yang muncul?

Nada berdecak, sepertinya ia harus mandi, dan itu adalah pilihan yang terbaik. Ia pun turun dari kasur lalu berjalan gontai menuju kamar mandi.

"KAK NADA!!! ADA TEMENNYA TUH!!" samar-samar teriakan Mila terdengar sampai ke dalam kamar mandi, membuat Nada menghentikan aktifitas menggosok giginya.

"KAK!!"

Brak! Ingin rasanya Nada mengutuk adik perempuannya itu.

"Kak, lo lagi mandi?" suara Mila mendekat ke pintu kamar mandinya.

Nada menyalakan shower, sebuah kode untuk Mila.

"Oh.. Oke, cepetan ada temen lo tuh di bawah."

Nada mengangguk, ia berharap Mila merasakan anggukan yang Nada berikan.

BLAMB!

"Bangsut, ade sialan." geram Nada mendengar pintu kamarnya tertutup dengan tidak sopan.

Selang beberapa menit, Nada keluar dari kamar mandi sudah berpakaian santai ala rumahan. Ia membuka lock screen handpone dan aplikasi chat yang selalu ia gunakan.

Nada mendesah lelah, Mungkin dia masih tidur, kan hari Minggu. batinnya.

Tok tok tok!

"KAK?! KAK NADA?!! LAMA BENER LU!?" suara cetar Mila di balik pintu membuat Nada kembali lagi ke permukaan.

"IYA, BENTAR NAPA ETT!!" sahutnya jengah, sambil beranjak untuk membuka pintu yang telah menampilkan sesosok Mila bersedekap dada di depannya. Ia menaikan alisnya.

Mila menurunkan kedua tangan, dengan pelan ia tertunduk takut. "Ada temen sejati lo itu di bawah, dari tadi dia nungguin lo kak." cicitnya.

"Siapa? Cewe atau cowo?" tanya Nada dengan intonasi datar.

"Cowo." balas Mila sambil mendongak menatap Nada.

Dahi Nada berkerut halus, "Nata?"

Mila menggeleng, "Bukan."

"Terus, siapa?"

"Lo turun aja deh, lo liat sendiri." usul Mila.

Mendengar usul Mila, Nada pun bergegas menuruni anak tangga dengan sedikit berlari, lalu menuju ruang tamu.

Nada tersentak kaget, "David?!!" tanpa berpikir panjang ia melompat memeluk David.

David yang mendapati serangan Nada hanya bisa terkekeh geli, "Miss me, hm?" bisik David di samping telinga Nada.

Nada bergidik, "Serasa kaya gue itu pacar lo njir." perlahan Nada melepas pelukannya.

David tertawa pelan, "Jangan marah dong, beb."

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang